23

226 7 0
                                    

sebangun nya pagi itu. mereka mengucapkan selamat tinggal, sebagai simbol perpisahan dan penyambutan untuk hari ini.

mereka menjalani aktivitas normalnya. Citra kembali bersekolah di pagi hari. dan Dito kembali bekerja melanjutkan tugas lain nya. jangan bertanya seberapa banyak pekerjaan Dito!

pria maskulin itu pergi mengendarai mobilnya menuju kantor bisnis nya. bukan sebuah gedung perusahaan besar! hanya suatu ruangan sedang di dalam Tokonya. rencana nya sih, akan benar-benar membuat Kantor perusahaan! itulah sebabnya pria itu sibuk mati-matian. tapi, telfon semalaman kemarin lumayan menaikan mood nya hari ini.

banyak rapat sana-sini yang ia hadiri. semua presentasi, isi otak yang ia bendung semalaman sudah di tuaikan kepada bawahan nya. pun ia berjabat tangan dengan pebisnis lain.

"dilihat dari lahan nya, tempat ini sangat strategis. dilalui pejalan kaki, banyak lahan parkiran. dan pusat perbelanjaan pula disini. jadi, apa yang membuat anda tak setuju membangun disini, pak?" tanya Dito serius, menjawab pertanyaan seorang pria berumur 30-an yang sebelumnya kontra.

"tuan, setahu saya lahan itu sudah ada yang punya. baru saja di beli pebisnis lain minggu lalu" jawabnya lugas, tapi membuat Dito merasa risih.

"Nuwun sewu, ampun nyebat pak!"-permisi tak usah panggil saya tuan! balas Dito tegas!

pria itupun langsung menganggukan kepalanya pelan sebagai permintaan maafnya.

Dito kembali melanjutkan jawaban nya. "sudah dimiliki pebisnis lain?" tanya Dito kembali memastikan.

"nggeh pak" jawabnya membenarkan.

Dito menarik nafasnya dalam-dalam lalu duduk di atas kursi nya. "ya beli saja darinya" jawabnya percaya diri membuat beberapa orang disana terkagum, pun ada yang tak setuju.

"jika itu dilakukan, takutnya menimbulkan masalah baru, pak. bisa juga menambah permusuhan, jika saingan kita tersinggung" ujar pekerja lain.

"itu belakangan. kita ini pebisnis, saling bernego. tujuan diutamakan. kita coba dulu untuk menghubunginya" jawab Dito jelas.

"pak, kemungkinan harga yang mereka tawar akan sangat mahal!" usul pekerja lain sedikit resah.

"harga langit itu, akan cepat terbayar jika kita mendapatkan lahan nya. percayalah tempat itu sangat emas! kita membangun satu toko disana, langsung akan balik modal. dibandingkan dengan lahan lain yang kita cari sebelumnya, lahan ini lebih berpotensi" ujar Dito berhasil meyakinkan rekan nya.

"benar, pak! wilayahnya sangat strategis untuk dibangun usaha kita. jajaran ruko disana didominasi oleh style, dan busana. cocok untuk kita. pun lahan nya cukup luas untuk dibangun toko besar!" ujar rekan lain menimpali dengan semangat!

Dito tersenyum kecil sambil mengangguk-anggukan kepalanya. "bagaimana?" tanya nya meminta persetujuan tim.

rekan-rekan nya saling memandang satu sama lain, pun berbisik-bisik kecil. lalu mengangguk puas. "setuju pak!" jawabnya lantang.

tapi tiba-tiba satu orang mengangkat tangan nya, membuat perhatian Dito terpacu, menatapnya penuh tanya.

"bagaimana jika mereka menolak pak? adakah opsi lain?" tanya nya berusaha mengantisipasi.

"terus tawar harganya, sampai ia menyerah. berikan nominal yang ia butuhkan. kita memiliki budget yang cukup. ingat! konfirmasi harga nya dulu pada saya sebelum accept"

"baik pak!"

rapat siang itupun bubar dengan hikmat. Dito berjalan santai menuju parkiran untuk mencari makan siang. sementara beberapa pekerjanya langsung memasang wajah dongkol karena ia harus mati-matian bernego dengan pebisnis lawan.

MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang