26

241 11 0
                                    

"permisi!!" teriak Lexis dengan pakaian yang sama seperti terakhir kali di bandara pagi tadi.
ia berteriak memanggil penghuni rumah bernomor 7 ini.

tak lama, seorang ibu-ibu berwajah ramah datang menghampiri membuka gerbang, mempersilahkan Lexis masuk.

"mau ketemu siapa?" tanya nya tersenyum hangat.

"dito! ada kan?"

"owalah mas Anin, ada! monggo mari masuk" ajak Mbak ART menuju pintu utama.
saat memasuki ruang tamu, Lexis berpapasan dengan Galuh yang sedang menyisir rambut dengan jari.

Galuh menyernyit heran dengan kedatangan Lexis ini. tapi ia enggan bertanya, jadi memilih menatap Mbak dengan penuh arti.

"ini, dia mau bertemu mas Anin" ujarnya peka.

"oh" ujarnya ketus, lalu pergi begitu saja menuju belakang. ia tinggalkan Lexis dengan acuh. membuat wanita itu mendecih kesal.

"anying! awas aja!" gumamnya penuh dendam.

"MBAKK!!" teriak suara wanita dari arah dapur. ART itu di panggil oleh majikan nya. dengan tergesa-gesa ia memilih pergi. rumah ini sedang sibuk karena akan kedatangan tamu. jangan sampai masakannya gagal!

"aduh, maaf yo? saya buru-buru, dipanggil nyonya. mbak tunggu disini aja yo?" ujarnya menepuk-nepuk sofa di ruang tamu ini.

"MBAKK JUM?" teriak Hanum sekali lagi karena dirasa tak ada tanggapan.

"IYAA NYONYA!" balas Mbak dengan suara melengking. ia segera berlari kecil ke arah dapur meninggalkan Lexis yang kebingungan.

"e-eh mbak, kamar Dito sebelah mana?" tanya Lexis.

"di lantai dua, mbak!!" jawab Mbak spontan tanpa menoleh sedikitpun. yang ia pikirkan adalah bolu di oven! takut gosong!

tanpa izin, Lexis memilih langsung naik ke lantai dua. tak ada attitude emang!

kemudian, ia melihat pintu kamar yang sedikit bercelah. cahaya berwarna biru keluar dari ruangan itu. ia yakin itulah kamar Dito!

ia sempat mengetuk pintu 3 kali. tapi tak menunggu sang tuan datang, ia langsung saja masuk kedalam kamar yang ternyata memang kamar Dito! ia menelaah rinci kamar Dito. ia merasa senang sekaligus dapat mengetahui kamar Dito.

mata nya pun melirik ke arah balkon di ujung sana. Terlihat tubuh Dito yang membelakangi nya sambil memegang gitar.

dengan jahil, Lexis mengendap-endap lalu mengejutkan Dito.

"darr!!!"

Dito terperanjat kaget, langsung melirik Lexis yang da di belakang nya. alis tebal langsung berkerut. menaruh kekesalan dan kebingungan.

"ngapain kamu?!" ujarnya ketus, tak ingin Lexis berada di kamar nya.

"santai!! ini aku mau balikin barang, ketinggalan tadi di pesawat" ujarnya lalu menyodorkan sebuah kain penutup mata lucu berwarna coklat.

"suruh siapa boleh kesini?!" ketus nya sekali lagi, tak peduli apapun alasan nya.

"diluar aja diluar!" usirnya maju ke arah Lexis agar ia mundur.

Lexis jadi mundur. "ish yaudah sabar aja kali! nih!" ia menyodorkan penutup mata itu.

Dito dengan kasar mengambilnya lalu ia lempar ke atas kasur. "udah! sana!" kesalnya tak nyaman.

"bentar dulu!" tolak nya.

"mau apa lagi?!" malas nya.

"mau ngomong"

"ya, yaudah di luar aja gausah disini!" heran nya.

"disini aja! bentar kok! serius" pinta Lexis memohon.

MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang