11

308 12 1
                                    

Setelah aksiden kemarin, suasana dirumah menjadi canggung. Gadis itu murung di dalam kamar, jarang keluar. saat malam hari ia menangis. Tak ia pedulikan lagi pesan dari Dito dan teman-temanya.

tak ia pedulikan juga panggilan dari ibunya diluar kamar mengajak makan. "de, sini makan dulu" ucapnya lembut. "nanti aja bu" balas Citra sambil memeluk guling tak ingin berinteraksi dengan siapapun.

"nanti nanti ujungnya engga, sini bareng ibu. ada jamur krispi kesukaan kamu" rujuknya.

"nanti bu, sisain aja" balasnya malas.

"adee.." panggilnya lembut.

"iya nanti makan eh, ga sekarang!" kesalnya karena memaksa.

Ratih pun menyerah, ia beralih menuju meja makan bersama suaminya. hari itu hari libur, jadi mereka tidak keluar rumah, hanya Dewi saja yang bekerja.

"masih murung dia?" tanya Waryo peduli.

"mas sih! kasar banget kemarin. jadi gitu dia" kesal Ratih mengingat kejadian lalu.

"khawatir aku, jadi kelepasan" ucapnya menyesal.

"iyoo, minta maaf lah" suruh Ratih sambil mengambil nasi ia tumpahkan kedalam mangkuk.

"hm, nanti kalau sudah dia membaik" ucap Waryo sambil melahap nasi dalam mangkuknya. ia menyesal terlalu kasar.

"tapi dipikir-pikir sepertinya dia dengan Mas Anin sedang ada masalah ta?" curiga Waryo.

"ora ah! wong gada curiga apa-apa dari kemarin" balas Ratih tak percaya karena tidak melihat kecurigaan apapun.

"ade bohong ke Mas, katane harus datang ke sekolah lebih awal. terus jam pulang, malah keluyuran sampe Mas Anin nanyain. kayak menghindari Mas Anin toh?"

Ratih baru mengerti. "oh iyoo! sehabis dari rumah Tomo. ade ketus toh bahas Mas Anin?" baru saja mengingat hari hari lalu.

"masalah perjodohan pasti" terka Waryo yakin.

"sepertinya gitu, mereka bahas masalah itu jadi canggung toh?" balas nya.

"ajak ngobrol itu anak ya? tanya ade kenopo?" suruh Waryo pada istrinya. anak gadisnya pasti akan lebih terbuka pada ibunya.

"iyoo, nanti ta ajak ngobrol" angguk nya patuh.

....

Sesampainya Ratih di kamar Citra. ia melihat pemandangan kanarnya cukup berantakan. gorden pun ditutup rapat sengaja menghalangi cahaya matahari masuk. Ratih menyimpan makanan di meja sebelah kasur. lalu membuka gorden. anak gadis, sudah siang masih tidur!

Citra yang merasa silau langsung terbangun sambil menyipitkan matanya yang bengkak akibat menangis malam-malam.

"bangun de! udah siang ini"

"iiih tutup lagi gorden nya!" ucapnya serak.

"bangun loh! tuh ibu bawa makanan nya kesini, lagian ade gamau turun"

"gamau, masih mau bobo" ucapnya manja lalu kembali memeluk guling menghadap tembok.

"eehh ni anak!" kesal Ratih lalu membuka paksa selimut tebalnya, menarik tubuh Citra terduduk di kasur. "ibu tau kamu udah bangun! ayo jangan malas!" ucapnya lalu lanjut menarik-narik tubuh anaknya menuju pintu kamar mandi.

"mmm gamauu!!" rengek Citra malas terkena air,sudah seperti kucing saja.

"cepet eh!" kesal Ratih yang berhasil memasukan Citra kedalam kamar mandi lalu ia tutup. karena dipaksa, mau tidak mau gadis itu menyiram wajahnya dengan air segar.

MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang