34

233 8 0
                                    

gadis itu menangis haru. hatinya begitu tersentuh setelah mengetahui alasan di balik penolakan Dito selama ini. salah dirinya sendiri yang enggan mengetahui alasan nya sejak lama.

ternyata apa yang dikatakan Ipal, Dodi, dan Hanum memang benar adanya. Dito sudah cinta padanya sejak lama. begitu jelas ia menunjukan sayang itu, tapi mengapa dirinya enggan mengiyakan? malah kelimpungan sendiri.

terbesit rasa menyesal dengan sikap kekanak-kanakan nya selama ini. ia selalu memusingkan Dito dengan sikap nya. walaupun, kejadian dengan Lexis memang Dito yang salah.

apa pria itu tau? dirinya lah yang membuatnya sampai masuk rumah sakit?

"hiks.. kenapa ga bilang dari dulu?" gadis itu meraung-raung nangis.

Dito tersenyum kecil, sikapnya saat ini baginya sangat lucu. "shh ini salah saya, saya kira kamu ngerti"

"huaaa!! aku gak sepeka itu bang" ia semakin menangis sambil mengucek matanya. malu.

"udah nangisnya.." Dito menenangkan. kembali menepuk-nepuk kepalanya.

selang belasan menit. tangis itu mulai mereda. sepanjang itu ia hanya meratapi sikap nya yang bodoh selama ini. ia menyesalinya dan merasa malu sendiri. ditambah lagi ia sedang berhadapan dengan nya.

kemudian ia menatap Dito dengan arti yang sulit di gambarkan. ia mengusap air mata dan hidung nya sebelum membuka mulut.

"tapi aku gabisa ikut bang dito" ucapnya tiba-tiba, membuat tatapan semangat Dito meredup.

"loh kenapa? saya bener-bener udah siapkan semuanya untuk kamu" panik.

"kamu gak perlu khawatir lagi! masalah sekolah disana saya udah urus sama galuh" lanjutnya membuat Citra melotot kaget. se siap itukah?

sesaat mereka hanya saling pandang sibuk dengan pikiran nya.

"kamu gak cinta sama saya?" tanya Dito melemah.

"gak gitu bang.."

"aku ngerasa belum siap nikah sekarang"

"gak nikah sekarang pun gapapa, kamu ikut saya aja kesana"

"bang.. gak bisa"

"aku gamau kehilangan masa remaja aku disini bang. aku gamau ninggalin temen-temen. aku belum siap adaptasi disana"

"saya gak tenang jauh-jauh dari kamu. cukup dulu aja kita pisah. sekarang takdir pertemukan kita, saya gamau relain kamu"

"kita gak akan berpisah bang! kita gak akan lost con-"

"saya disana bukan sebentar, citraa" Dito menghembuskan nafas kasar. memandang ke bawah, memainkan jemari gadis itu sejak tadi.

"kamu tau sendiri saya orang nya gimana. apalagi soal kamu.." wajah Dito menjadi resah.

Citra mengangguk paham. "aku ngertii bang, tapi gak bisa segamp-"

"plis sekalii aja turutin yang saya minta" Dito memohon, meraup tangan gadis itu di keningnya dengan mata terpejam. begitu banyak harapan dan rencana yang sudah ia susun.

"saya bahkan gak tau selama apa saya disana"

melihat Dito yang lemah ia jadi ikut sedih. mengetahui bahwa ia akan pergi jauh.

"aku ga siap pisah sama ayah ibu"

"banyak cita-cita yang pengen banget aku capai disini. bukan disana. bang dito juga pasti cita-cita nya tinggi sampe pergi ke Qatar kan?"

"cita-cita tertinggi saya itu, ya kamu!"

"saya dapat peluang bagus disana. pekerjaan disana menjamin untuk saya menafkahi kamu. saya ingin kasih lebih, kamu harus hidup dengan pantas dan bahagia"

MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang