27

223 8 0
                                    

hi semua! sebelum nya mohon maaf atas lama nya kalian menunggu next part cerita ini! karena satu dan lain hal. sengaja juga bikin kalian penasaran xixixi

💥enjoy this chapter💥
.
.
.
.
.










sepasang remaja menaiki sepeda motor, menembus kemacetan Bandung sore itu. sebulir air mata menetes terbang kebelakang terbawa deru angin.

"urang ga tenang kalo mane nangis terus! ceritain dulu!" pinta Putra risau, karena gadis yang ia bonceng terus sesegukan.

tadi, ia di telfon tiba-tiba oleh citra dengan nada yang memilukan. ia seketika panik, langsung tancap gas mendatangi rumahnya.

gadis itu muak di dalam rumah, jadi ia memutuskan pergi.

"udah cepetin aja motornya! nanti belok kanan" balas gadis itu sedikit berteriak sambil mengarahkan Putra kemana harus membawanya pergi.

"mau kemana sih?" heran Putra.

"udah diem!" kesal Citra sambil mengusap air matanya.

tak ingin berdebat di situasi seperti ini. jadi ia menurut. selama 30 menit, sampailah mereka di tempat yang Citra ingin.

"bengkel?" heran Putra membuka helm nya setelah menepi tepat di depan bengkel bernuansa modern.

"mane mau service motor?" tanya Putra konyol menatap Citra yang turun dari motornya.

"tunggu disini, gak lama kok" balas Citra pelan lalu masuk kedalam bengkel yang ramai akan pegawai sedang mengutak-atik benda ber-oli.

Putra terdiam heran tapi ia menurut saja.

Citra memutar bola matanya, mencari sesosok Dodi. ternyata pria itu ada di balik meja pembayaran.

Dodi menatap Citra bingung dan sedikit panik karena melihat raut wajahnya yang kusut. matanya pula sangat bengkak.

"eh? kenapa ini?" bingung Dodi memajukan badan nya dari belakang meja.

"balikin motor aku!" tegas Citra to the point.

"tiba-tiba?"

"balikin!"

Dodi sedikit tersentak saat mendengar nada Citra meninggi. sepertinya ada masalah besar.
ia harus segera melapor pada Dito!

"bentar, bilang dulu ke-"

"gausah!" potong Citra kesal.

Dodi menatap Citra teduh, ia menyelidik wajah imut itu penuh tanda tanya.

"ada masalah apa sama Dito?"

Citra memandang Dodi sengit. malas berbasa-basi. malas juga menceritakan yang terjadi hari ini. malas mengucap nama Dito!

"itu motor aku. saya bukan siapa-siapanya. dia gada berhak atas saya. saya ingin motor balik" tegas Citra dingin membuat Dodi menatap Citra tak menyangka.

dengan kalimat itu saja, Dodi sudah bisa menyimpulkan! ini bukan masalah besar! tapi sangat besar! bencana!

jangan-jangan, Dito tidak mencintai gadis di hadapanya ini? makanya sampai dibuat nangis? tidak mungkin! ia yakin Dito sangat jatuh cinta padanya.

MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang