Sebelum lanjut ke ceritanya, silahkan vote dan Follow akun aku, kalo ada typo tandain / maklumin aja :v
Happy reading
Silvia melangkahkan kakinya memasuki gedung besar di hadapannya dengan menggandeng tangan kecil milik Bian.
Hari ini ia pergi ke perusahaan karena ada meeting penting. karena waktu itu babysitter bian ia pecat, jadi ia membawa Bian kesini sekarang.
Para karyawan di perusahaan ini sepertinya sangat menghormati Silvia asli. Dilihat dari sikap mereka yang menyapanya dengan ramah sambil sedikit membungkukkan badannya.
Silvia pergi ke lantai paling atas dengan menggunakan lift.
"nda, ian lapal." Bian berseru dengan kepala yang mendongak untuk menatap Silvia, Silvia menundukkan kepalanya untuk menatap Bian, ia lalu membawa Bian ke dalam gendongannya.
"Ian mau makan apa?" Silvia bertanya dengan tangannya yang bergerak membawa kepala Bian untuk bersandar ke tubuh nya.
"Ian mau mie!" Bian berseru dengan mata yang berbinar, ia menatap Silvia dengan tatapan penuh harap.
"Tidak, Ian tau mie dari mana?" Silvia mengalihkan pandangannya agar tidak menatap Bian, ia menatap lurus ke depan dengan kaki yang berjalan menuju ruangan pribadinya
"Semalam Ian lihat bunda mam mie." Bian berujar dengan tangan yang memainkan kancing kemeja Silvia.
Silvia menghela nafas, "Ian masih terlalu kecil untuk makan mie. nanti kalau Ian sudah besar, bunda gak akan ngelarang Ian makan mie, asalkan jangan terlalu sering. Oke? " Silvia berujar memberi pengertian, Bian yang mendengarnya di buat cemberut, namun tak ayal ia mengangguk patuh.
"Kalau begitu, Ian mau makan apa?" Silvia bertanya lagi, bian terlihat berfikir dengan meletakkan telunjuknya di dagu.
"So cute" Silvia membatin gemas. Karena sibuk berbincang, tak terasa mereka sampai di ruangan pribadi Silvia.
Silvia duduk di kursi kerja nya dengan Bian yang duduk di pangkuannya.
"Emm Ian mau mam apa aja deh, Ian pusing mau makan sama apa." Bian berujar, Silvia mengangguk. Ia meraih ponselnya untuk menghubungi Willona dan menyuruhnya untuk memesankan makanan.
"Ian tidak apa apa menunggu disini? Bunda sebentar lagi ada meeting." Silvia bertanya sambil memainkan rambut hitam legam milik Bian.
"Emm, tidak apa apa. Tapi Ian boleh pinjam ponsel bunda gak? " Bian bertanya, Silvia mengangguk, ia lalu memberikan ponselnya kepada Bian.
"Ian mau apa?" tanyanya, Bian berfikir sejenak.
"Ian mau nonton upin ipin nda." Bian menjawab, Silvia mengangguk, ia kembali mengambil ponselnya dan sedikit mengotak-atik ponselnya.
"Nih, Ian di sofa aja ya?" Bian mengangguk. Ia kemudian turan dari pangkuanku dan berlari kecil ke Sofa.
Tak lama, willona datang dengan membawa beberapa makanan di tangannya.
Setelah berpamitan pada Bian, Silvia beranjak dan pergi menuju ruangan meeting bersama willona.
*****
Selesai meeting, Silvia dan Willona berjalan berdampingan menuju ruangan Silvia.
Sesampainya di ruangannya, Silvia melihat Bian yang tertidur dengan posisi tengkurap dengan ponsel yang masih menayangkan kartun kembar botak yang tergeletak di depannya.
"Ambil berkasnya dan berikan padaku." Willona mengangguk, ia lalu pergi ke ruangan miliknya.
Silvia berjalan menghampiri Bian dan mematikan tontonan kartunnya, ia lalu menggendong Bian dan memindahkannya menuju ruangan lain, tempat biasa Silvia asli beristirahat ketika lembur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Became A Mother [END]
FantasyNamaku Michelle Davies, umurku 28 tahun dan Aku masih melajang. Aku ingat, sangat ingat sebelum Aku berada di sini Aku tengah menikmati udara segar di pinggir danau. Semuanya terjadi terlalu cepat, Aku tergelincir dan tercebur ke dalam danau. Aku...