"Bagaimana keadaan putra saya, dok?" Silvia menghampiri dokter yang baru saja keluar dari UGD. Sedangkan Dion hanya duduk di kursi tunggu sambil memasang telinga.
"Keadaanya sudah membaik, saya sudah memberikan obat bius kepada pasien jadi kemungkinan pasien akan terbangun esok hari. Beruntung anda dengan cepat membawanya ke rumah sakit, jika tidak kemungkinan putra ibu tidak akan terselamatkan"
Deg
Tubuh Silvia mematung, ia mengepalkan tangannya.
"Pasien keracunan, jenis racunnya cukup berbahaya. Kami sudah mengeluarkan racunnya, jadi ibu tidak perlu khawatir" Dokter itu tersenyum tipis. Silvia menghela nafas lega, ia melirik Dion yang duduk di kursi, sedang menyimak.
"Anda bisa langsung menemui putra anda setelah pasien di pindahkan ke ruang inap." Silvia mengangguk dan dokter itu pun pergi.
"Ini pasti disengaja" Silvia menggeram kecil, ia menatap tajam pintu UGD dengan tangan yang mengepal. Sedangkan Dion mengernyitkan dahinya ketika melihat Silvia yang terlihat marah.
••••
"Jadi?" Silvia menatap dua bawahannya, ia meminta mereka untuk mencari informasi mengenai kejadian tadi.
"Susu milik tuan muda mengandung racun, Kami tidak tahu pasti jenis racun seperti apa. Tetapi ini bukanlah hal yang tidak disengaja karena susu coklat milik tuan muda Dion tidak mengandung racun. Saya sudah memeriksa CCTV dapur dan melihat seorang maid yang terlihat mencampurkan sebuah cairan di susu milik tuan muda." Ten, bawahan Silvia, Menjeda kalimat nya.
"Kami sudah menginterogasi nya, dan dia bilang dia hanya disuruh." Silvia mengangguk, ia cukup puas dengan kinerja bawahannya.
"Jaga ian dan Dion, jangan sampai kecolongan!" Setelah mengatakan itu, Silvia lalu berlalu pergi.
••••
Tap
Tap
Tap
Byurr
Seorang wanita yang tertidur di kursi dengan tangan dan kaki yang diikat dengan mulut yang di tutup oleh lakban, tersentak ketika seseorang menyiramnya dengan air dingin.
"Sudah bangun?" Silvia melempar ember yang sudah kosong dengan sembarang. Ia menatap tajam maid yang sudah menyampurkan racun kedalam susu milik Bian.
"Mmmh!" wanita itu berteriak teredam, menatap Silvia nyalang.
Sret!
"Aakhh!" Silvia mencabut lakban yang menutup mulut wanita itu dengan kasar, membuat wanita itu meringis.
Silvia lalu mencengkram dagu wanita itu dan menekannya, "siapa yang menyuruhmu?"
Wanita itu diam tak menjawab, membuat Silvia geram.
Brukk
Silvia menendang kursi yang di duduki oleh wanita itu hingga terjungkal bersama dengan wanita itu.
"Vivian, aku dengar kau mempunyai dua anak kembar di kampung halamanmu." Silvia melipat tangannya di dada, dan melihat Vivian yang tersentak.
"Jangan menyentuh anak anakku!" Vivian berteriak marah, membuat Silvia terkekeh.
"Kau baru saja meracuni anakku." Silvia mengambil kursi lain dan mendudukinya, ia menumpang kaki dan menatap remeh Vivian yang tak bisa berkutik.
"Aku hanya disuruh!" Silvia kembali terkekeh, ia menendang nendang kepala Vivian yang berada tepat di bawah kakinya.
"Kalau begitu beritahu aku siapa yang menyuruhmu, jika tidak aku akan menghabisimu beserta keluargamu." Vivian berusaha memberontak ketika mendengar ancaman Silvia.
![](https://img.wattpad.com/cover/345131383-288-k389239.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Became A Mother [END]
FantasiNamaku Michelle Davies, umurku 28 tahun dan Aku masih melajang. Aku ingat, sangat ingat sebelum Aku berada di sini Aku tengah menikmati udara segar di pinggir danau. Semuanya terjadi terlalu cepat, Aku tergelincir dan tercebur ke dalam danau. Aku...