SBAM. BAB 2

47.1K 2.8K 19
                                    

Sebelum lanjut ke ceritanya, silahkan vote dan Follow akun aku, kalo ada typo tandain / maklumin aja :v

Happy reading

Note: kita panggil Michelle jadi Silvia ya, biar gak bingung nantinya..

Silvia berdiri menatap kagum Mansion yang menjulang tinggi di depannya, ia melangkahkan kakinya untuk memasuki mansion itu.

Begitu membuka pintu, ia bisa melihat jika keamanan mansion ini memang cukup ketat. Ia mengedarkan pandangannya, setiap sudut mansion selalu ada salah satu bodyguard yang berjaga.

Tak memperdulikan mereka yang menunduk hormat padanya, Silvia melangkahkan kakinya untuk memasuki mansion yang super mewah ini.

"Buset, kalo aku jadi maid disini auto pingsan." batinnya, ia membayangkan dirinya yang beberes di mansion sebesar ini. Silvia pun melangkahkan kaki nya memasuki lift untuk pergi ke lantai atas.

"Gila sih! si Silvia asli, kaya banget! Ini mah gak bakal abis sampe tujuh turunan, belokan sama tanjakan juga!" gumamnya setelah keluar dari lift.

Menurut ingatan dari 'Silvia' kamarnya berada di lantai 3. Mansion ini memiliki 4 lantai, lantai pertama akan di huni oleh bodyguard dan maid yang bekerja disini. Lalu lantai kedua adalah tempat bersantai, sedangkan lantai ke 3 berisi 4 kamar yang luar biasa luas nya. Lalu lantai 4 berisi ruangan pribadi, seperti ruang kerja, ruang musik, dan sebagainya.

Silvia terus melangkahkan kaki nya menuju ke kamar paling ujung, menurut ingatan 'Silvia' kamar paling ujung adalah kamar Bian.

Silvia sudah berada di depan pintu kamar bian. Ia mengerutkan keningnya ketika mendengar suara tangisan bian yang terdengar sampai luar. Kamar Bian memang tidak kedap suara karena takut nanti tiba-tiba bian menangis, jadi akan terdengar.

"Babysitter nya kemana? Kok Bian sampe nangis gitu, ya?" batin Silvia bertanya tanya.

Setelah menimang nimang untuk masuk atau tidak nya, Silvia pun akhirnya membuka pintu kamar bian.

Baru saja Silvia melangkah, langkah langsung terhenti dengan mata yang membelalak.

Bagaimana tidak? disana Bian terduduk di lantai dengan tubuh yang memar memar dan seorang babysitter yang memegang alat penggeplak lalat berjongkok di depannya. (Apalah namanya, aku lupa T-T).

Silvia berjalan langkah lebar nya kearah Bian dan langsung membawanya dalam gendongannya.

"Apa apaan kamu! " Silvia membentak dengan suara yang tertahan. Ia memeluk tubuh Bian yang bergetar dengan erat. Silvia menatap tajam Baby sitter di depan nya.

"Nyo-nyonya, saya bisa jelaskan. I-ini tida-" sebelum menyelesaikan ucapannya, Silvia menyela,memotong perkataan babysitter itu.

"Apanya yang harus di jelaskan? Saya memperkerjakan kamu itu untuk merawat anak saya! Bukan malah menyiksa anak saya, mulai hari ini kamu saya pecat! Silahkan angkat kaki dari sini." ucap Silvia sambil berusaha menenangkan tangisan Bian.

Mata babysitter itu terbelalak, ia langsung berlutut di hadapan Silvia. "Nyonya maafkan saya, saya khilaf nyonya. maaf hiks, jangan pecat saya nyonya, anak saya sedang sakit maafkan saya nyonya hiks." mohonnya sambil menangis tersedu-sedu. Silvia menatap babysitter itu dengan alis yang menukik tajam.

Suddenly Became A Mother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang