Bian terbangun dari tidurnya, ia melihat ke sebelahnya. Disana ada Silvia yang tertidur lelap.
Bian meringsut mendekati bundanya dan memeluknya erat. Sekarang masih pagi, Bian memilih memejamkan matanya menikmati paginya bersama sang bunda.
Bian menatap wajah Silvia dengan lekat, tangannya terangkat ke sudut bibir Silvia yang membiru. Bian sedikit menekannya, Silvia yang merasakan itu sedikit meringis. Ia membuka matanya dan melihat putranya yang tengah memeluknya.
"Sakit nda?" Bian menatap Silvia, Silvia menggeleng dan balas memeluk putranya itu.
"Sedikit" Silvia kembali memejamkan matanya, Sedangkan bian hanya diam sambil menelungkupkan dirinya ke pelukan ibunya itu.
Beberapa saat berlalu, Silvia memilih bangun. Ia mendudukkan dirinya, ia menatap Bian yang juga ikut duduk.
Kruyukk (gtau lagi, pokoknya ini bunyi perut 😭)
Silvia terkekeh ketika melihat pipi Bian yang memerah, ia mengusak rambut Bian.
"Ian lapar? Baiklah, kalau begitu kita akan sarapan setelah mandii" Silvia mengangkat Bian dan menurunkannya di lantai. Ia membawa Bian ke kamar mandi dan memandikannya.
Sebenarnya tubuh Silvia masih sakit, apalagi punggungnya yang sepertinya membiru karena terasa ngilu. Pipinya juga tak jauh berbeda. Beruntung Bian tidak bertanya yang aneh aneh.
"Ian sarapan duluan saja jika bunda lama, oke?" Bian menggeleng, ia duduk di kasur dengan Silvia yang berjongkok di depannya.
"Ian mau sarapannya sama bunda!" Silvia membulatkan matanya dan menatap Bian dengan wajah terkejut nya.
"Ian sudah bisa mengucapkan 'r'!" Senyum Bian mengembang, ia tertawa tawa dengan pipi yang memerah melihat reaksi Silvia.
"Aaa putra bunda imut sekalii!" Dengan gemas, Silvia Mengunyel unyel pipi Bian.
"Uum ndaa~" Bian merengek, Silvia melepaskan tangannya dari pipi Bian lalu mengecup kedua pipi Bian dengan gemas.
Setelah itu Silvia berlalu dan masuk kedalam kamar mandi meninggalkan Bian yang cemberut sambil memegangi kedua pipinya. Ia turun dari kasur dan mengambil remote tv, ia menonton Tv sembari menunggu Silvia.
Setelah mandi dan berpakaian, Silvia membawa Bian sarapan di ruang makan.
•••••
Beberapa hari berlalu, Silvia akhir akhir ini selalu menghabiskan waktunya bersama Bian. Mereka terkadang pergi ke Timezone dan bermain bersama.
Dan selama itu pula, Xavier semakin sering mengunjungi Silvia. Hubungan keduanya sudah sangat dekat. Saat ini, Silvia sedang menikmati makan siangnya bersama Bian di restoran dekat perusahaannya.
Beberapa hari lalu, kematian Teressa juga sempat menjadi Trending topic karena mati secara tragis. Keluarganya mengerahkan kepolisian untuk menyelidiki kasus Teressa, namun polisi tidak menemukan petunjuk sedikitpun.
Akhirnya kasus itu di tutup karena tidak ada petunjuk yang mengarah kepada si pelaku.
Drrt
Silvia menoleh, ia melihat Xavier yang mendorong kursi dan duduk di meja mereka.
"Kalian tidak mengajakku?" Xavier menekuk wajahnya, Bian menatap Xavier dengan sinis.
"Untuk apa mengajak om?" Bian berkata dengan tajam. Xavier mendelik.
"Dasar bocah, semakin hari kau semakin menyebalkan saja!" Xavier mencomot daging di piring Bian dan memakannya. Bian mendengus dan menatap Silvia dengan tatapan yang tersakiti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Became A Mother [END]
FantasyNamaku Michelle Davies, umurku 28 tahun dan Aku masih melajang. Aku ingat, sangat ingat sebelum Aku berada di sini Aku tengah menikmati udara segar di pinggir danau. Semuanya terjadi terlalu cepat, Aku tergelincir dan tercebur ke dalam danau. Aku...