Sebelum lanjut ke ceritanya, silahkan vote dan Follow akun aku, kalo ada typo tandain / maklumin aja :v
Happy reading
Teressa memundurkan tubuhnya untuk menjauh dari jangkauan Silvia, ia menyeringai dan berjalan perlahan menghampiri Teressa yang sudah mentok ke dinding.
"P-pergi! Menjauh dariku!" Teressa memekik dengan menatap takut Silvia, Silvia berjongkok di hadapan Teressa dan meraih dagunya.
"Kau ternyata masih mengingat ku, ya?" Silvia berucap sambil mengelus pipinya dengan lembut.
"Ah, aku lupa membawa belatiku. Bagaimana jika kita bermainnya nanti saja?" Silvia tersenyum tipis dengan tangan yang beralih mencengkram dagu Teressa dengan kuat.
"A-aku-"
"Ssstt, malam ini tunggu aku, ya?" Silvia berbisik tepat di telinganya, ia lalu bangkit berdiri.
Silvia tersenyum smirk ketika melihat Teressa yang bergetar ketakutan, ia berbalik dan melihat Viona yang terduduk diatas lantai sambil menyeka darah di telinganya dengan sesekali meringis.
Silvia berjalan melewatinya tak lupa menginjak kaki Viona hingga membuatnya menjerit kesakitan.
Silvia pergi dari sana untuk mencari Bian, biarkan saja dulu mereka.
Sepeninggalnya Silvia dari sana, suasana menjadi ramai dengan bisikan bisikan.
Di sudut lain, seorang pria dengan tuxedo hitam tersenyum miring sambil menatap punggung Silvia yang semakin menghilang ditelan oleh jarak.
"That's my Girl." gumamnya menyeringai tipis sambil meneguk habis segelas Wine yang berada di tangannya.
Di sisi lain, Silvia menolehkan kepalanya kesana kemari hingga ia melihat sebuah motor sport yang terparkir di seberang jalan.
Tanpa pikir panjang ia langsung menyebrang, ia menghampiri motor itu dan menaikinya. Kebetulan sekali kunci motornya tidak dicabut oleh pemilik motor.
Silvia menyalakan motornya dan langsung melajukan motor itu dengan kecepatan diatas rata rata, mengabaikan pemilik motor yang berteriak-teriak dibelakang.
"Woi anjir! Motor gue ituu!" Silvia menoleh kebelakang, ia melihat seorang pemuda yang mengejar dibelakang.
"Tangkap! Motor kamu nanti saya kembalikan" Silvia balas berteriak, ia melemparkan tas nya kepada pemuda itu dan ditangkap baik oleh nya.
"Awas lo kalo gak dibalikin, gue cepuin lo ke bokap gue!" teriak pemuda itu yang berhenti mengejar.
Silvia kembali fokus melajukan motornya, ia mengebut untuk mengejar mobil berwarna putih yang berada jauh di depan.
Jalanan cukup ramai membuat Silvia cukup kesulitan untuk menyalip, namun bukan Silvia namanya jika tidak bisa menyalip.
Setelah beberapa saat, akhirnya jalanan mulai sepi. Silvia menjadi leluasa untuk mengejar mobil Keyla yang menggiring nya menuju suatu tempat.
Ia tahu jika Keyla menggiring nya memasuki perangkap, tapi ia tidak tahu jika Silvia telah menyiapkan perangkap lain.
Jalan yang Silvia lewati mulai memasuki hutan, Silvia merogoh ponselnya untuk menghubungi seseorang tanpa menghentikan motornya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Became A Mother [END]
FantasiaNamaku Michelle Davies, umurku 28 tahun dan Aku masih melajang. Aku ingat, sangat ingat sebelum Aku berada di sini Aku tengah menikmati udara segar di pinggir danau. Semuanya terjadi terlalu cepat, Aku tergelincir dan tercebur ke dalam danau. Aku...