1

830 54 10
                                    

Elruka Zidniy Ridhoi

Gadis itu terdiam sambil menatap lurus kertas ujian yang baru saja ia torehkan namanya.

Selalu saja seperti ini, ketika Ruka akan menghadapi ujian semester di hari terakhir banyak sekali beban di kepalanya. Salah satunya nilai yang cukup rata-rata adalah kekhawatirannya selama ini.

Meskipun ia yakin akan nilainya karena sudah belajar penuh waktu, namun tetap saja membuat ganjal di hatinya. Takut akan peristiwa beberapa tahun lalu kembali meroket mentalnya.

"Lo pasti bisa Ruka!". Gumamnya menyemangati diri sendiri.

Dengan menghela nafas berat, ia berusaha untuk fokus dan mulai membaca soal demi soal dan menjawabnya di lembar ujian.

Flashback

Perhatian Jislyn sepenuhnya tercurahkan hanya untuk Asa. Bahkan ia sangat tau bagaimana belajarnya Asa, keadaan sekolah dan juga perkembangan nilai ujiannya. Berbanding terbalik dengan Ruka, yang bahkan ia tidak peduli nilai ujiannya hancur sekalipun.

Dari pertama kali masuk sekolah Jislyn sama sekali tidak memperhatikan bagaimana perkembangan belajarnya Ruka di sekolah maupun di rumah. Bahkan saat Ruka memperlihatkan hasil ulangannya, Jislyn hanya melirik sekilas dan kembali bersikap tak acuh.

Namun ternyata ketidak pedulian Jislyn sangat berdampak nyata. Nilai ujian semester 1 Ruka di kelas 4 hancur dan hampir semua mendapat nilai merah. Berbeda dengan Asa yang saat itu kelas 2 mendapat nilai yang nyaris sempurna. Bahkan adik dari Ruka itu menjadi juara kelas.

Tentu saja sepulang dari mengambil rapot Jislyn marah besar. Ia malu karena mendapat teguran tidak enak dari wali kelas Ruka. Padahal dia murid perempuan bagaimana bisa nilainya sangat buruk di banding anak laki-laki di kelasnya yang lebih badung darinya.

"Besok mama bakalan pindahin sekolah kamu di rumah nenek!". Sentak Jislyn geram sambil menjewer salah satu telinganya. Itu adalah salah satu cara agar Ruka tidak mempermalukannya lagi.

"Ruka gak mau ma". Ruka menggeleng kuat dan meneteskan air mata mendengar ancaman dari Jislyn. "Ruka mau sekolah di sini aja. Sama mama".

"Percuma saja sekolah di sekolahan ternama!. Tapi nilai kamu hancur, merah semua!. Memalukan!". Sentak Jislyn lagi.

Gadis kecil itu semakin menangis kencang, tidak mau jika benar ia akan di pindahkan ke rumah neneknya. Karena Ruka juga tau, kehadirannya tak pernah di inginkan di sana. Bahkan lebih parah dari apa yang di lakukan Jislyn pada Ruka.

Lalu bagaimana nanti nasib Ruka jika benar ia di pindah dan neneknya tau ia mendapat nilai yang benar-benar hancur di sekolah sebelumnya?.

"Ruka gak mau mama. Maafin Ruka". Ruka semakin merengek, sambil menarik-narik tangan Jislyn memohon.

"Ruka gak mau di rumah nenek.. Ruka janji bakalan belajar..hiks.. hiks..".

Jislyn menyipitkan mata. Bingung dengan respon Ruka yang sedari tadi hanya diam dan menunduk saat ia memakinya. Tetapi menjadi ekstrovet kala Jislyn mengancam di pindahkan ke rumah neneknya. Ia benar-benar tidak rela.

"Mama Ruka mohon jangan pindahin Ruka. Ruka janji bakalan belajar. Ruka janji rangking 1 kaya dek Asa". Rengeknya lagi semakin kencang.

Jislyn menghela nafas pelan. "Benar?".

Ruka mengangguk cepat. Ia menyeka air matanya dan menatap Jislyn dengan tatapan yang sungguh-sungguh.

"Ruka janji".

SHINING (Kawai Ruka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang