Jean membuka pintu rumahnya, ia menghela nafas melihat rumahnya cukup berantakan. Untuk kali ke dalam seminggu Jean pulang, biasanya cowok itu akan menghabiskan waktunya di rumah teman-temannya. Atau menginap di rumah sakit menemani Hanin. Ia hanya akan pulang ketika akan mengambil beberapa barangnya yang di perlukan.
Anak broken home bukan berarti anak yang rusak dan tidak punya masa depan. Begitu juga dengan Jean, ia sama dengan anak lain yang mempunyai masa depan. Hanya saja porsi takdirnya yang seakan membuat hancur masa depannya dengan masalah keluarganya yang terlalu rumit ini.
Jean berdecak kesal, mendapati seorang pria yang baru saja keluar dari kamar ibunya. Dan pemandangan seperti itu tidak terjadi sekali dua kali Jean dapati. Cowok itu hanya acuh dan berpura-pura menganggapnya angin lewat. Karena pada dasarnya Jean justru merasa jijik dengan perlakuan ibunya yang secara terang-terangan membawa kliennya datang ke rumah.
Setelah kepergian pria itu, Jean melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kamarnya. Dan pada saat yang sama juga ia berpapasan dengan ibunya. Mata keduanya bertemu, Jean menatapnya dengan penuh kebencian. Ia bagaikan sampah hanya karena uang, Jean harus di lahirkan oleh wanita yang tak punya harga diri seperti ibunya.
"Jean..". Panggil Celine -ibu Jean.
Jean hanya diam, ia merutuk harusnya ia tak pulang. Ia malas di ajak berbicara oleh Celine.
"Ada yang mau mama bicarakan sama kamu". Kata Celine, namun tak di dengar oleh Jean. Cowok itu tak peduli dan memilih melanjutkan langkahnya.
Celine menghela nafas. "Ini tentang papa kamu".
Jean menghentikan langkahnya. Awalnya ia benar-benar tidak tertarik , tapi kelihatannya ini masalah yang cukup serius, terlebih melibatkan ayahnya.
Celine mengambil langkah untuk sedikit lebih dekat dengan Jean.
"Papa kamu minta hak asuh atas kamu". Ujar Celine. "Saya kira itu keputusan yang benar, karena bagaimana pun kamu pasti menolak jika ikut saya".Dada Jean bergemuruh hebat. Untuk kali pertamanya ia merasakan air matanya mendadak panas. Keputusan dari kedua orang tuanya ini mampu menggetarkan hati dan emosinya.
Jika menuruti kata hati Jean ingin bersama Celine, tapi mengingat pekerjaan haramnya membuat Jean jengah dan tak sudi dengan hasil jerih payahnya menjual tubuhnya. Tapi, Jean juga membenci sang ayah. Karenanya keluarga mereka harus hancur dan membuat Celine terjerumus dalam dunia gelap itu.
"Besok sidang terakhir perceraian. Kamu harus siap-siap bawa semua barang-barang kamu dari rumah ini. Kamu tinggal di rumah papa yang baru".
Setelah mengatakan hal itu Celine meninggalkan Jean. Sungguh, cowok itu tertekan akan keadaan seperti ini. Dia ingin sepetti teman-temannya yang mempunyai keluarga harmonis.
Seandainya waktu bisa di putar kembali, Jean ingin kembali di masa kecilnya. Tentu saja definisi kebahagiaan sesimpel itu. Mendapat penuh perhatian dari kedua orang tuanya tanpa memikirkan masalah yang seharusnya tidak perlu Jean pikirkan.
Kini otaknya di penuhi dengan pertanyaan kapan ia bisa kembali mendapat kebahagiannya?.
----
Hari ini Jislyn meminta pada Seno untuk menjemput Asa dan Ruka di sekolahnya. Karena hari ini adalah hari ulang tahun Asa, Jislyn di sibukkan memasak banyak makanan untuk mempersiapkan pesta
Sesaat setelah mobil terparkir di halaman, Jislyn yang tengah mempersiapkan makanan di dapur di kejutkan dengan suara pintu depan yang seakan di banting dengan keras. Di tambah dengan beberapa suara pekikan, membuat wanita itu segera lari ke ruang depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHINING (Kawai Ruka)
Fanfiction"Setidaknya ada kala, aku untuk bersinar" - Ruka