24

196 25 2
                                    

Sore ini Ruka sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Dan hal itu membuat Jislyn terlihat sangat sibuk untuk mengurus kepulangannya. Nampak wanita paruh baya itu berkutat dengan ponselnya dan begitu serius berbincang dengan seseorang di seberang sana.

Meskipun ia sudah memiliki hubungan baik dengan Jislyn, namun tetap saja beban di pundaknya semakin berat. Di mana ia harus terpukul kembali melihat bagaimana Jislyn yang bersusah payah meminta kepada orang tuanya yang di luar kota memberinya fasilitas berupa apartemen untuk mereka tinggali. Karena Jislyn dan Seno sudah resmi akan melakukan perceraian, dan Seno mengusir Jislyn dan kedua putrinya dari rumahnya.

Tatapan gadis itu lurus ke depan, dia merasa bahwa kehidupan lamanya lebih baik dari sekarang. Menyesali akan tuntutannya pada Jislyn, yang justru semakin membuat akar permasalahan semakin bermunculan.   Harusnya ia tidak egois, dengan meminta Jislyn untuk menyayangi jika pada akhirnya Jislyn menuai hal yang semakin membuat Ruka semakin merasa bersalah.

Jislyn harus berpisah dengan Seno lantaran karena ia membela Ruka. Dan memutus hubungan anak dan ayah di antara Asa dan Seno. Ruka termangu, ia sudah terbiasa hidup sendiri tanpa kasih sayang Jislyn. Dan ia kini benar-benar merasa bersalah atas kehancuran keluarganya sekarang.

Setelah selesai dengan urusannya Jislyn menghampiri Ruka. Wanita itu kini selalu memberi senyum pada anak gadisnya itu. Tangannya pun tak segan membelai lembut rambut Ruka.

"Ayo kita pulang". Kata Jislyn dengan hangat.

Ruka tersenyum dan mengangguk singkat. "Iya ma".

"Kita naik taksi online ke apartemen baru mama". Ucap Jislyn sambil berjalan menuntun Ruka menuju lobi rumah sakit. "Asa pulang sekolah nanti nyusul. Mama sudah kasih tau dia alamatnya".

Ruka hanya diam, sambil merutuki dirinya sendiri dalam hati. Perasaan bersalah semakin menyeruak melihat raut lelah Jislyn yang tercipta di wajahnya. Namun, terus berusaha ia tutupi dari Ruka.

Setelah menunggu sekitar 10 menit, taksi online yang di pesan oleh Jislyn akhirnya datang. Keduanya lalu masuk untuk segera melaju meninggalkan rumah sakit.

Baik Jislyn maupun Ruka sebenarnya sama-sama masih dalam kecanggungan. Tak heran jika di dalam mobil itu keheningan lebih banyak menyelimutinya. Keduanya juga di dalam fikirannya masing-masing.

"Ruka?".

Gadis itu menoleh saat Jislyn kini memecah keheningan.

Jislyn dengan senyum kecilnya menatap dalam anak gadisnya selama beberapa saat.

"Je-jean di mana? Kok dia gak ada nemuin kamu 2 hari ini?". Tanya Jislyn membuka obrolan.

Ruka menggeleng. "Aku gak tau ma". Jawab Ruka.

Jislyn hanya mengangguk. Sesuai dengan pertanyaannya pada Ruka. Jislyn tak melihat cowok itu datang menemui putrinya. Padahal kali terakhir ia melihat Jean, cowok itu menjadi obat penguat untuk Ruka hingga ia bisa bertahan selama ini.

Tapi bukankah itu suatu keharusan yang di lakukan Jean, karena Ruka adalah saudaranya?.

Jislyn menepis pikiran itu dengan cepat. Baik Ruka maupun Jean belum ada yang mengetahuinya. Dan ia yakin, Galih juga tidak akan memberitahukan pada Jean. Ia harus pandai untuk menutupi kejahatan masa lalunya dari anak-anaknya dan publik tentunya.

Ruka sendiri juga berkelahi dengan pikirannya tentang cowok itu. Jean memang pintar untuk hal yang membuat hatinya meroyak. Sikap yang selama ini di tunjukkannya memberikannya boomerang tersendiri untuk Ruka.

Ia terkadang menjadi obat, dan menjadi luka di waktu yang tidak bersamaan. Dan hal itu sering kali di rasakan oleh Ruka. Faktanya untuk sekarang, sebelumnya ia menjadi penguat Ruka dan untuk sekarang cowok itu bagai di telan bumi saja. Entah kemana sebenarnya ia?.

"Maaf kalo mama sedikit ingin tau hubungan kamu dengan Jean". Ujar Jislyn lagi dengan ragu takut Ruka tidak nyaman.

Ruka lagi-lagi tersenyum singkat. "Aku gak ada hubungan apa-apa sama Jean, Ma". Jawabnya dengan tenang. "Dia cuman sebatas teman satu angkatan di sekolah".

"Kamu yakin?".

Ruka menatap Jislyn dalam diam. Ia tak tau, apa jawaban pasti yang akan dia berikan pada Jislyn. Kalo pun ia masih dengan opininya tidak ada hubungan serius dengan Jean, lantas anak hasil dari perbuatannya dengan cowok itu apa artinya?.

Dan Ruka sudah meyakini, Jislyn pasti sudah tau akan keguguran yang ia alami.

"Maaf ma". Ruka menunduk, air mata yang sedari ia tampung kini lolos dari pelupuk matanya.

Jislyn menganggukkan kepalanya, dan meraih tubuh putrinya dalam dekapannya. Apa yang di alami Ruka, pernah ia lalui juga.

"Mama gak mempermasalahkan semua nak". Kata Jislyn. "Yang lalu biarlah berlalu. Meskipun kamu mempertahankannya, itu juga tidak mungkin Ruka. Terlalu pahit untuk kamu lewati. Dan mama gak mau kamu akan bernasib sama dengan mama".

"Tapi itu kesalahan terbodoh Ruka, Ma. Selama ini Ruka berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam hidup mama. Tapi, kenyataannya justru Ruka semakin menjadi lubang hitam untuk hidup mama". Ruka kini menangis, tak kuasa untuk ia tahan.  "Andai Ruka tidak melakukannya dengan Jean, Ruka—".

"Ruka". Potong Jislyn, tangannya ia ulurkan untuk menghapus air mata putrinya. "It's oke". Katanya lagi.

"—Mama gak marah. Justru mama yang merasa bersalah sama kamu. Selama ini mama gak pernah memperhatikan kamu, harusnya yang di salahkan di sini mama. Mama gagal jadi ibu yang menjaga putrinya".

Air mata Jislyn ikut meluruh, namun ia terus tepis karena berusaha untuk tegar di depan Ruka. Memberinya perhatian, layaknya ibu baru yang menemukan putrinya yang selama ini hilang.

"Tapi boleh kan mama minta 1 hal sama kamu?". Ujar Jislyn menatap penuh Ruka.

Ruka dengan ragu mengangguk.

"Lupakan Jean. Lupakan semua tentang dia. Entah itu kenangan indah, buruk atau yang lainnya mama minta sama kamu lupakan semuanya.  Maaf jika mama egois, tapi ini semua untuk kebaikan kamu. Masih banyak laki-laki di luaran sana yang lebih baik dari Jean". Kata Jislyn dengan menahan sesak di dadanya.

Sejujurnya ia tak kuasa untuk mengatakan itu pada Ruka. Tak ingin lagi memberikan luka, karena sudah cukup ia memberikan banyak luka itu untuk Ruka selama ini. Namun, jika tidak demikian hubungan antara Jean dan Ruka sangatlah salah. Karena mereka masih termasuk saudara sekandung dari ayahnya.

Ruka lagi-lagi terdiam. Mengangguk sekilas. Biar bagaimana pun apa yang di ucapkan oleh Jislyn benar adanya. Ia tak mungkin bersama Jean. Cowok itu harus membahagiakan orang lain, dan hubungannya dengan Ruka sudah selesai.

Tapi, hati Ruka sebenarnya tak rela. Cintanya kini kembali tumbuh untuk laki-laki itu. Bahkan lebih besar. Namun, berusaha ia pendam karena permintaan mamanya.

-Tbc-

Maaf banget kalo gak sesuai ekspetasi😬

Dan jangan lupa mampir ke work baru ku yang berjudul "Justin".
Cast utamanya ada Park Jeongwoo dan Enami Asa☺️


SHINING (Kawai Ruka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang