"Maksudnya apa ini ma?".
Jislyn benar-benar tak mengerti saat Resti, ibunya itu menyodorkan secarik kertas pada Jislyn. Wanita tua itu menghela nafas panjang menatap anaknya itu dengan tatapan yang tak dapat di artikan.
Resti kembali berkunjung ke apartemen Jislyn. Dan ia juga membawa pesan dari ayah Jislyn. Berbeda dengan sebelumnya yang selalu memojokkan kesalahan Jislyn dahulu, kini ia membawa kabar yang tak bisa Jislyn percaya.
"Ruka itu cucu kesayangan papa kamu. Meskipun dulu beliau benci sama kehamilan mu, tapi nyatanya dia sayang sekali sama Ruka. Mama pun begitu, mama tidak pernah benci dengan Ruka hanya saja perlakuan mu dulu lah yang membuat kami jengah dan terkesan tidak menerima kehadiran Ruka". Ungkap Resti.
Jislyn masih terdiam, ia hanya fokus menatap dokumen yang ada di tangannya.
"Papa mu sudah mengubah semua nama yang akan mendapat warisan menjadi nama Ruka seluruhnya".
"Hanya Ruka?". Gumam Jislyn secara terlepas begitu saja.
Resti mengangguk. "Entahlah mama tidak paham. Tapi katanya, Daniel tidak kunjung menikah dan dia juga tidak meminta haknya semua ia serahkan untuk kamu. Dan untuk Asa, awalnya papa mu memang ingin memberikannya pada Asa karena perjanjiannya dengan Seno dulu saat dia bersedia menikahi kamu. Hanya saja, rumah tangga kalian yang gagal membuat papa mu memutar tujuannya sekarang menjadi atas nama Ruka". Jelasnya lagi. "Apa lagi saat papa mu tahu, Mantan suami itu telah menganiaya cucunya".
Jislyn kembali terlempar pada kilatan kejadian beberapa waktu kebelakang. Bayangan wajah menderita Ruka saat itu kembali membuat hatinya bergetar.
"Tapi kamu tidak perlu khawatir. Kemarin papa mu sudah bicara pada Seno, Asa akan tetap mendapatkan haknya dari Seno selaku ayah kandungnya".
"Papa menemui mas Seno?". Tanya Jislyn.
"Bukan papa mu. Tapi Seno sendiri yang menemuinya. Mama sempat kaget saat dia datang, dia langsung bersujud meminta maaf ke papa mu". Ucap Resti membuat mata Jislyn membulat sempurna. "Dia juga bilang, dia mencintai kamu Jislyn".
Wanita itu mendongakkan kepalanya. Dahinya berkerut benar-benar tak mengerti.
Resti tersenyum sambil membelai rambut anaknya. "Seno menyesali semua perbuatannya. Dia bahkan bersedia menyerahkan diri ke polisi karena sudah menganiaya kamu dan Ruka. Mungkin beberapa waktu yang lalu dia menghindar dan menggugat cerai kamu karena dia sedang menenangkan diri". Ujarnya menepuk lembut pundak Jislyn.
Jislyn tersenyum getir. "Kalo benar begitu, apa yang harus di sesali?. Dia gak pernah mencintai aku ma. Dia hanya mencintai kekasihnya yang sudah tiada". Balas Jislyn, air mata bahkan sudah mengembun di sudut matanya. "Yang dia tau, hanya dendam untuk membalas perbuatan papa karena memaksa dia harus menikahi aku saat itu".
"Ya memang awalnya Seno tidak menerima mu sebagai istrinya dan dia bersikap seperti itu karena dalam perjanjian dengan papa mu ia hanya di suruh menikahi mu saja, tanpa perlu memberikan kamu nafkah layaknya suami istri pada umumnya. Tapi, setahun setelah dia menjalani pernikahan dengan kamu hingga lahirnya Ruka, Seno merubah semua pola pikirnya dan mengubah perjanjian itu dengan ia yang mulai memberi nafkah batin dan lahir ke kamu. Dia meminta ke ayah mu untuk berhenti memberinya uang selama menjalin ikatan pernikahan dengan mu".
Resti mengambil nafas sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya. "Biar bagaimana pun Ruka tumbuh dengan uang yang di hasilkan Seno. Sampai akhirnya, kamu hamil Asa dia semakin rajin bekerja karena kebutuhannya pasti bertambah karena kalian akan segera mempunyai dua anak. Puncaknya saat anak-anak mu mulai remaja, Seno berhasil meraih kesuksesannya. Bahkan dia juga yang memberi perintah agar Ruka menempuh pendidikan di sekolah bagus dan ternama, saat kamu sendiri ibunya justru akan memasukkan Ruka ke sekolah biasa".
KAMU SEDANG MEMBACA
SHINING (Kawai Ruka)
Fanfiction"Setidaknya ada kala, aku untuk bersinar" - Ruka