8

389 43 7
                                    

Jean menghela nafas panjang, Hanin masih tertidur dengan pulasnya. Banyak alat medis yang menempel di badannya membuat hati Jean tersayat ketika melihatnya. Dengan jantung Hanin yang masih berdetak, Jean masih sangat bersyukur karena gadis itu masih ada di dunia bersamanya.

Jean mengelus rambut panjang Hanin dengan lembut. "Kapan lu bisa bangun sih Nin gue kangen". Bisik Jean.

Jihan memegang  dan menggenggam tangan Hanin yang terdapat infus. "Lo gak kangen gue Nin?. Lo harus bangun buat dengerin cerita gue". Kata Jean lagi.

"Besok hari perceraian resmi orang tua gue. Gue di paksa harus ikut dengan papa, mama sepenuhnya udah gak ada respect buat pertahanin hak asuh gue. Lo tau kan gimana bencinya gue sama papa?. Gue gak bisa kalo harus tinggal bareng dia, di tambah minggu depan papa menikah sama wanita ular yang udah buat keluarga gue hancur".

Rasa sakit kini terus meroyak di dada Jean. Mengingat kembali memori-memori pertengkaran hingga terbongkarnya perselingkuhan yang di lakukan oleh Galih -papa Jean.  Dan di tambah dengan adanya gugatan cerai pada Celine, yang membuat wanita itu kini harus terjerumus dalam dunia malam. Menjual diri untuk para lelaki hidung belang karena rasa sakit yang di timbulkan oleh Galih, Celine sudah tak percaya dengan satu laki-laki. Jalan pikirnya pun berubah, selagi apa yang bisa membuatnya bahagia Celine menghalalkan segala cara untuk melupakan kekecewaannya.

Tapi di balik itu semua, adakah di antara Galih dan Celine memikirkan masa depan Jean?. Cowok itu bagaikan sampah yang sudah tak bernilai lagi. Buah cinta dari mereka sebelumnya, harus menanggung beban di pundaknya dengan berat.

"Kalo pun gue harus ikut mama, itu juga mustahil. Gue terlalu jijik melihat kelakuannya sekarang Nin. Gue benar-benar udah kehilangan arti sosok mama darinya. Dia udah di penuhi nafsu gilanya tanpa mikirin gimana jalan hidup gue sekarang".

Jean terus mengeluh, tanpa sadar air matanya kini sudah memenuhi pelupuknya. Dan dengan sekali kedipan, cairan bening itu berhasil lolos membasahi pipinya.

"Lo udah denger cerita gue Nin. Lo masih mau sama-sama kan?. Lo gak akan ninggalin gue Nin?". Tanya Jean pelan. "Lo kenapa gak jawab Nin?. Lo harus respon gue, hapus air mata gue. Kenapa lo cuman diem kaya gini doang Nin?".

Jean menyeka air matanya, lalu mencium kening Hanin cukup lama. Matanya terpejam, ia turut merasakan apa yang di alami Hanin hingga seperti ini. Selain harus berjuang melawan penyakitnya, Hanin menjadi titik tumpu bagi Jean. Dan meskipun ini semua bukan salah Jean, dia merasa bertanggung jawab karena gadis itu selalu ada di sampingnya.

---

Jean kini berada di kafe bersama dengan teman-temannya. Sudah lama ia tidak menghabiskan waktu bersama dengan mereka setelah penyakit Hanin di ketahuinya. Dan untungnya mereka selalu mengerti keadaan Jean.

"Gila sih, berani banget si Ruka gampar Gian". Heboh Yoshi scroll Ig saat ia mendapat infomasi yang sedang heboh di sekolahnya.

"Ya orang gila mana yang terima di bilang anak haram". Timpal Arjuna.

Mendengar nama gadis yang familiar itu, Jean menatap Yoshi sekilas. Merasa penasaran dengan apa yang mereka tengah bicarakan.

"Ruka siapa?". Tanya Jean.

"Ruka crushnya Haikal, yang lo di suruh buat deketin dia". Jelas Arjuna.

SHINING (Kawai Ruka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang