32

210 33 15
                                    

Hanin tersenyum tenang di depan laki-laki yang mengacuhkan tatapannya dengan dingin. Mungkin sudah puluhan kali, gadis itu melakukannya tapi masih saja belum bisa membuat tatapan itu berubah hangat. Entahlah apa yang di pikirkan Hanin, mengapa ia sangat terobsesi pada cowok di depannya ini.

Yoshi yang merasa sangat risih, ia pun kini menatap Hanin. Di lihatnya mata gadis itu. Tak berapa lama kemudian, ia mengusap wajahnya kasar. Hanin, tanpa kabar mendatangi rumahnya.

"Alasan apa lagi yang buat lo datangin gue?". Tanya cowok itu dengan ketus.

Hanin lagi-lagi menaikkan sudut bibirnya. "Emm...cinta?". Tutur Hanin, memberanikan diri untuk lebih dekat dengan Yoshi.

Yoshi mendecakkan bibirnya. Ia meletakkan gitar yang berada di pangkuannya. Lalu beranjak hendak meninggalkan gadis itu. Baginya ucapan Hanin tadi adalah sesuatu yang sangat di hindarinya.

Tapi tidak menyerah, Hanin menahan cowok itu.
"Gue gak bermaksud gitu". Tahan Hanin.

Yoshi memutar bola matanya malas. Dan sesekali menghembuskan nafas kasar. Membuat Yoshi yang mau tidak mau harus menghadapinya.

"Gue cuman mau tanya soal Ruka". Ucapnya yang seketika membuat Yoshi pun menoleh ke arahnya. Nama yang cukup familiar bagi Yoshi.

"Lo pasti kenal kan?". Tebak Hanin. "Dia satu sekolah sama lo dan Jean".

"Kenapa lo tanya soal dia?". Tanya balik Yoshi. "Terus kenapa lo bisa tau dia, lo kan home schooling?".

Hanin mengangguk. "Ya gue emang gak kenal. Makanya gue tanya lo, dia cewek seperti apa? Gue pernah ketemu dia sekali doang, dia cantik".

Yoshi lagi-lagi berdecak. Menurutnya obrolan Hanin sangat tidak berfaedah sekali. Mengganggu malamnya yang tengah bersantai menikmati petikan gitarnya.

"Lo udah tau kan dia cantik. Ya udah dia cantik".

Kali ini Hanin yang mendengus kesal. Tidak sekalipun Yoshi berbicara santai dengannya. Padahal dulunya mereka sangatlah akrab.

"Maksud gue sikap dia seperti apa?. Gue cuman gak mau aja ketipu sama covernya, takut aja dia bukan cewek yang baik". Kata Hanin sedikit merajuk.

"Baik buruknya orang itu bukan tergantung dari sudut pandang satu orang yang  melihat. Dan lo gak bisa tanya gue, buat patokan Ruka baik atau nggaknya".

Hanin mengalah. Memang mendebat Yoshi di saat moodnya tidak baik itu sangat sulit. Yoshi sangat sensitif sekali saat beragumen dengannya. Hanin tidak tau, alasan pertemanan dengannya sekarang menjadi kacau seperti ini.

"Lo bener". Setuju Hanin. "Harusnya gue sendiri yang harus kenal Ruka, biar gue tau dia emang cewek yang baik untuk Jean".

"Jean?". Dahi Yoshi berkerut. Dia tidak maksud dengan ucapan Hanin, kenapa Ruka di kaitkan dengan Jean.

Hanin mengangguk. "Iya". Jawabnya. "Gue baru tau, mungkin selama gue sakit-sakitan Jean dekat sama Ruka. Dan Ruka, berhasil buat Jean buka hatinya".

Yoshi mendengarkan dengan seksama. Ia jujur saja speechless saat mengetahui selama ini Jean, lebih mendalami pertemanannya dengan Ruka yang saat cowok itu di suruh Haikal, temannya untuk mendekati gadis itu.

"Lo yakin Jean dekat sama Ruka?". Tanya Yoshi yang mulai tertarik obrolan dengan Hanin. "Setau gue mereka cuman sebatas teman biasa. Itu pun Jean di minta Haikal, deketin dia biar Haikal bisa dapatin Ruka".

"—karena Ruka cewek yang terkenal pendiam. Makanya banyak yang urung deketin dia karena takut buat dia gak nyaman". Sambungnya.

Hanin lagi-lagi mengangguk. Seakan paham akan sesuatu. Lalu dia tersenyum ke arah Yoshi.
"Ya berarti Jean orang yang berhasil buka Hati Ruka. Begitu sebaliknya, dan Rukalah orang yang berhasil juga membuka hati Jean. Pasangan yang cocok, gue jadi semakin yakin Ruka emang yang baik buat Jean".

SHINING (Kawai Ruka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang