29

207 31 6
                                    

Beberapa hari lalu...

Lamunan Jislyn terbuyar, saat telinganya mendengar namanya di panggil. Wanita itu menoleh, dan sedikit terkesiap mendapati seseorang yang sudah 18 tahun lamanya tak ia jumpai lagi.

"Raka Abimana..". Gumamnya.

Raka tersenyum simpul dan ia mengangguk.

Jislyn masih tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Wajah dan aroma maskulin di hadapannya masih sama. Hanya saja raut wajahnya dengan garis tegas yang berubah karena termakan usia.

"Ngapain kamu di sini?!". Ketus Jislyn.

"Apa ini sambutan untuk teman yang lama tidak bertemu Lyn?". Balas Raka yang kini melangkah untuk lebih dekat dengan Jilsyn.

Raka adalah teman satu fakultasnya dulu di kampus. Mereka cukup dekat dan banyak menghabiskan waktu bersama. Hingga, pada saat yang bersamaan Rakalah yang mengenalkan Jislyn dengan Galih. Di mana, Raka juga salah satu sahabat Galih.

Tapi, setelah Jislyn di campakkan oleh Galih dan berita kehamilannya sudah tersebar menyeluruh di kampus, di antara Raka dan Jislyn sudah tak ada bertemu lagi. Karena Jislyn yang merasa sudah tak mempunyai muka lagi, memutuskan untuk membatasi interaksinya dengan semua orang.

"Bagaimana kabar kamu Lyn?". Tanya Raka membuka percakapan di antara keduanya.

Jislyn memilih bungkam. Entah kenapa, perasaannya tiba-tiba segan dan membenci Raka karena ia juga sebagian dari masalalunya bersama Galih. Laki-laki kurang ajar yang telah merenggut mahkotanya.

"Sedang apa kamu di sini? Siapa yang sakit?". Tanya Raka lagi tak menyerah memberikan pertanyaan.

Sekarang keduanya duduk bersama di bangku tunggu depan ruangan rawat Ruka.

"Bukan urusan kamu!". Jawab Jislyn semakin ketus.

"18 tahun lalu aku mencari-cari kamu". Ujar Raka tak mempedulikan sikap acuh Jislyn padanya. "Tapi ternyata kamu sudah menikah dengan laki-laki pilihan ayah kamu. Kamu ikut suami mu ke luar kota.  Dan aku gak tau, kalo ternyata kita sekarang berada di kota yang sama".

Jislyn tak peduli. Biar bagaimana pun, Jislyn tak mau lagi mengingat-ngingat masa lalu itu. Meskipun pada kenyataannya masa lalu itu berdampak pada kehidupannya sekarang. Ternyata banyak sekali yang terlibat dengan masalah ini.

"Mama".

Jislyn menoleh, begitu pun Raka yang turut mengikuti arah pandang Jislyn saat seorang gadis yang memanggil Jislyn dengan sebutan mama itu. Dahi Raka berkerut, mungkin ini anak Jislyn?.

"Ya Asa?". Kata Jislyn menghampiri putrinya.

"Siapa ma?". Tanya Asa penasaran karena Jislyn yang sedang berbincang dengan seseorang.

Jislyn mengangguk. "Bukan siapa-siapa. Mama gak kenal".

Ucapan itu mampu membuat Raka menyunggingkan senyumnya saja. Begitu dalam ternyata Jislyn berusaha untuk mengubur semua yang berkaitan dengan masa lalunya. Hingga ia pun harus berdusta, dengan beralibi ia tak mengenalnya.

---

Rasa canggung menyelimuti hati Jislyn saat menerima kursi yang di berikan oleh Raka untuk duduk berhadapan dengannya. Setelah ia menyetujui untuk bertemu. Entah apa yang akan di bicarakan oleh pria ini. Yang jelas Jislyn sudah tau arah pembicaraannya tak jauh dari hubungannya dulu dengan Galih.

"Aku sudah menikah Lyn. Setahun setelah kamu menikah dengan Seno".

Jislyn tak mengindahkan ucapan Raka yang menurutnya terlalu frontal untuk sekedar basa basi memulai obrolan dengan mereka. Lagi pula ia sudah mengetahuinya, 18 tahun bukan waktu yang singkat. Dan pastinya, seorang laki-laki sepertinya butuh sosok pendamping di hari tuanya.

SHINING (Kawai Ruka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang