Prolog

8.2K 377 10
                                    

Happy reading, semoga suka.

Seperti biasa, karya ini bisa dibaca duluan di Karyakarsa ya, bab 1-2 sudah update di Karyakarsa. Enjoy. Beda di wattpad ya, seperti biasa updatean-nya agak lambat dan versi wattpad tidak seexplicit versi berbayar, tapi pasti end di sini kok nantinya.

Seach aja nama saya di KK : carmenlabohemian

Seach aja nama saya di KK : carmenlabohemian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

________________________________________________________________________

Caleb Osbourne menatap temannya itu seolah dia sudah gila. Lalu ia menggeleng keras.

"Tidak, aku akan menganggap aku tidak mendengar apapun darimu."

"Cal, coba dengarkan aku dulu..."

"Tidak!" tegas Caleb.

Selama dua puluh tahun mengenal Andrew dan mendengar semua ide gila yang pernah dilontarkan oleh sahabatnya itu, tidak diragukan lagi kalau ide ini adalah ide yang paling gila di antara semuanya. Ia tidak percaya kalau Andrew benar-benar serius.

"Kurasa kau sudah mabuk, Andrew."

Mereka memang sedang berada di klub, salah satu klub paling eksklusif di New York yang menjadi tempat favorit mereka berdua. Andrew mendengus tak senang lalu menenggak kembali minumannya.

"Are you kidding? Aku bisa menghabiskan semua minuman ini tanpa menjadi mabuk. Kau sedang menghinaku, Sobat."

Caleb balik mendengus. Tapi ia tahu kalau Andrew memang benar. Sejak ia mengenal pria itu, Caleb memang tidak pernah sekalipun melihat Andrew mabuk. Pikiran pria itu selalu sejernih air, baik ketika sedang menenggak bergelas-gelas minuman maupun ketika sedang berada di pengadilan untuk memenangkan gugatan jutaan dolar lainnya.

Caleb dan Andrew memang memiliki banyak perbedaan, mulai dari latar belakang pendidikan yang mereka tempuh, dari bisnis keluarga yang mereka geluti, dari karakter sampai penampilan juga sangat berbeda. Sementara Andrew belajar hukum untuk menjadi pewaris firma hukum ayahnya, Caleb disiapkan untuk menggantikan ayahnya kelak. Setelah lulus, Andrew bekerja di firma hukum keluarganya sedangkan Caleb berkarir di perusahaan milik ayahnya hingga menjadi CEO dari grup perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan, pertambangan juga real estate itu. Karakter mereka juga berbeda jauh, Andrew lebih santai sedangkan Caleb lebih serius, begitu juga dengan penampilan. Andrew bertubuh langsing dengan rambut pirang dan mata biru serta senyum ramah, Caleb boleh dibilang adalah kebalikannya – ia bertubuh tinggi tegap, berambut hitam kelam dengan mata cokelat keemasan dan bibir sinis yang jarang menyunggingkan senyum.

"Kau yang sedang menghinaku," ujar Caleb sambil menyesap minumannya sendiri. "Kau pikir aku akan membayar seorang wanita hanya agar aku memiliki teman kencan?"

Andrew mendengus. "Don't make it sounds so bad. Aku sudah pernah menggunakan jasa mereka, excellent. Wanita yang mereka kirimkan padaku benar-benar seperti menjelma dari alam khayalanku."

"Itu kan dirimu, aku tidak bisa dipuaskan semudah itu."

Mendengar itu, Andrew hanya tertawa.

"Kau akan menjilat ludahmu sendiri, Sobat."

"No, I won't."

"You'll hear me first, then you'll decide."


The Billionaire's Escort - Wanita Bayaran Sang TaipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang