Mature Content 21+
Happy reading, semoga suka.
Ebook sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa.
Yang mau baca bab perbab, bisa didapatkan di KK.
Enjoy
Luv,
Carmen
_______________________________________________________________________________
Di saat Caleb mencium wanita itu, ia tahu ia harus memiliki Isla. Bibir wanita itu adalah bibir terlembut yang pernah dikecup oleh Caleb dan ia tahu ia tidak akan pernah puas hanya dengan satu dua kecupan. Caleb menginginkan semuanya atau tidak sama sekali, karena itulah ia meninggalkan kamar Isla, berpikir bahwa wanita itu tidak menginginkannya dan Caleb tidak ingin mendesak. Seperti yang selalu dikatakannya, apapun yang terjadi selama liburan ini, Caleb ingin mereka berdua sama-sama menginginkannya. Untuk itu, ia tidak keberatan menunggu.
Aku tidak ingin kau berpikir bahwa aku melakukan semua ini karena kau membayarku, tapi karena aku menginginkanmu, Caleb. Apakah kau masih menginginkanku?
Caleb tidak akan pernah berpikir seperti itu, malah ia tidak peduli dengan uang yang dibayarkannya pada Isla. Ia menginginkan Isla karena ia menginginkannya sebagai wanita, ia tidak pernah mengganggap wanita itu sebagai wanita bayaran. Bagi Caleb, tugas Isla adalah menenaminya dalam liburan kali ini dan sejauh ini Isla sudah melakukannya. Sisanya... Isla tidak berutang apapun padanya.
Pikiran bahwa Isla juga menginginkannya membuat gairah Caleb membesar. Ia memeluk wanita itu dan ciumannya berubah menjadi lebih dalam. Ia mulai mengeksplor, membujuk Isla agar membuka mulutnya dan membiarkan lidah Caleb menyelinap masuk. Ia menekankan tubuh mereka dan tahu bahwa wanita itu bisa merasakan kekerasannya.
Ia menjauhkan Isla sejenak, merangkum wajah cantik itu dan menjawab pertanyaan Isla yang tadi tidak sempat dijawabnya.
"Aku menginginkanmu, Isla. Aku ingin kau menjadi milikku malam ini, kau bersedia, Isla?"
Caleb melihat wajah wanita itu merona tapi dia mengangguk. "Yes, I am willing," bisik Isla dengan suara bergetar.
Dan bagi Caleb, itu sudah cukup.
Ia kembali melumat bibir wanita itu sampai ia merasa Isla membalas ciumannya. Tangan Caleb lalu bergerak pelan ke dada wanita itu dan dengan lembut mengusap serta meremasnya. Wanita itu hanya mengenakan bra tipis di balik sweater longgarnya. Caleb dengan mudah menggoda puting wanita itu dengan jari-jarinya dan senang ketika mendengar Isla mengerang. Mulut Caleb merendah, ia meninggalkan mulut Isla, bergerak menuju rahang lalu leher Isla. Pelan, ia mulai mengisapnya.
"Ohh..."
Jari-jari Caleb masih bermain di dada wanita itu, melewati pakaian yang dikenakannya.
"Kau menginginkan ini sebesar aku, Isla?" bisik Caleb serak.
"Ya, jangan berhenti," balas wanita itu dengan suara rendah.
"But I wanna undress you now," bisik Caleb lagi lalu tersenyum menatap Isla. "Aku ingin melihat apa yang selama ini hanya bisa kubayangkan."
"Kau membayangkanku... telanjang?"
"Hu-uh."
"Pervert."
"Apa kau tidak?" goda Caleb dan Isla hanya merona.
"Jangan banyak bicara," potong wanita itu. "Start undress. Aku ingin melihatmu dulu."
Caleb tidak melepaskan tatapannya pada wanita itu saat ia mundur dan dengan pelan melepaskan semua pakaiannya. Ia tahu wanita itu menyukai apa yang dilihatnya. Mata Isla sudah memberitahu Caleb segalanya. Setelah melepaskan kemeja serta celananya, Caleb kembali meraih wanita itu. Lalu dengan lembut ia melepaskan sweater dan menarik turun celana yang dikenakan oleh Isla.
Napas Isla terasa cepat saat Caleb memuaskan tatapannya. Di hadapannya, Isla berdiri hanya dengan pakaian dalam.
"Kau sangat... cantik, Isla. So sexy," puji Caleb.
Ia lalu mencium Isla lagi sementara tangannya bergerak untuk melepas bra berenda wanita itu. Tangannya lalu mengeksplor sementara ciumannya menenggelamkan erangan Isla.
"Caleb..." desah wanita itu lagi.
Tangan Caleb bergerak turun, kini mengusap sisi tubuh Isla. Sementara tangannya menjelajah, mulutnya turun ke dada wanita itu.
"Ooh!"
Caleb menegakkan dirinya kembali lalu meraup Isla dalam pelukannya dan membopong wanita itu ke ranjang. Ia membaringkan Isla di tengah kasur lalu berdiri untuk menatap wanita itu.
Untuk beberapa saat, Caleb hanya menatap Isla. Wanita itu begitu seksi dan cantik, tubuhnya yang berlekuk feminim membuat Caleb semakin keras. Dan Isla akan segera menjadi miliknya. Tapi Caleb tidak akan terburu-buru, ia akan memastikan wanita itu mencapai kenikmatan terlebih dulu sebelum Caleb memuaskan hasratnya sendiri.
"Kau tidak akan bergabung denganku?" tanya Isla sambil menatapnya. Bola mata wanita itu dipenuhi oleh kebutuhan yang hanya bisa dipuaskan oleh Caleb.
"Setelah ini," jawab Caleb lalu melepaskan boxer hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Escort - Wanita Bayaran Sang Taipan
RomanceBillionaire romance 21+