Happy reading, semoga suka.
Di Karyakarsa sudah update bab 18-19, mengandung adegan 21+ ya.
Enjoy
Luv,
Carmen
_______________________________________________________________________
Yang membuatku bertanya-tanya, apakah kau melakukannya dengan setengah hati?
Entahlah, Caleb tidak pernah berpikir seperti itu tapi... Ia kemudian mengangkat bahunya pelan. "I didn't expect anything. Sebenarnya, aku sudah nyaris membatalkan rencana ini. Tapi aku lalu berpikir, kenapa tidak? Hanya sebuah liburan. Andrew benar, aku membenamkan diriku terlalu lama dalam pekerjaanku, I need a break, sesuatu yang diluar zona kebiasaanku sehingga mungkin setelah liburan ini usai, I can see things with different point of view."
"Wow... kau membuat tugasku terdengar berat," canda Isla.
"Selama ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku dan aku tidak pernah benar-benar berkencan. I meant... I never build a relationship, women came and go in my life. Jadi kurasa, liburan ini... bisa kugunakan untuk belajar lebih banyak tentang sebuah hubungan, Isla." Ia menyimpan setengah ceritanya, tak ingin Isla bersimpati padanya. Bahwa ia pernah berpikir bahwa ia jatuh cinta tapi ternyata semua itu tak lebih dari lelucon. Tapi ia juga jujur saat berkata bahwa ia tak pernah memiliki hubungan yang sesungguhnya. Setelah dengan Elizabeth, Caleb menghindari hubungan dalam bentuk apapun dengan wanita, hanya seks singkat untuk memenuhi kebutuhannya. Mungkin dengan liburan ini, seperti kata Andrew, ia bisa mengingat kembali seperti apa sesungguhnya menjalin hubungan dengan seorang wanita, bukan hanya sekadar berhubungan intim tapi juga mengobrol bersama, melakukan kegiatan bersama, hal-hal sederhana seperti itu. Ide itu terasa... menyenangkan, sounds fresh and promising, untuk sekadar mengisi waktu luangnya sebelum Caleb harus kembali lagi ke kehidupan nyata.
"Jadi, aku seperti tempat latihanmu?" tanya Isla kemudian.
"Apakah aku mendengar nada tersinggung?" goda Caleb.
Isla berdecak. "Tentu saja tidak, jangan konyol. Demi USD 120.000, aku dengan senang hati bersedia menemanimu mengobrol sepanjang waktu dan menemanimu bermain ski sepanjang hari."
Caleb tergelak. "Hanya itu?"
"Hanya itu, for now."
Caleb mengangguk tapi ia harus meralat ucapan Isla. "But it's not a practice for me."
"Meaning?"
"It's more like an escape from the reality, Isla."
Isla kembali berbalik dan mengaduk saus di panci. "Tidak mungkin realita begitu buruk untuk orang-orang sepertimu, Caleb. I assume you have a lot, memandang biaya yang kau keluarkan untuk liburan ini."
"Kehidupanku menyenangkan," jawab Caleb sambil mendekat. "Apa kehidupanmu tidak?"
"Aku tidak bilang begitu," elak Isla. Lalu dengan cepat wanita itu mengalihkan pembicaraan. "What do you do, Caleb, I mean for life."
"Aku memiliki perusahaan real estate dan pertambangan."
"Di New York City?"
Wanita itu kembali berbalik dan menghadap padanya, tidak sadar bahwa dia tampak begitu cantik dan seksi ketika bersandar di counter dapur. Haruskah Caleb memujinya? Tapi alih-alih mencoba merayu wanita itu, ia menjawab pertanyaan Isla. Saling mengenal adalah bagian dari kesepakatan mereka, bukan?
"Ya, kantorku berpusat di New York City."
Isla meraih gelas anggur yang tadi kuberikan padanya lalu menyesap pelan. "Bisnis seperti itu membutuhkan modal yang sangat besar."
Caleb mengangguk. "Ya, perusahaanku memiliki aset lebih dari 15 milyar dollar." Dan melihat ekspresi terkejut di wajah wanita itu, ia merasa... senang. Caleb tidak tahu bahwa ia memiliki sisi mengejutkan seperti itu, apakah ia senang menyombongkan dirinya di depan wanita itu?
"Itu jumlah yang sangat besar," ucap wanita itu kemudian.
"Ya, kau benar," jawab Caleb. "Apa kau terkejut?"
"Oh, tidak, maksudku... itu nominal yang wajar, berarti kau memiliki perusahaan berskala besar. Berapa persen dari aset-aset itu yang merupakan aset lancar?" tanya Isla lagi.
"Kurang lebih 10 milyar dolar."
"Dan sisanya merupakan cash dan surat-surat berharga?"
"Ya."
"Wow, kau memiliki perusahaan dengan likuiditas yang sangat sehat," puji wanita itu dan entah kenapa Caleb merasa semakin senang.
"Ya, terima kasih, Isla."
Caleb tersenyum pada wanita itu. Ia menyukai fakta bahwa Isla sepertinya mengerti tentang bisnis. Pertanyaan-pertanyaan wanita itu tidak terdengar dangkal. Bukan seolah wanita itu berusaha mengorek informasi untuk mengetahui seberapa kaya Caleb.
Isla lalu mengangguk.
"So, this is really an escape from reality, right? Seorang pria playboy kaya dari New York yang memutuskan untuk bersenang-senang dengan seorang wanita biasa dari Texas. Apa kau tidak takut liburan terbongkar dan kau menjadi gosip satu New York?"
Caleb mendengus. "Like I care."
Ia menatap Isla dalam-dalam dan matanya yang berbinar jenaka akhirnya membuat wanita itu tertawa.
"Well, kurasa sudah cukup dulu tentang diriku. Sekarang, giliranmu yang bercerita. Tell me about yourself. What do you for life, Isla Clark?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Escort - Wanita Bayaran Sang Taipan
RomansaBillionaire romance 21+