Happy reading, semoga suka.
Full version sudah bisa didapatkan di Playstore dan Karyakarsa ya.
Dan ada cerita baru di Karyakarsa dan Playsore ya, ini langsung tamat. Adult romance 21+
Luv,
Carmen
________________________________________________________________________________
Isla berdiri di puncak lereng sementara isi perutnya terasa bergolak hingga naik menekan tenggorokannya.
Sial! Apakah ia benar-benar akan melakukannya?
"Ayolah, kau pasti bisa, Isla!" Itu suara Caleb yang tengah menyemangatinya.
Well, wajar saja jika Isla gugup. Ini adalah jalur Blue slope pertamanya. Dengan kemiringan yang sangat berbeda. Tapi setelah insiden minggu lalu, di mana ia terjatuh cukup keras, itu adalah titik baliknya. Isla akhirnya benar-benar menguasai teknik di mana ia bisa berhenti tanpa harus meresikokan dirinya terjatuh ataupun terpelanting. Oh, ia tidak hebat, sama sekali tidak hebat, tapi setidaknya ia sudah jauh lebih baik. Isla tidak perlu lagi merasakan dinginnya salju di bokong dan punggungnya, ia bisa mengurangi ketakutan kalau-kalau ia akan mematahkan kakinya. Kepercayaan diri Isla perlahan pulih kembali.
Setelah berhasil menaklukkan lereng latihan terakhirnya, ia pindah ke lereng yang lebih terjal yang memungkinkan Isla untuk meluncur lebih cepat. Pertama kalinya, ia sempat ketakuktan tapi setelah beberapa kali, ia berhasil menenangkan dirinya dan bahkan menikmatinya. Untuk pertama kalinya, ia merasa memegang kendali dan benar-benar bermain ski, bisa meluncur hingga ke bawah bukit dengan mulus dan tanpa terjatuh.
Tapi lereng yang satu ini berbeda. Blue slope diperuntukkan untuk para pemain ski yang sudah menguasai latihan sebagai pemain pemula dan yakin bahwa keahliannya sudah meningkat. Ini adalah lereng untuk para pemain ski dengan keahlian menengah. Sedikit banyak, Isla merasa cemas. Bagaimana kalau ia gagal? Bagaimana kalau ini terlalu terjal? Bagaimana kalau...
"Kau bisa melakukannya, Isla. Aku percaya padamu." Itu suara Caleb, dari sampingnya.
"Tidak, tidak bisa," jawab Isla sambil menggeleng.
"Kau bisa, Isla."
Isla menggeleng kembali, perutnya terasa berkedut. Suara pria itu kembali terdengar dari sampingnya.
"Isla, lihat aku. Lihat aku," ulang pria itu lagi. Isla akhirnya menoleh, mengalihkan tatapannya dari lereng terjal itu ke wajah tampan Caleb. "You got this, okay? Aku percaya padamu, Isla. Jadi kau juga harus mempercayai dirimu sendiri."
Isla kembali menggeleng... "Tapi... tapi kelihatannya terlalu terjal."
Isla pikir ia sudah mengatasi ketakutan itu tapi saat menatap lereng terjal tersebut, mau tidak mau, ia merasa... cemas. Insiden minggu lagi kembali menggoyahkan kepercayaan dirinya.
"Aku pasti akan terjatuh."
"Isla, lereng ini tidak terjal, oke? Dan kau tidak akan terjatuh. Dengar, aku ada di sini, persis di sebelahmu. Aku akan meluncur bersamamu sepanjang lereng ini, aku tidak akan membiarkan hal buruk apapun terjadi padamu, aku berjanji."
"Tapi..."
"Isla," panggil pria itu lagi, memotong ucapan Isla. "Just trust yourself. You can do this."
Isla ingin menangis tapi saat ia menurunkan kacamatanya, tiba-tiba saja kegugupannya hilang. Ia kemudian mengambil napas beberapa kali lalu mendorong dirinya dan mulai meluncur.
Bukit itu memang lebih curam dari lereng manapun yang pernah Isla luncuri sebelumnya, tetapi ia tetap menyatukan kedua kakinya dan menuruni bukit lalu mengganti posisi untuk mengurangi kecepatan. Pemain ski yang lain meluncur melewati Isla, langsung menuruni bukit tetapi Caleb tetap setia berada di belakang Isla, menyesuaikan kecepatan, lalu berada di sebelah kanannya, bersama-sama meluncur turun.
Ia berusaha fokus pada teknik yang diajarkan Caleb, berkonsentrasi pada posisi tubuh, bersiap-siap untuk mendarat. Lalu ia menemukan dirinya di bawah, meluncur pelan sebelum kemudian berhenti sepenuhnya. Caleb sudah berada di samping Isla dan ia memeluknya, tidak bisa menahan kegembiraannya. Isla telah mengatasi rasa takutnya dan kini bahkan meluncur di jalur yang lebih terjal di mana para pemain ski berseliweran di jalur tersebut. Untuk sesaat, Isla merasa ia seperti satu di antara para pemain ski yang mahir itu, yang meluncur bebas tanpa rasa takut dan menikmati setiap detiknya.
"Senang?" tanya Caleb saat mereka memisahkan diri.
"Aku ingin melakukannya lagi, kali ini lebih jauh," ucap Isla bersungguh-sungguh.
"Kau yakin?" tanya pria itu.
Isla mengangguk.
"Oke, follow me."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Escort - Wanita Bayaran Sang Taipan
RomanceBillionaire romance 21+