Happy reading, semoga suka.
Yang mau baca duluan, di karyakarsa sudah update sampai bab 15. Bab 14-15 mengandung adegan dewasa ya.
Enjoy
Luv,
Carmen
_______________________________________________________________________________
Hampir tiga minggu lamanya sebelum Samatha menghubunginya kembali dan di sinilah ia berada sekarang, menunggu seorang pria yang tidak pernah ia temui untuk tiba di Telluride, Colorada. Samantha sudah menjelaskan semuanya sebelum Isla setuju menerima tawaran tersebut. Ia akan menghabiskan satu bulan untuk menemani klien Samatha untuk berlibur di Telluride. Bahwa pria itu telah membayar mahal jasanya untuk mencari wanita yang cocok untuk menemani perjalanannya kali ini. Pria itu juga yang membayar tiket penerbangan kelas satunya, juga vila indah kecil di pegunungan ini beserta semua biaya perjalanan Isla untuk liburan kali ini.
Isla mungkin saja akan menolak jika saat itu Samantha tidak menjanjikan untuk mengirim tiga puluh persen dari nilai kontrak seandainya Isla setuju untuk menjadi pendamping pria itu. Ia hanya perlu terbang ke Telluride dan menemui pria itu dan langsung mendapatkan USD 36.000 sementara sisanya baru akan ditransfer bila ia menyelesaikan pekerjaannya menemani pria itu. Samantha juga berjanji padanya bahwa pria itu tidak mengharapkan apapun dari Isla, seandainya setelah bertemu dan Isla berubah pikiran, ia masih bisa membatalkan segalanya dan terbang kembali ke Texas. Tiket penerbangan pulang dan voucher untuk menginap di bandara hotel juga telah diberikan pada Isla seandainya ia memutuskan untuk mundur setelah bertemu dengan pria itu. Samantha juga menjelaskan bahwa kliennya itu hanya mencari seorang pendamping, teman dalam perjalanannya kali ini dan apapun yang nanti akan terjadi di antara mereka selama sebulan ke depannya, itu adalah keputusan bersama, pilihan mereka berdua. Tidak ada tuntutan bahwa ia harus tidur bersama pria itu, atau ia harus menjadi budak seks sang klien dan hal-hal aneh lainnya yang biasa diinginkan oleh seorang pria kaya.
Isla menelan ludahnya keras dan berpikir bahwa sepertinya bukan ia saja yang setengah hati menerima proyek aneh ini, pria yang seharusnya ia temani juga sepertinya tidak begitu bersemangat. Jika tidak, dia tidak mungkin memberi Isla pilihan untuk mundur, bukan? Motivasi Isla sudah jelas, ia melakukannya demi uang. Ia bertanya-tanya, apa motivasi pria itu? Mengapa dia bersedia membayar mahal seorang pendamping jika dia tidak benar-benar menginginkannya?
You'll get your answer soon, Isla.
Jika dipikir-pikir, ini lebih seperti kencan buta yang diatur oleh seorang teman kepada mereka berdua, Isla hanya berharap kalau pria bernama Caleb ini benar-benar memegang janjinya.
Well, kau sudah memegang tiket pulang, Isla. Tidak ada yang perlu ditakutkan. Lagipula, mereka benar-benar membayar, itu yang terpenting.
Tapi jika setelah bertemu, ia kemudian memutuskan untuk mundur dan membatalkan segalanya, ia diharuskan mengembalikan seluruh nominal yang telah ditransfer ke rekeningnya, tentu saja. Itu artinya, Isla harus mencari cara lain untuk melunasi utang bank.
Isla cukup terkejut ketika ia bisa mendapatkan cuti selama sebulan di Januari ini, segalanya berjalan begitu mulus sehingga ia harus percaya bahwa mungkin ini adalah jalan untuk menyelesaikan semua masalah dalam hidupnya. Mengutip kata Samantha, anggap saja ini sebagai petualangan, dan sebuah petualangan tidaklah seru jika bukan berada di luar zona nyaman. Dan bayaran yang didapat Isla hanya perlu dianggap sebagai bonus. Jika dikatakan seperti itu, bukankah terdengar terlalu indah? Harus ia akui, Samatha memang hebat, wanita itu tahu apa yang perlu dia katakan untuk meyakinkan orang-orang.
Caleb... Isla semakin penasaran pria seperti apakah dia? Ia hanya tahu nama depan pria itu seperti Caleb yang juga hanya tahu nama depan Isla. Sisanya harus mereka sendiri yang memutuskan, apakah mereka ingin mengenal satu sama lain lebih jauh.
Isla masih berdiri gelisah di teras vila kayu itu, jari-jarinya saling mengait dan meremas sementara ia menatap ke jalan. Pria itu dijadwalkan tiba sekitar setengah jam lagi.
Dan memang benar, kurang lebih dua puluh lima menit kemudian, ia melihat sebuah range rover yang menanjak naik dan menelusuri jalan yang dipenuhi salju dan sedang melaju ke arahnya. Isla berdiri tegang di puncak tangga, masih meremas jemarinya sementara kendaraan itu semakin mendekat. Jantung Isla berdebar tak karuan ketika range rover itu berhenti di bawah tangga di depan vila.
Lalu pria itu membuka pintu dan turun. Dia mengenakan setelan bisnis kasual, jins, kemeja putih dengan sweater gelap dan blazer abu. Pria itu bertubuh tinggi besar dengan perawakan kokoh dan berotot. Warna rambutnya hitam dan rapi dan dia mengenakan kacamata stylish yang menyembunyikan warna matanya. Tapi itu tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa dia adalah seorang pria seksi yang menarik.
"Isla?" sapanya saat dia mulai menaiki tangga.
Napas Isla terasa tercekat di tenggorokan tapi suaranya akhirnya keluar juga. "Ya. Kau... Caleb?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Escort - Wanita Bayaran Sang Taipan
RomanceBillionaire romance 21+