Happy reading, semoga suka.
Ebook lengkap sudah bisa didapatkan via Playstore dan Karyakarsa. Bab perbab bisa dibaca sampai tamat di Karyakarsa.
Ada upate cerita baru juga ya di Karyakarsa dan Playstore, langsung tamat, check them out if you are interested.
Luv,
Carmen
________________________________________________________________________________
Caleb berguling dalam tidurnya lalu bergerak memeluk Isla dari belakang. Ia membuka matanya dan nyaris mengerang saat merasakan kekerasannya menekan bokong Isla yang padat dan kencang itu. Wanita itu sangat cantik ketika berpakaian tapi favorit Caleb adalah ketika wanita itu telanjang, dengan segala bentuk feminimnya yang membuat Caleb tergila-gila.
Pagi ini sudah hampir dua minggu sejak mereka tiba di Telluride. Caleb merasa ia dan Isla menjadi semakin nyaman satu sama lain. Caleb tersenyum lembut lalu mendekatkan bibirnya dan menciumi bahu telanjang wanita itu. Isla bisa saja tampak seperti akuntan pendiam di siang hari, sedikit malu-malu dan suka menahan diri tapi ketika di ranjang, wanita itu begitu panas dan liar sehinga terkadang Caleb kewalahan. Bukannya ia keberatan, malah sebaliknya. Caleb tidak mengenal mantan kekasih wanita itu tapi menurutnya dia adalah pria paling tolol semuka bumi karena menyia-nyiakan wanita sehebat Isla. Seandainya ia adalah Ethan, ia tidak akan pernah melepaskan Isla...
Tunggu... tunggu... reaksimu terlalu berlebihan, Caleb. Ingat... ini hanya liburan, jangan berpikir untuk...
Tentu saja! Ini hanya liburan. Caleb hanya berandai-andai jika ia adalah Ethan. Tapi bukan berarti pemikirannya tadi ia tujukan untuk dirinya sendiri. Ini adalah liburan, hanya liburan, Caleb tidak akan melangkah melewati batas itu. Tapi harus ia akui, ini adalah liburan yang luar biasa menyenangkan. Mereka selalu memulai aktivitas bersama-sama. Mereka bahkan sudah memiliki rutinitas. Bangun, diikuti dengan sesi bercinta di pagi hari. Lalu saat wanita itu bersiap-siap, Caleb akan membuatkannya sarapan. Isla adalah wanita pertama yang dibuatkannya sarapan, ia berharap wanita itu tahu. Ia bangga karena ia bisa membuat sarapan yang enak dan mengenyangkan, bukan sekadar makanan beku siap saji yang selalu disediakan asistennya untuk sarapan pagi.
Setelah sarapan, mereka sering pergi lereng bukit untuk berlatih bersama. Sama seperti keahlian memasak Caleb yang sudah mengalami kemajuan, keahlian bermain ski Isla pun mengalami kemajuan. Setiap harinya wanita itu menjadi semakin percaya diri dan Caleb menemani wanita itu di setiap tingkatan latihannya dan mungkin sebelum liburan ini berakhir, wanita itu sudah bisa meluncur di lereng manapun tanpa takut akan keterjalan ataupun cemas bahwa dia akan meluncur jatuh tanpa terkendali.
Menjelang makan siang, mereka berdua terkadang kembali ke vila untuk makan tapi tidak jarang juga mereka menikmati makan siang di luar. Biasanya jika mereka makan di vila, mereka akan selalu berakhir dengan bercinta. Jangan salahkan dirinya yang tidak bisa mengendalikan diri, tapi pesona Isla terlalu sulit untuk ditolak, kebutuhan Caleb akan wanita itu tidak pernah berkurang tak peduli seberapa sering mereka berhubungan seks. Setiap kali mereka selesai, kepuasan itu tidak bertahan lama dan Caleb ingin mengulanginya lagi, hanya supaya ia bisa mengingatkan dirinya lagi betapa luar biasanya kenikmatan yang dihasilkan dari percintaan panas mereka. Dan setelah makan siang – entah itu di vila ataupun di restoran – mereka biasanya akan berjalan kaki menjelajahi Telluride dan kembali lagi ke vila menjelang sore, terkadang mereka memasak bersama, terkadang mereka menikmati makan malam di restoran.
Jika boleh memilih, Caleb lebih menyukai masakan Isla dan lebih memilih untuk menikmati makan malam mereka di vila, tapi terkadang berkencan di restoran mewah sambil menikmati makanan yang disiapkan untuk mereka, itu juga sangat menyenangkan. Apapun yang dilakukannya bersama Isla, tidak ada kata lain untuk menggambarkan perasaan Caleb kecuali bahwa ia sangat senang memiliki wanita itu di sisinya. Setelah makan malam, mereka biasanya akan berbincang ringan, berdiskusi, terkadang berdebat seru dari hal penting sampai ke hal konyol, memainkan games, menonton sebelum menuju kamar dan bercinta sampai mereka berdua jatuh tertidur kelelahan. Rutinitas seperti itu pasti akan membuat pasangan yang sudah menikah sekalipun merasa iri.
Don't, don't even...
Caleb merutuk dirinya sendiri lagi. Pikirannya terkadang terlalu kreatif sehingga membuat dirinya sendiri kesal. Tentu saja bukan itu maksudnya. Ini hanya perbandingan, bukan berarti Caleb menginginkannya.
But you have changed a lot, Caleb.
Caleb memejamkan mata sejenak. Benar, ia tidak akan memungkiri kenyataan tersebut. Liburan ini mengubahnya menjadi seseorang yang baru. Caleb tidak tahu apakah karena euforia liburan yang sedang dirasakannya atau suasana Telluride yang seperti negeri dalam dongeng atau karena ini bukan liburan biasa – Caleb merasakan banyak perubahan dalam dirinya. Ia menjadi lebih santai, lebih mudah tertawa dan bercanda, ia juga bisa membuka diri dan bercerita tentang hal-hal yang biasanya tidak pernah tertarik ia bagikan kepada wanita-wanita lain.
Bukan itu saja, ia juga tidak bisa berhenti menginginkan Isla. Hal itu juga tidak pernah terjadi pada Caleb. Ia pikir setelah hubungannya dengan Elizabeth yang berakhir begitu mengerikan, ia tidak akan pernah lagi menatap wanita dengan cara yang sama. Bagi Caleb, mereka tidak lebih seperti alat untuk memuaskan nafsunya, yang akan ia gunakan sekali dua dan tanpa menimbulkan ketergantungan apapun. Tapi Isla seperti candu yang membuatnya tidak bisa berhenti menginginkan wanita itu lagi dan lagi. Ia tidak tahu ia memiliki sisi seperti itu. Ini bahkan lebih dahsyat dari hubungannya dengan Elizabeth, karena Caleb menginginkan Isla di mana saja dan ia benar-benar melakukannya di mana saja.
Mereka bercinta hampir di semua tempat di vila ini. Tidak terhitung berapa kali di tempat tidur, di dalam kamar mandi, di sofa, di lantai bahkan di dapur. Mereka juga melakukannya di dalam range rover. Seumur hidup, Caleb tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu yang diluar kebiasaannya tapi di sini bersama Isla, ia merasa begitu bebas, seolah-olah ia bisa melakukan apa saja. Wanita itu menyuntikkan energi ke dalam diri Caleb dan memenuhi liburannya ini dengan banyak warna sehingga rasanya ia merasakan lebih banyak emosi di Telluride daripada tahun-tahun panjang yang dihabiskannya untuk bekerja dan mengembangkan bisnisnya di New York City.
Amazing, huh?
Caleb tersenyum tolol sendiri. Ia tidak tahu harus berterima kasih kepada siapa. Andrew? Samantha? Atau dirinya sendiri. Karena memutuskan untuk melakukan sesuatu segila membayar seorang wanita untuk menemaninya berlibur. Dan tanpa sadar, Caleb menemukan sesuatu yang lebih daripada sekadar sosok cantik.
Isla...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Escort - Wanita Bayaran Sang Taipan
RomanceBillionaire romance 21+