Happy reading, semoga suka
Ebook lengkap sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa ya.
Luv,
Carmen
____________________________________________________________________________
Isla...
Bukankah wanita itu sangat menarik dan mengejutkan? Paket yang begitu komplit sehingga Caleb merasa ia tidak akan pernah selesai membuka bungkusan wanita itu dan selalu terkejut ketika menemukan sisi baru Isla.
Tadi malam, wanita itu kembali mengejutkannya. Selama ini, wanita itu memang panas dan menggairahkan tapi Isla selalu membiarkan Caleb mengendalikan permainan. Tapi tadi malam wanita itu ingin mengambilalih kendali percintaan mereka. Dia meminta Caleb berbaring telentang dan wanita itu memuaskan seluruh keingintahuannya. Dia mempelajari seluruh tubuh Caleb, mengeksplor dan menjelajah dengan pelan dan dengan begitu erotis sehingga Caleb tersiksa di antara rasa nikmat dan frustasi. Lalu wanita itu menurunkan kepalanya di antara kedua kaki Caleb dan ia menggeretakkan giginya ketika merasakan kehangatan mulut wanita itu membungkusnya rapat-rapat.
Caleb tidak pernah mengalami petualangan seksual yang begitu menggairah dan eksotis, berbaring diam dan membiarkan seorang wanita memegang kendali. Ia mengerang keras saat Isla bergerak ke atasnya dan menurunkan diri di atas kekerasannya lalu mulai memacu dirnya di atas Caleb, bergerak dengan iraman panjang dan dalam, menggesek dan memutar setiap kali dia membungkus Caleb dengan kewanitaannya lalu bergerak keluar dan membuatnya menggerung lalu kembali lagi membungkus Caleb rapat. Ia tidak ingat pernah mengalami klimaks yang begitu hebat dan panjang dan saat wanita itu meledak bersama Caleb, kenikmatan itu terasa memecah dengan lebih luar biasa. Isla lalu jatuh di atasnya dan Caleb memeluk tubuh lembap itu dengan erat, napas mereka memburu, tubuh lembap mereka mulai mendingin dan mereka jatuh dalam tidur yang menenangkan. Lelap dalam mimpi yang memuaskan.
Isla bergerak kecil dalam tidurnya. Dia membalikkan badan dan secara refleks mencari kehangatan, bergerak ke dalam pelukan Caleb dan mendekatkan tubuh mereka. Caleb merengkuh wanita itu, menatap dan mengagumi kecantikannya sejenaknya sebelum bibirnya turun untuk mencium Isla. Bagi Caleb wanita itu sangat menakjubkan. Secara penampilan, Isla tampak begitu sopan dan terkendali, begitu serius dan cerdas, tapi ketika sedang bermesraan terutama ketika di malam hari saat mereka menghabiskan waktu di ranjang, ia melihat sisi liar wanita itu. Isla seperti gabungan antara kepolosan dan keliaran, seperti kombinasi manis dan pedas, Isla adalah gambaran dari semua yang diinginkan seorang pria dari seorang wanita.
Tangan Caleb bergerak ke dada telanjang Isla, mengusap dan memainkan puncak itu hingga mengeras. Belaiannya itu akhirnya membangunkan Isla. Wanita itu mengerang seksi, suaranya yang sedikit serak karena kantuk dengan cepat membangkitkan gairah Caleb.
"Mmm.... nice," gumam Isla sementara Caleb terus membelainya lalu ia kembali mendekat bibirnya dan mencium wanita itu lapar.
"Ada yang bangun," bisik Isla lagi saat Caleb menjauhkan bibir. Lalu wanita itu terdengar kecewa saat melanjutkan, "... tapi aku tidak bisa."
"Ada apa?" tanya Caleb sambil menyusupkan wajahnya di lekuk harum leher Isla.
"Rasanya tubuhku pegal sekali."
Caleb menatap Isla cemas. "Apakah aku menyakitimu, Isla?"
"Oh, tidak. Aku sudah merasa pegal sejak beberapa hari lalu. Aku mengabaikannya karena aku sangat menginginkanmu, tapi sekarang rasanya sakit sekali." Isla lalu mencium Caleb pelan. "Mungkin malam ini, oke? Atau kalau tidak malam ini, besok pagi."
Caleb mencium Isla sekilas sebelum menatap wanita itu lagi. "Benar hanya karena itu?"
Isla mengangguk. "Ya, hanya itu. Kurasa dalam seminggu terakhir ini, aku melakukan olahraga seks yang jauh lebih banyak daripada yang pernah kulakukan dalam enam bulan terakhir ini. Aku butuh waktu untuk terbiasa. Tapi aku bisa memuaskanmu, jika kau mau," tambah wanita itu kemudian sambil berbisik.
Isla sangat berbakat dengan lidah dan bibirnya dan Caleb mempertimbangkan tawaran itu sesaat dan ia sungguh-sungguh tergoda, tapi akhirnya Caleb memutuskan untuk tidak menerimanya. Ia tidak bisa menjadi begitu berengsek dan egois, ia seharusnya menunggu sampai Isla siap sehingga mereka bisa saling memuaskan.
"Bagaimana kalau aku memandikanmu saja? Di pancuran."
Isla langsung mengerang.
"Aku janji hanya akan menyabuni dan memandikanmu."
"Bukan kau yang kukhawatirkan," jawab wanita itu.
"Kalau begitu aku berjanji tidak akan merespon godaanmu."
Wanita itu tersenyum dan Caleb tahu jika Isla bersikeras, ia bisa saja mendapati dirinya menyerah.
Setelah ciuman panjang, Caleb kemudian menggiring wanita itu ke dalam kamar mandi. Ia berusaha keras untuk tidak menyentuh Isla dengan sentuhan-sentuhan yang terlalu sensual yang bisa mengarah pada hal-hal yang berujung pada hilangnya kontrol diri. Ia mengendalikan dirinya sebaik mungkin, berfokus hanya membersihkan tubuh Isla, dari rambut hingga ke ujung kaki.
"Oh... malam ini, Caleb..." Isla setengah mengerang, sambil tersenyum. "Definitely tonight, Caleb."
"Kalau kau sudah siap, Isla."
Dia mendesah. "Aku sudah siap sekarang, sebenarnya. Itulah masalahnya. Kau selalu tidak pernah gagal membuatku bergairah dan aku selalu lupa betapa pegalnya aku sampai segalanya selesai."
Caleb mencium bibir Isla lembut. "Kau tidak perlu melakukannya, kau tahu, tidak perlu setiap malam."
Isla menggeleng. "Kau juga tahu, aku melakukannya karena aku menginginkannya. Aku menginginkanmu sekarang, tapi..."
"Tapi, kalau kau memaksakan diri, kau hanya akan membuat kondisi tubuhmu semakin sakit." Isla mengangguk. "It's okay, you should rest a bit. Kita masih punya banyak waktu, Isla."
Lalu lebih banyak ciuman sebelum Isla memutuskan untuk berganti memandikan Caleb. Butuh usaha dan kendali yang lebih luar biasa saat merasakan tangan wanita itu bergerilya di tubuhnya tapi Caleb berhasil menahan mereka berdua agar tidak lepas kendali. Isla membutuhkan istirahat, Caleb tidak akan membiarkan wanita itu memaksakan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Escort - Wanita Bayaran Sang Taipan
RomanceBillionaire romance 21+