The Night Class

96 9 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inspired by Instagram post @joshu_acoustic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inspired by Instagram post @joshu_acoustic

**

"Gimana kelasnya hari ini?" tanya Kak Jo sembari mengambil alih tas selempangku dan memakai di bahunya.

"Kayak biasanya, selalu diakhiri banyak tugas," jawabku.

Kak Jo terkekeh pelan sebagai tanggapan. Lalu tiba-tiba dia menarik tanganku sambil berlari. "Ayo cepet nanti antriannya makin panjang!" seru cowok itu.

Truk makanan di pinggir jalan yang menjual sup kue ikan dan kue beras pedas tampak ramai antrian sepanjang trotoar. Namun, antrian bergerak cepat seiring pesanan tangkas dibuat oleh penjual truk makanan.

"Gara-gara Kakak, gue jadi olahraga." Aku protes, mengusap peluh di dahi dan mengatur napas yang ngos-ngosan.

Lagi-lagi Kak Jo tergelak. "Gue sukses dong! Lo harus olahraga Falla, Cuma duduk sambil belajar tiap hari itu gak baik buat kesehatan. Oke lo jadi pinter tapi badan lo sakit, apa gunanya?"

Aku mangut-mangut saja mengamini apa yang Kak Jo bilang. Memang sih, aku malas untuk berolahraga.

Kemudian, Kak Jo tiba-tiba sibuk menggeledah tasku yang tersangkut di bahunya.

"Nyari apa?" tanyaku.

"Jedai atau ikat rambut punya lo. Nah ketemu!" serunya mengeluarkan ikat rambut dari dalam tasku yang tidak aku sadari berada di sana. Pantas saja aku tak menemukannya tadi pagi di kamar.

"Ngadep ke sana," ujar Kak Jo mendorong bahuku pelan menghadap ke jalanan. Sementara ia mulai menyisir rambutku dengan jarinya dan menyatukannya menjadi satu lalu memasangkan ikat rambut hingga satu kunciran rambut selesai.

Kak Jo melakukannya dengan gesit karena ia memang sudah terbiasa mengikat rambutku. Perlu aku kasih tahu gak? Kak Jo itu cowok act of service banget. Tanpa perlu aku jelaskan panjang lebar, kalian mungkin sudah menyadarinya sejak awal ceritaku dimulai.

Kak Jo dan aku adalah sepasang kekasih. Kami dijodohkan awalnya. Namun, bukan seperti kisah perjodohan penuh drama, Kak Jo menerima perjodohan itu dan memperlakukanku bagai ratu.

CampfireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang