Panitia Konser

65 5 0
                                    

Inspired by Instagram post @feat.dino

dino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

(Prev eps Kedipan Mata Si Model Tengil)

"Amel, jalannya pelan-pelan dong, di sini rame banget!" gerutu Via yang kesusahan mengikuti langkah Amel di antara banyaknya manusia.

Amel terkekeh, lalu mengulurkan tangannya agar Via tak tertinggal dan kembali melanjutkan langkah.

Malam ini ada konser band lokal yang diadakan oleh BEM di lapangan luas belakang kampus. Awalnya Via enggan pergi, sebab kehabisan tiket konser yang dijual secara online. Namun, sorenya Amel tiba-tiba memberitahu jika tiket konser bisa dibeli ots dan dia mengaku kenal dengan salah satu panitianya.

"Gimana kalau tiketnya juga abis?" tanya Via saat bertemu dengan Amel di parkiran kampus malam ini. Via berangkat bersama Milan, Kakaknya. Sementara Amel berangkat sendirian. Fyi, Milan sudah punya tiket sendiri yang dibeli lewat online oleh pacarnya.

"Gak akan! Gue udah nyuruh temen gue simpen dua tiket buat kita," jawab Amel memutus rasa pesimis Via.

Begitulah akhirnya Amel dan Via bergabung di tengah keramaian lapangan belakang kampus, mencari teman Amel yang katanya merupakan salah satu panitia acara dan memegang tiket ots.

Pagar pembatas panggung tempat konser mulai terlihat. Panggung area konser tampak megah, sound speaker besar berada di kedua sisinya. Sambil mengikuti langkah Amel, Via berpikir kira-kira berapa total biaya yang dikeluarkan panitia acara untuk menyelenggarakan konser semegah ini. Besar panggungnya saja sudah menyamakan panggung konser yang sering diadakan di taman kota dengan eo yang berpengalaman.

"Dion!" panggil Amel membuat Via ikut menoleh.

Dion yang dipanggil balas melambai. Cowok itu sedang santai duduk di pinggir panggung kemudian melompat turun melangkah menuju ujung pagar pembatas, menemui Amel dan Via yang sedang menunggu.

Via agak kaget saat tahu kalau ternyata teman yang dimaksud Amel adalah Dion. Si pekerja paruh waktu sebagai model. Agaknya tugas kelompok tempo hari membuat kedua orang itu jadi lebih dekat.

"Hai," sapa Dion.

"Mana tiketnya, lo simpen dua kan?"

Dion meringis, terlihat kikuk lalu merogoh saku belakangnya, mengeluarkan satu tiket. "Sorry, sorry banget, gue cuma punya satu aja, tadinya ada temen gue yang punya satu tiket lagi tapi udah keburu dibeli orang," ucap Dion terdengar memelas, kendati ekspresinya tampak dibuat-buat.

"Yah terus gue gimana dong?" keluh Via.

"Lo ah! Kenapa gak lo minta dari tadi tiketnya ke temen lo?" amuk Amel sembari melayangkan pukulan di lengan Dion.

"Gue udah minta tiketnya kok, tapi yang mau beli tiketnya malah bayar tiga kali lipat lebih mahal, gue gak bisa apa-apa," jelas Dion, mengangkat kedua tangannya, menyerah.

CampfireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang