Part 4

792 61 4
                                    

Hari ini, merupakan hari terakhir seorang Jesslyn menjadi member Idol48. Hari yang membahagiakan sekaligus hari patah hati para fans, walau begitu ada rasa bangga dan bahagia karena bisa menemani Sang Idola sampai di titik ini.

Show berjalan dengan lancar, hingga tak terasa ini menjadi penampilan terakhir di show kali ini. Selesai menyanyikan lagu, Zee dan Kathrin membacakan surat untuk Jesslyn.

"Untuk yang baca surat, silakan maju," ujar Sisca.

Kemudian Zee dan Kathrin maju di sisi berbeda, lewat matanya Zee mempersilakan Kathrin untuk membaca surat terlebih dahulu. Ia mundur sedikit agar tidak menghalangi orang di belakangnya.

"Hai Ci Jesslyn, waktu pertama Cici mengumumkan akan lulus dari grup ini rasanya aku sangat sedih. Kenapa harus secepat ini, Ci? Aku gak terima untuk keputusan Cici yang sangat cepat ini." Dengan suara bergetar dan mata yang berkas-kaca, Kathrin mulai membacakan surat yang dituliskannya.

Sebisa mungkin ia menahan diri untuk tidak menangis, tetapi ia tak sanggup, dihapusnya setetes air mata yang mengalir begitu saja.

"Perlahan aku sadar, bahwa mungkin Cici ingin berkarir di luar juga bukan hanya sebagai idol. Aku harap Cici sehat dan sukses."

"Aku akan belajar mengikhlaskan kelulusan Cici ini, karena bagaimanapun Cici adalah salah satu Cici yang sangat aku sayangi. Cici yang selalu ada dan menguatkan aku di saat aku sedih dan menangis. Ci Jesslyn ... Semangat ya, sukses untuk karirnya dan selamat hari kelulusan Cici."

Kathrin menyelesaikan kalimatnya dengan baik, ia tak sanggup lagi menahan air mata di kedua retinanya. Bulir bening itu akhirnya pecah juga, ia menangis dalam pelukan Jesslyn yang menitikan air mata juga.

"Udah bukan waktunya sedih-sedih. Lo harus belajar lebuh dewasa lagi, Kath, gue percaya suatu saat nanti lo bisa lebih dari sekarang. Semangat ya," kata Jesslyn pelan.

Kathrina mengangguk, ia kembali ke tempatnya dan sekarang giliran Azizi yang melangkah maju untuk membacakan surat. Setelah mengambil surat yang disodorkan Ci Shani dan berterima kasih, Zee tersenyum pada Jesslyn.

"Hallo, Ci Jes. Aku mau bilang terima kasih Cici sudah berjalan dan bertahan sejauh ini, terima kasih telah menjadi Cici yang sangat baik untuk adik-adiknya. Menurutku walau Cici galak hehehe ... Cici merupakan sosok Kakak yang perhatian dan sayang kepada adiknya dengan cara Cici sendiri." Zee menghela napas panjang, ia tersenyum pada Jesslyn sebelum akhirnya melanjutkan kalimat yang ia tuliskan dalam sebuah surat yang dipegangnya.

"Senang rasanya bisa mengenal Cici hingga sejauh ini, walau kita satu generasi, akan tetapi usia kita terpaut beberapa tahun. Aku udah anggap Ci Jes sebagai Kakakku sendiri, Kakak yang sangat aku sayangi. Ci Jes semangat menjalani harinya setelah lulus dari sini ya, jangan lupa dengan kenangan kita selama bersama-sama." Jesslyn menatap Zee berkaca-kaca, walau di bibirnya terukir senyuman. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa ia sedih dan berat meninggalkan semuanya. Akan tetapi, ia ingin melangkah lebih jauh dari ini.

"Maaf ya kalau selama ini aku selalu menjahili Ci Jes, jangan pernah bosan untuk menjadi Cici galakku, aku pasti bakal kangen banget jahili Cici yang kesabaran setipis tisu ... hahaha. Semoga setelah ini kehidupan Cici lebih sukses dan apapun rencana Cici setelah ini diberikan kemudahan serta kelancaran. Happy graduation Ci Jesslyn, dari orang yang selalu menjahilimu, Azizi Shafa Asadel."

Selesai Zee membacakan surat untuknya, Jesslyn bergegas memeluk adik jahilnya itu. Ia menepuk punggung Zee, walau gadis tomboy itu tersenyum, tetapi ia tahu bahwa Zee menahan tangisnya.

"Baik-baik di sini, Azizi, kamu pasti bisa lebih sukses dari sekarang. Jaga kesehatan jangan terlalu memporsir tubuh kamu ya, makasih udah bersedia " bisik Jesslyn saat memeluk Zee yang diangguki oleh Zee.

PEOPLE COME AND GO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang