Menjadi seorang idol itu tidak mudah, kesalahan kecil yang dilakukan akan sangat terlihat dan terus menerus diungkit, melupakan seribu kebaikan dan prestasi yang dicapai tanpa toleransi. Bahkan saat terdiam dan tak melakukan apapun juga selalu terlihat salah, apalagi saat mencoba mengepakan sayapnya di industri yang lebih besar, hal itulah yang saat ini dirasakan oleh Chika, Shani, dan Zee.
Ketiganya sedang diterpa badai yang menggunjing karirnya, sejak mengumumkan graduation, Shani memang terlihat sangat aktif dan lebih ekspresif dari biasanya. Ia lebih terlihat lepas, mungkin karena beban yang selama ini bercokol di hatinya sudah lepas secara perlahan. Saat ini Shani sedang menahan diri untuk terus bersabar melihat banyaknya orang yang terus menggunjinya, ia tak ingin terpancing dengan kalimat tak penting yang dilontarkan orang-orang yang mengaku sebagai fans.
"Hallo semua, ketemu lagi sama aku. Kalian jaga kesehatan selalu ya," sapanya saat terhubung dengan sebuah aplikasi streaming khusus idol. Ia tersenyum lembut seperti biasanya.
"Terima kasih ya kalian sudah mendukung aku dan selalu mendo'akan aku, buat kalian tolong jangan sedih lama-lama ya, kita harus menikmati momen-momen kita di sini. Kita sama-sama lewati ini dengan membuat banyak kenangan yang menyenangkan dan indah ya, jangan sedih terus."
Ia terdiam sejenak, membaca komentar-komentar yang dilontarkan fansnya. "Hahaha ... Kalian kaget? Maaf ya udah buat kaget dengan pengumuman aku waktu itu, jujur sih ini keputusan yang sangat berat. Namun, aku sudah memikirkan dan menimbang hal ini sejak lama," ujarnya dengan senyum manis dan tatapan lembutnya.
"Sebenarnya aku juga sangat nyaman dan bahagia tergabung dalam grup ini, apalagi melihat antusiasnya kalian setiap kami perform. Kami bangga memiliki kalian, semoga kalian selalu puas dengan penampilan kami ya, terus dukung dan do'akan kami." Sepanjang mengatakan itu, ia tersenyum manis menampilkan lesung pipinya yang begitu memikat.
"Ci last shownya kapan? Masih lama kan, Ci, lima tahun lagi?" bacanya pada salah satu komentar. Shani terkekeh membaca komentar fansnya.
"Hahaha .... Gak dong, kelamaan kalau lima tahun. Aku udah tua banget tuh kalau gitu, udah jompo," guraunya.
"Tenang masih lama kok," sambung Shani.
"Apa yang masih lama, Ci?" timpal Chika yang tiba-tiba datang dan inframe membuat para penonton live itu sepertinya heboh karena komen yang naik turun begitu cepat.
"Ini aku lagi live, mereka nanya aku kapan last show."
"Tenang gais, Cici masih lama kok. Mungkin sampai sts Cici kan?"
"Eh Chik, hus ah nanti malah overthinking tuh mereka. Masih lama kok tenang aja, kalian nikmati momen bersama aja, selagi masih di grup ini kalian terus dukung dan temani kami." Shani diam sejenak membaca komentar-komentar yang bermunculan bersama Chika, sampai Chika bersuara. Mereka membahas hal yang akan membuat gempar sosial media. Lupa membisukan video yang berakibat fatal.
"Ci, Phi Sisca dulu kan last shownya?"
"Iya, kayaknya sih gitu. Sisca minta show graduationnya setelah STS Gre, mungkin akhir bulan Agustus atau awal September dia last show."
"Ah aku gak siap kehilangan lagi, walau Phi Sisca galak dan tega, tapi dia termasuk senior yang baik dan perhatian."
"Iya, dia punya cara tersendiri untuk menunjukkan perhatiannya, dia–" Seketika tersadar bahwa dirinya dan Chika membahas itu di depan live dan belum membisukan video live itu.
"Gais, maaf ya. Duh kita ada kegiatan lagi nih. Aku tutup dulu ya livenya. Terima kasih untuk semua yang telah meramaikan dan mendukung kami, see you next time," ujar Shani yang kemudian membaca deretan teratas di livenya. Setelah itu Shani mematikan livenya dan menyandarkan punggungnya ke kursi yang ia duduki.
"Ci, maaf aku gak sengaja," sesal Chika menatap Shani yang menutup wajahnya.
Sebagai kapten ini merupakan kesalahan fatal yang sudah ia lakukan, membocorkan show kelulusan member merupakan kesalahan fatal, ia menyesali hal itu.
"Bukan salah kamu sepenuhnya, udah terlanjur, Chik. Gak apa-apa," ucap Shani tersenyum menenangkan.
"Aku gak enak, Ci, padahal kita kan tahu bahwa itu gak boleh diberitahukan ke siapapun."
"Kamu sendiri tahu dari mana?" Bukan tanpa alasan Shani bertanya seperti itu, karena memang seharusnya hanya management dan kaptenlah yang tahu.
"Aku gak sengaja dengar pas Phi Sisca nelpon, terus minta orang yang ditelpon datang saat show kelulusannya. Gak tahu sih telpon siapa, kayaknya teman-temannya, Ci."
"Oh gitu, yaudah gak apa-apa, Chik. Yuk sekarang kita latihan ... ah iya, tolong panggil Zee ya, tadi dia bilang mau tidur di ruang putih. Maaf tolong bangunin ya dan cek dia demam gak," pinta Shani.
"Iya, Ci, laksanakan."
"Makasih, Chik," ucap Shani mengusap bahu Chika sebelum pergi untuk ke ruang latihan.
***
Sesampainya di ruang putih, Chika bergegas menghampiri Zee yang tertidur di sofa. Ia melihat gadis tomboy itu sedang bergelung di sofa merah di dalam ruangan itu, Chika tersenyum melihat itu.
"Zee bangun, kita latihan," ujar Chika lembut seraya menepuk lengan Zee pelan, ia merasakan suhu tubuh Zee yang berbeda dari biasanya.
Zee mengeliat dalam tidurnya dan membuka kedua matanya, ia melihat Chika yang duduk di depannya. "Eh, Kak Chika," ucapnya dengan suara serak.
"Badan kamu panas Zee, kamu sakitkah?" tanyanya dengan nada khawatir.
"Aku baik, Kak, gak apa-apa kok. Cuma sakit dikit, nanti juga sembuh sendiri."
Jawaban enteng Zee membuat Chika berdecak kesal, ia tak habis pikir dengan tingkah gadis di depannya. Selalu bekerja keras tanpa mengenal lelah, apalagi kegiatan gadis itu sangat-sangat padat.
"Badan lo butuh istirahat ya, Zee. Lo mau tumbang kayak gimana sih?" Chika terlampau kesal dengan sikap keras kepala Zee.
"Aku gak apa-apa kok, ayo mending sekarang kita nyusul yang lain. Sebentar lagi kan latihan, kalau telat nanti dihukum, Kak."
"Gak ada, lo harus istirahat biar nanti gue bilang sama Ci Shani," tegas Chika.
"Kak Chika, aku baik-baik aja. Gak usah izin, aku masih kuat buat latihan kok, aku gak akan sakit parah."
"Lo mau nunggu sakit parah? Gila, orang aneh lo. Gak habis pikir gue sama lo, kerja sih kerja tapi gak sampai nyiksa diri juga. Lo manusia bukan robot dan lo bisa tumbang kapanpun, jadi stop buat bertindak bodoh ya, Zee," desis Chika tajam.
Suasana ruangan mulai menegang, Zee masih bersikeras untuk tetap mengikuti latihan. Ia tidak ingin melewatkan momen latihan lagi, cukup beberapa hari terakhir saja ia melewati latihan di teather. Dengan ruat marah dan kesalnya Chika menatap Zee tajam, sedangkan gadis itu hanya menatap Chika dalam diam.
Zee tersenyum manis, lalu berkata, "Kakak tenang aja, aku kuat. Gak usah khawatir." Setelah mengatakan itu ia bergegas turun dari sofa dan berjalan lebih dulu, ia tidak ingin melihat Chika marah lebih dari itu.
Sedangkan Chika menatap Zee tak percaya, ia mendesis kesal melihat sikap Zee yang begitu keras kepala. Ia rasa Zee sudah gila karena terus memporsir dirinya tanpa istirahat yang cukup.
"Zee! Kenapa lo keras kepala sih? Gak habis pikir gue," ucap Chika sebelum akhirnya melangkah menyusul Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEOPLE COME AND GO (END)
FanfictionSetiap pertemuan pasti ada perpisahan, setiap waktu manusia datang silih berganti, hingga beberapa dari mereka memilih pergi bahkan tanpa pamit. Seperti kisah yang dialami oleh gadis itu, ia terus ditinggalkan orang-orang yang disayanginya. Hingga w...