Part 13

569 51 0
                                    

Tiada seorang pun yg dapat mengatur cerita perjalanan hidupmu, kecuali dirimu sendiri dengan segala ketentuan-Nya.

Pepatah itulah yang selalu menjadi pegangan seorang Azizi Shafa Asadel atau yang lebih dikenal Zee. Saat banyak orang berkomentar tentang penampilan dan sikapnya, ia tak mendengarkan karena dirinya lebih nyaman untuk menjadi diri sendiri. Saat banyak orang yang menginginkan ia tampil seperti ini atau itu, ia hanya tersenyum.

"Zee makan dulu, Sayang," ujar Rain setelah mengetuk pintu.

"Iya, Ma, nanti aku ke bawah," balas Zee yang sedang bersiap-siap.

"Mama tunggu di bawah ya." Kemudian, Rain bergegas meninggalkan kamar anaknya.

Sedangkan di dalam Zee sedang berdadan untuk menghadiri sebuah acara Festival Generasi Happy yang bertajuk 'Gen Z, saatnya aksi' dan akan dihadiri beberapa aktris, aktor, dan figur ternama. Suatu kebanggaan bagi Zee karena diundang menghadiri acara itu.

Setelah selesai bersiap akhirnya Zee keluar dari kamar dan turun menuju ruang makan, ia duduk di samping adik laki-lakinya.

"Makan yang banyak, Zee, jangan sampai gerd kamu kambuh lagi," pesan Rain.

"Iya, Ma."

Beberapa menit kemudian Zee selesai makannya, ia kemudian berpamitan kepada kedua orang tuanya. Mencium tangan keduanya yang dibalas dengan ciuman kening oleh Papanya.

"Hati-hati di jalan, Nak, nanti Papa jemput."

"Iya, Pa, kalau Papa masih sakit istirahat aja. Gak apa-apa Zee bisa pulang sama Kakak staff kok," ucap Zee.

Mengingat Papanya yang belum lama sembuh dan pasca operasi jelas membuat ia khawatir. Secuek apapun dirinya ia tetap menyayangi keluarganya, ia tidak ingin kehilangan orang-orang yang ia sayangi. Ia ... Ah bukan hanya dirinya, tetapi seluruh member, staff, dan fans baru saja kehilangan sosok penting dan sangat berperan di grupnya. Seorang pelatih dance yang sayang humble dan baik hati baru saja berpulang ke pangkuan Tuhan belum lama ini.

Itu pukulan terberat bagi semuanya, kabar yang mengejutkan yang mereka terima. Bahkan beberapa kegiatan mereka harus tertunda hingga beberapa waktu. Walau masih berduka tetapi mereka tetap harus menuntaskan tugas mereka, begitu pun Zee. Ia tetap harus bersikap profesional di tengah rasa dukanya.

***

Sesampainya di lokasi Zee bertemu dengan rekan lainnya, bintang tamu serta host acara tersebut. Mbak Najwa Sihab selaku tuan rumah menyambut tamu dengan ramah, mereka melakukan briefing beberapa menit.

"Oke, mari kita berdo'a dulu untuk kelancaran acara hari ini," kata Mbak Najwa.

Mereka pun berdo'a menurut kepercayaan masing-masing, usai do'a Najwa selaku host menaiki panggung duluan. Setelah dua bintang tamu naik ke atas dan berbincang-bincang sedikit dengan Najwa, tiba saatnya Zee yang dipanggil.

"Baiklah, ini adik saya yang terakhir yang akan hadir, usianya baru saja sembilan belas tahun, tetapi memiliki banyak prestasi dan sangat meresahkan, ini dia profilnya," ucapnya.

Setelah itu, diputarlah video biografi tentang Zee. Hal itu memancing antusias dari penonton yang datang untuk menyaksikan acara tersebut. Tak lama muncullah Zee yang semakin menambah antusias mereka. Penampilan Zee tidak pernah gagal apalagi saat memakai outfit serba hitam dan jaket kulit hitam, ia tampil begitu cantik dan keren diwaktu yang bersamaan.

Tutur kata Zee yang saat ini ada di hadapan mereka mampu membuat mereka terpuka, kedewasaan Zee terlihat jelas. Sejak menginjak usia 19 tahun pada Mei kemarin, Zee menjadi lebih dewasa dan lebih kalem dari biasanya. Ada beberapa hal yang dirindukan oleh para fans yaitu kerandoman Zee di setiap acara show, walau begitu para fans tetap mendukung perubahan dalam diri Zee.

"Setiap manusia akan dewasa pada waktunya, dewasa itu bukan tentang usia, tetapi tutur kata dan sikap menunjukkan kedewasaan. Jujur sih, Zee yang saat ini tampil kalem banget dan lebih berdamage." Komentar salah satu fans di postingan Zee.

Acara berjalan dengan lancar dan seru, antusias penonton terhadap bintang tamu memberikan energi positif tersendiri bagi para bintang tamu dan host. Hingga acara selesai dengan tepuk tangan meriah yang diiringi oleh penonton.

***

"Perjalanan yang seperti ilmu yang lebih besar dan lebih serius, membawa kita kembali ke diri kita sendiri."

Hari ini Ashel memutuskan untuk main ke rumah Zee usai bermain bersama Naura. Ia merindukan temannya itu, jujur Ashel ingin bercerita banyak dengan Zee. Setelah menempuh waktu yang cukup lama, akhirnya Ashel sampai di rumah Zee. Ia disambut oleh Mama Zee yang menyuruhnya langsung ke kamar sang putri.

"Langsung ke kamar Zee aja, Shel," suruh Rain.

"Iya, Tan, emang Zee lagi apa?"

"Baru selesai mandi kayaknya, tadi pesan kalau ada kamu suruh langsung ke kamar aja," jelasnya

"Kalau gitu, aku izin ke atas ya, Tan."

Setelah mendapat persetujuan dari Mama Zee, Ashel pun bergegas ke kamar Zee. Ia mengetuk pintu dan masuk setelah mendapat jawaban dari Zee.

"Duduk dulu, Cel," ucap Zee yang sedang merapikan rambutnya.

Ashel menurut, ia duduk di atas ranjang Zee dan bersandar. Raut wajahnya terlihat sedih, Zee dapat melihat itu di balik cermin yang ada di depannya.

Zee menyelesaikan kegiatannya dan menghampiri Ashel, ia menepuk bahu temannya itu. "Apa sih datang-datang mukanya ditekuk gitu. Jelek tahu, Cel," ledek Zee.

"Temen lagi sedih bukannya dihibur malah diledek, kamu mah gimana sih," rajuk Ashel dengan nada manjanya, matanya terlihat berkaca-kaca.

"Lagian kamu aneh, Cel, datang tuh dengan ceria bukannya malah ditekuk dan sedih gitu. Cerita aja kalau emang itu bisa buat beban di pundak kamu lebih ringan," nasihat Zee.

Zee yang mode dewasa ini membuat Ashel terdiam. Ia kagum dengan perubahan pesat seorang Zee, yang tadinya pecicilan hingga menjadi sosok yang kalem dan lebih dewasa.

Ashel menghela napas panjang, lalu menatap Zee yang sedang menatapnya dalam. "Aku lagi di titik lelah, Zee, terlalu banyak aktivitas dan kegiatan yang menyebabkan kurang istirahat. Selain beberapa hari yang lalu aku drop karena aktivitas manggung yang gak ada liburnya, aku juga drop karena komentar negatif mereka."

"Bukan hanya berkomentar tentang diriku, tetapi mereka sudah berkomentar tentang keluargaku. Itu yang buat aku gak terima Zee, cape rasanya jadi idol."

Air mata menetes dari kedua matanya, Zee yang melihat itu menarik Ashel kepelukannya, ia menepuk-nepuk pelan punggung sahabatnya. Memberikan energi positif yang ia miliki.

"Lelah boleh, Cel, kalau lelah kamu bisa istirahst sejenak. Berhenti melihat sosmed dan muncul di sosmed, kamu akan tahu mana orang yang benar-benar menyayangi kamu dan mana orang yang hanya ikut-ikutan." Zee menatap Ashel, ia meremas kedua bahu sahabatnya itu.

"Ini hidup kamu, mereka gak berhak mengatur apapun yang kamu jalani. Dengarkan selagi itu positif, abaikan jika itu negatif dan sekiranya akan merugikan. Gak semua komentar harus dibaca dan kamu lakukan kok."

Zee mengusap air mata Ashel, ia tersenyum pada sahabatnya itu. "Udah ah jangan nangis, tahu apa sih mereka tentang hidup kamu? Mereka yang berkomentar negatif hanya tahu kamu dan keluarga lewat sosial media saja, gak secara langsung kan? So, kamu yang tahu kehidupan kamu seperti apa dan bagaimana kondisinya."

Ashel tersenyum mendengar penuturan Zee, ia berterimakasih pada gadis tomboy itu dan memeluknya. "Tumben banget kamu gak gengsi buat ngehibur dan meluk aku, biasanya gengsi dan aku malah didiemin," sindir Ashel.

"Tadinya sih mau didiemin, tapi nanti Mama ngiranya aku apa-apain kamu, jadi lebih baik aku hibur deh." Ternyata Ashel lupa, bahwa Zee tetaplah Zee. Sosok yang banyak disukai orang karena sikapnya yang sweet dan baik, serta sosok yang dihindari untuk tidak berdekatan karena sikapnya yang menyebalkan dan jahil.

"Nyebelinnya gak ketinggalan ya, tetap ada," dengus Ashel.

"Hahaha ... Sana kamu cuci muka, kita kan sebentar lagi mau nonton," ujarnya.

Ashel mendengus sebal, tetapi tetap berjalan menuju kamar mandi.

PEOPLE COME AND GO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang