Part 6

637 64 2
                                    

Istirahat kali ini, Chika menemani Christy yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri untuk makan siang bersama. Mereka baru saja memesan makanan dan minuman dari luar, keduanya duduk berdampingan di meja makan ruangan itu.

Jika biasanya Chika menghampiri Zee saat istirahat seperti ini, kali ini berbeda ia memilih untuk menghampiri adiknya. Kali ini ia menghabiskan waktu makan siang bersama Christy, walau terkadang matanya tetap menatap Zee yang sedang bermain game bersama Marsha. Gadis itu terlihat asik bermain game, sesekali senyum muncul di kedua bibirnya, senyum yang menjadi candu.

"Kak Chika makan sama apa?" tanya Christy.

"Makan sama mie pedas, dede makan apa?" balasnya lembut.

"Aku makan mie juga, tapi gak pedas."

"Mau coba yang Kakak?" Chika menyodorkan sumpit miliknya yang sudah terisi mie pedas miliknya, Christy membuka mulutnya menerima suapan Kakaknya itu dengan senang hati.

"Pedes banget, Kak," ucap Christy setelah memakan mie yang disodorkan Chika. Melihat wajah adiknya yang memerah karena pedas membuat Chika sigap memberikan minuman padanya.

"Aduh maaf dek, kirain kamu kuat pedes. Maaf ya," ujarnya merasa bersalah.

"Gak apa-apa, Kak, lagian aku juga yang pengen nyoba."

"Tapi kamu jadi kepedesan sampe merah gitu mukanya, kalau sakit perutnya gimana?"

"Gak, Kak, tenang aja. Aku kuat kok," ucap Christy menenangkan Chika yang merasa bersalah.

"Christy dipanggil Ci Shani tuh, katanya diminta temui Cici di ruang tengah," kata Muthe yang datang menghampiri Christy.

"Kak Chika, aku tinggal dulu ya, gak apa-apa kan?"

"Gak apa-apa dek, sana ke Cici dulu takutnya urgent banget."

Kemudian Christy bergegas menghampiri Ci Shani bersama Muthe di sampingnya, sedangkan Chika menghabiskan sisa mie yang tinggal sedikit lagi. Setelah itu, ia memainkan ponselnya, entah melihat sosmed ataupun melihat chatting yang masuk.

Saat membuka twitter ia melihat kehebohan orang-orang di sana, kehebohan yang membuatnya menatap orang yang sedang dibicarakan di sosial media itu. Tak sengaja matanya menatap orang yang ternyata menatapnya, ia seakan bertanya keadaan orang itu dan dijawab dengan senyuman tipis oleh gadis itu.

"Kenapa sih suka banget ngurusin hidup orang?" dumel Chika pelan membaca twitter yang ramai itu.

***

Setelah merasa cukup bermain game, akhirnya Zee mengeluarkan akun gamenya dan beralih melihat-lihat sosial media. Awalnya ia biasa saja, tersenyum, dan terkadang terkekeh pelan melihat tweet-tweet lucu yang muncul di berandanya, sampai akhirnya ada sebuah tweet yang membuat dirinya terdiam dan merenung.

Sebuah tweet yang ternyata sangat ramai dan itu menyangkut dirinya, ia menatap Chika berharap gadis itu tidak membaca tweet yang dibacanya. Akan tetapi ternyata Chika juga sedang menatapnya dan seperti bertanya keadaannya. Zee hanya bisa tersenyum sebagai balasan dari pertanyaan Chika, apalagi saat melihat gadis itu mendumel entah apa.

"Sha, aku ke Kak Chika ya. Kamu gak apa-apa aku tinggal?"

Marsha yang memang sedang fokus bermain game melirik Zee sebentar. "Iya, Kak Zee," balasnya singkat.

Setelah itu, Zee berjalan menghampiri Chika. Ia duduk di samping gadis itu yang sudah berpindah duduk di sofa pojok. Zee menyandarkan tubuhnya ke belakang sofa, ia menghela napas panjang dan memejamkan mata.

"Gak usah dipikirkan, biarin aja orang mau berkata apa yang penting semua itu tidak benar."

"Hahaha ... Rasanya lucu aja Kak, aku diam aja selalu salah, apalagi aku muncul ya. Gak tahu deh orang maunya apa," balasnya lelah.

PEOPLE COME AND GO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang