"Marah?"
Mentari menggeleng, masih dengan menelungkupkan kepalanya di antara buku yang ia baca. "Pada ujungnya aku yang dibuat ribet, ngelupain bahagia yang ternyata milik orang lain." Ujar Mentari lesu.
Guntur berdiri di belakang punggung Mentari, enggan ikut duduk, takut mengusik gadis di depannya itu.
"Maksudnya?" Dahi Guntur mengkerut.
"Bahagiaku diambil dia, raga yang kamu panggil kekasih."
Tangan Guntur terulur menyentuh pucuk kepala Mentari. "Kamu kenapa? Ngomongnya ngawur, aku nggak ngerti." Tanya Guntur lembut.
"Mereka ngetawain aku karena deket sama kamu, Guntur." Suara Mentari sedikit parau, sepertinya dia sedang menahan tangis.
"Itu hanya ada dipikiran kamu aja, Tari." Ujar Guntur mencoba menenangkan. "Aku pergi dulu aja ya, Tar. Kayaknya kamu lagi butuh diri kamu, bukan aku."
Mentari menghela nafas panjang, lalu mengangguk lemah. "Itu yang harusnya kamu lakuin dari awal, Tur."
.
.
.Holaaa!! Ini cerita pertamaku.
Semoga kalian sukaak
Vote dan comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guntur di kala Mentari
Teen Fiction(Jangan lupa follow dulu baru baca) "Jika pagi butuh malam untuk bertemu, aku hanya butuh tersenyum lalu menangis untuk membencimu." -Mentari Himawan. Mengenal Guntur membuat Mentari merasa jingga, saat cerahnya bertemu gelap. Kisah bahagia yang di...