Dari awal pertemuan, perasaan jatuh itu sudah menjadi pilihanku ke kamu.
_________________________________
Aroma bumbu beradu dengan asap cukup membuat hidung risih. Tapi apalah daya, perut lebih menderita kalau mereka tidak datang mengisi tenaga untuk melanjutkan rutinitas. Bersyukur kantin tidak seramai biasanya, walaupun masih tetap mengantri.
"Sebenernya Lo sama Guntur udah pacaran, Tar?" Tanya Nara sambil menyicip kuah mie ayam.
"Iya Tar. Gue juga bingung ngertiin hubungan Lo." Timpal Caca yang datang dengan nampan berisi empat gelas es teh.
"Enggak Ra, Ca. Gue sama Guntur temenan kok." Jawab Mentari.
"Temenan pake aku kamu? Yakin Lo Tar cuma temenan?" Tanya Diva.
"Iy---iya yakin. Guntur yang minta. Katanya Lo gue terlalu kasar."
"Udah ngerasa cantik Lo?!" Seru Erica tiba-tiba berdiri di depan meja Mentari bersama teman-temannya.
Erica Valeria, cewek blasteran Indonesia - Jerman ini menjadi primadona SMA Ekadanta. Cantik? Bahkan wajahnya begitu pas dengan semua anugerah ukiran terbaik tuhan.
Mentari mengeryit bingung. Dia tidak mengerti mengapa Erica selalu sinis kepadanya. Mentari juga merasa tidak pernah mengganggunya.
"Guntur deketin Lo cuma mainin Lo doang." Ejek Erica.
Mentari semakin bingung mendengar Erica menyinggung nama Guntur.
"Jadi mulai sekarang belajar sadar diri." Ujar Erica lagi yang langsung disusul senyuman remeh teman-temannya.
"Terus hubungannya sama Lo apa? Lo ngomong kayak gitu ke Mentari." Cecar Diva mengangkat satu alisnya.
"Gue cuma nasehatin temen Lo, biar nggak goblok." Balas Erica menusuk.
"Maksud Lo apa?" Tanya Diva tenang mencoba untuk tidak emosi.
Ingin sekali Diva menyiramkan sambal ke wajah Erica saat ini juga.
Erica menyadari perbincangannya saat ini menjadi pusat perhatian. Dia mencodongkan tubuhnya berbisik ke arah Mentari. "Jauhin Guntur, kalau Lo nggak mau sakit hati." Peringatnya tersenyum dan pergi begitu saja diikuti teman-temannya.
"Kenapa sih, dia?" Tanya Nara heran. "Dia bisikin Lo apa, Tar?" Nara penasaran.
"Dia nyuruh gue jauhin Guntur." Jawab Mentari jujur.
"Jauhin Guntur?" Beo Nara. "Kenapa? Dia suka sama Guntur?"
Mentari mengangkat bahunya. "Enggak tahu."
"Lo ada masalah, Tar sama dia?" Tanya Caca pada Mentari, dan langsung dibalas gelengan cepat Mentari.
"Hati-hati, terlalu manis juga bakal kerasa pahit." Ingat Diva.
Mentari diam, mengerti arti perkataan Diva.
"Gosip kedekatan Lo sama Guntur udah kesebar satu sekolah, Tar." Tambah Diva.
"Siapa sih yang nggak kenal Guntur Dewangga? Pemilik followers terbanyak disekolah ini. Sampai adik kelas yang baru MOS kemarin aja udah pada kenal sama Guntur. Banyak yang nyapa juga." Ujar Nara ikut menjelaskan ketenaran Guntur.
Mentari meringis mendengarnya. Guntur memiliki kharisma yang luar biasa. Mentari sedikit takut dengan gosip yang beredar tentangnya dan Guntur. Pasti akan ada banyak cewek yang tidak suka kepadanya.
Termasuk Sherly dan Erica?
"Bentar deh, Tar. Lo tadi ngomong alasan Guntur pake aku kamu biar nggak kedengaran kasar? Lah kalau alasannya gitu kenapa ke Lo doang?" Tanya Caca tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guntur di kala Mentari
Ficção Adolescente(Jangan lupa follow dulu baru baca) "Jika pagi butuh malam untuk bertemu, aku hanya butuh tersenyum lalu menangis untuk membencimu." -Mentari Himawan. Mengenal Guntur membuat Mentari merasa jingga, saat cerahnya bertemu gelap. Kisah bahagia yang di...