Chapter 6 : Tokoh Utama

123 14 2
                                    

Kamu menarikku masuk ke dalam cerita jingga, yang tokoh utamanya saja aku nggak tahu siapa.

____________________________________

Mentari baru saja keluar dari kelasnya. Dia berjalan menuju parkiran bersama Diva. Mereka akan mengerjakan proposal penelitian yang akan dilombakan untuk mewakili sekolah. Sebenarnya ini adalah lomba terakhir untuk mereka, karena akan keluar dari ekstrakurikuler KIR yang akan dilanjutkan dengan anggota baru adik kelasnya.

Mentari dan Diva sering ditunjuk sebagai partner karena kerap menghasilkan beberapa penghargaan untuk ide-ide mereka. Tahun ini mereka kembali dipercayai untuk mewakili sekolahnya.

"Kita ke cafe Aurora aja ya, Tar?" Ujar Diva.

"Boleh tuh, nggak jauh juga kan dari sini?"

"Iya, sekalian makan dulu sambil cas laptop Lo."

"Oh iya, bentar gue cek charger nya." Mentari mengobrak-abrik isi tasnya.

"Ehhh, Guntur tuh!" Seru Diva melihat Guntur mengeluarkan motornya yang terparkir tidak jauh dari mobilnya.

Mentari mengikuti arah pandang Diva. Dia mengangkat tangannya tersenyum hendak menyapa saat Guntur akan melewatinya. Tapi, Guntur hanya menatapnya dengan tatapan tak selera dan melewatinya begitu saja. Mentari menurunkan tangannya bingung.

Diva melirik Mentari yang terlihat kecewa. "Kalo Guntur nggak bisa kasih ketegasan buat Lo seenggaknya Lo sendiri bisa keluar dari tanda tanya itu Tar, Lo layak dapet cowok lebih dari Guntur."

Mentari tersenyum. "Dia nggak ngeliat gue kali, Va."

"Lo jangan belain dia terus, Tar. Jelas-jelas gue liat Guntur natap Lo. Nggak mungkin dia nggak liat." Decak Diva.

Melihat Mentari diam, Diva jadi merasa bersalah atas ucapannya.

"Bukan gitu maksud gue, Tar." Ucap Diva tidak enak.

"Santai aja, Va. Yuk berangkat sekarang?" Ajak Mentari tersenyum.

"Yuk, biar nggak kemalaman juga." Ujar Diva sambil merangkul Mentari. "Cukup penelitian ini aja yang buat Lo stress, Guntur skip dulu sampe dua minggu depan." Bisik Diva menggoda Mentari langsung berlari menuju mobilnya meninggalkan Mentari.

"Diva sialan Lo!!!" Teriak Mentari.

****

"Dari siapa?" Tanya Guntur kepada Erica.

Erica sedang ada dirumahnya. Bukan tanpa alasan, dia mendapatkan telfon dari Ratna untuk mengecek keadaan Guntur karena Arga dan Jenar berada di Swiss sudah dua bulan lebih. Erica memang sudah mengenal keluarganya Guntur. Jenar adalah seorang chef yang kerap dipanggil untuk mengisi juri di salah satu kompetensi masak di Swiss. Arga juga ikut menemani.

Dengan senang hati Erica mengiyakan permintaan Ratna. Erica pikir kapan lagi bisa berduaan bersama Guntur selain di jam sekolah.

"Nggak tahu nih, kurirnya juga nggak ngomong." Ucap Erica memperlihatkan tote bag coklat ke arah Guntur. "Aku siapin dulu ya, siapa tahu di dalamnya ada nama pengirimnya." Erica langsung pergi menuju dapur.

"Astagfirullah, gini kelakuan Lo pas nggak ada Tante Jenar sama Om Arga Tur?" Tuding Davit entah sejak kapan sudah masuk kerumahnya.

Guntur melihat ke arah pintu yang menampilkan ketiga sahabatnya masuk tanpa permisi. Bahkan Raka dan Fahsya langsung duduk didepan tv lalu menyalakan PS seperti melupakan Guntur sebagai tuan rumah dan pemilik isinya.

Guntur di kala Mentari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang