EPILOG

75 13 0
                                    

******************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

******************

Usaha tidak mengkhianati hasil telah dibuktikan oleh Ghava Rajan Alanta. Laki-laki itu dengan segala perjuangannya, yang hampir mati berkali-kali untuk mendapatkan gadis seperti Zuri Alaska Cruise.

Namun bukannya menyerah Ghava semakin berambisi untuk mendapatkan Zuri. Dan kini terbayarkan walaupun Zuri masih belum mencintainya. Namun itu sudah cukup saat Zuri tak lagi menolak keberadaannya, tapi Ghava juga tak bisa menolak saat hantaman keras Zuri layangkan padanya.

Ghava menatap seorang gadis yang mengikat setengah rambutnya yang sedang melakukan eksperimen di dalam laboratorium miliknya. Bibir itu tersinggung senyuman tipis karena Zuri terlihat begitu memesona saat tengah fokus pada racun-racun buatan setengah jadi.

Zuri membalikkan badan menatap pada Ghava seraya tersenyum, melambaikan menyuruh Ghava mendekat. Ghava beranjak berjalan menuju Zuri yang menyodorkan gelas kecil cairan bening.

"Coba deh." Zuri tak menyembunyikan senyuman iblisnya saat menyerahkan cairan itu ke tangan Ghava.

"Ini apa?" Ghava menerimanya dengan tatapan penuh tanya.

"Racun Cicuta Douglasii yang gue campur sama racun Abrus Precatorius. Gue kembangin biar jadi racun baru. Nah, dengan adanya lo sekarang lo yang jadi percobaan pertama karena hanya lo yang udah pernah rasa dua racun itu." Zuri menjelaskan dengan berbinar-binar.

Selama ini Zuri tidak pernah membiarkan satu orangpun menginjakkan kakinya di laboratorium miliknya, namun untuk yang pertama kalinya dia membiarkan Ghava memasukinya. Awalnya Ghava merasa Zuri mulai menerimanya, namun sayang harapan itu harus pupus saat mengetahui tujuan dan maksud Zuri yang sebenarnya.

"Apa nama racun baru lo ini?" Ghava masih setiap menatap wajah Zuri.

"Rosary Hell."

Ghava terkekeh. "Nama yang keren." Dalam satu tegukan racun Rosary Hell itu mengalir di tenggorokannya. Rasa manis terasa begitu Ghava menyecapnya.

"Manis." Ghava memberikan komentarnya membuat Zuri menyerit heran.

"Manis? Tapi seharusnya rasanya itu asam, gue udah cobain tadi. Atau jangan-jangan salah racun yang gue kasih?" Zuri bergumam dengan kening berkerut.

Ghava tidak bisa menahan senyuman di bibirnya. Nyatanya yang Ghava rasanya adalah asam seperti yang Zuri katakan, namun saat melihat wajah penuh harap Zuri seketika asam itu menjadi manis.

"Lo yang manis, bukan racunnya." Zuri memutar bola mata lalu membalikkan badan.

"Efek racun Rosary Hell ini apa?"

"Gue nggak tau. Karena yang gue kasih tadi bukan racun, tapi lemon."

"Hah?"

Zuri berdecak kemudian menatap Ghava. "Ya mana bisa gue biarin masa depan gue sekarat, apalagi di laboratorium gue sendiri. Racun Rosary Hell adalah dua campuran racun yang berbahaya, bahkan hanya dengan 1 ml yang diteguk lo udah ketemu sama yang di Atas."

"Jadi lo nggak mau masa depan lo sekarat." Ghava tersenyum malu. Zuri lagi mendengus. Dari sekian penjelasannya hanya itu yang tertanam di otak laki-laki itu.

"Kasih gue ciuman!"

"Apaan? Nggak ada!"

Nahkan, kemesuman Ghava keluar. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya lalu tersenyum hingga matanya melengkung sipit. "Remember Zuri, it wasn't a question but a statement, so there was no rejection."

Zuri pasrah saat Ghava mulai menciumnya. Namun di tengah-tengah yang mereka lakukan, bisikan Ghava berhasil membuat Zuri tersenyum namun tak dirasakan oleh Ghava.

*****************

*****************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

09/10/2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hemlock Water DropwortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang