Mahasiswa kelompok 1 jurusan hukum udah pada siap dengan barang bawaannya hari ini. Mereka pada bawa tas segede gaban. Ada juga yang bilang isinya dominan ke makanan daripada baju. Soalnya makanan itu nomor satu, kalau nggak nemu warung di desa kan bisa berabe. Mau pesan online takutnya nggak ada sinyal.
Beberapa bus yang akan membawa mahasiswa KKN udah parkir rapi di parkiran luas kampus. Masing-masing bus udah tertulis nama kelompok agar para mahasiswa nggak salah masuk Bus.
Zeora serta lima teman-temannya satu kelompok, mereka masuk ke dalam bus yang sama dan mengambil duduk di belakang sebelah kiri. Zeora berbarengan sama Viola, Nayra sama Alma sedangkan Alesha sama Victor. Biasalah yang satu itu ganjen pengen ngobrol-ngobrol sama cowok.
Bus kecil itu pas menampung jumlah kelompok mereka, ditambah satu dosen pembimbing yang akan duduk di depan. Setelah semuanya lengkap di dalam bus, kendaraan itu pun akhirnya berangkat satu persatu. Dan bus yang ditumpangi anak hukum 1 berangkat ke desa Agabintara. Perjalanannya sih lumayan lama. Sekitar 3 jam untuk sampai di desa terpencil tersebut.
Sembari menikmati perjalanan, tidak mungkin rasanya mereka cuma berdiam diri. Ada si Victor si paling heboh di bus. Bersama dengan Alesha yang tidak tahu malu mereka karaokean bareng. Yang lain jadi ikut-ikutan karena semangat mereka. Ada pula yang tertidur di perjalanan sambil menyumbat telinga menggunakan earphone, dia terlalu malas buat menikmati perjalanan ini. Ada juga yang ghibah dan selfie-selfie dalam bus.
Sedangkan Zeora sendiri hanya diam termenung, kedua manik matanya menatap kosong ke luar jendela. Kedua tangannya terlipat di depan dada karena ia tambah kedinginan. Berangkat jam 7 pagi hari masih begitu dingin, ditambah dengan angin sepoi-sepoi yang masuk dari jendela membuat Zeora menggigil. Mau ditutup jendelanya tapi nggak mau. Katanya sih pemandangan bakal terhalang.
“Diem-diem aja lo, Ze.” Viola menyikut lengan Zeora. Gadis itu lantas menoleh.
“Ngantuk,” gumamnya. Ya, perjalanan ini memang membuat mata mudah mengantuk. Dia udah coba buat tidur tapi nggak bisa, temen-temennya terlalu berisik.
“Masih pagi juga. Mending ikutan nyanyi bareng mereka.” Viola menaik turunkan alisnya, tersenyum lebar sambil joget-joget di depan Zeora.
“Nggak mau ah, males.” Zeora membuang muka membuat Viola menghela napas.
“Ze, bawa apa aja lo?” tanya Viola. Lebih baik dia mengajak Zeora ngobrol daripada temannya itu diam-diaman aja. Lagi pula Viola juga udah capek nyanyi-nyanyi bareng yang lain. Harus simpan tenaga buat nanti.
“Bawa diri,” balas Zeora acuh tak acuh, kemudian gadis itu diam-diam menyunggingkan bibir.
Merasa dirinya dipermainkan, Viola mencebikkan bibir. Iya, tahu bawa diri, dia juga bawa diri. Seenggaknya yang spesifik dikit gitu lho.
“Yee, lo mah! Maksud gue lo bawa makanan nggak?” tanyanya lagi.
“Kenapa? Mau minta lo?” Sekali lagi Viola mencebikkan bibirnya kesal. Si Zeora kadang-kadang juga bikin orang gampang emosi.
“Tau ah! Males gue ngomong sama lo.”
Zeora hanya tertawa kecil, Viola kini menyibukkan diri dengan ponsel. Lagian orang ngantukkan kayak Zeora diajak ngomong, mana mau dia, moodnya lagi nggak baik.
Zeora berdiam diri lagi, Viola tak mengajaknya ngobrol. Sudah satu jam perjalanan, Zeora mulai merasakan pusing di kepalanya, perutnya terasa mual hingga dia nggak punya energi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lecturer secret wife
Romance"Tutorial biar nilai gue bagus di mata kuliahnya pak Shaka!" "Nikahin tuh dosen." Hanya cerita ringan antara dosen dan mahasiswinya yang merangkap sebagai pasutri gaje kalau lagi di rumah. ----- n) cerita murni hasil karangan sendiri! Plagiat dilara...