19. Obrolan santai

1.4K 51 2
                                    

Sekitar kurang lebih dua mingguan Shaka di rumah sakit, akhirnya dia udah dibolehin pulang. Dua pasutri itu udah balik dari rumah sakit dari tiga hari yang lalu. Meski Shaka masih harus banyak istirahat di rumah, belum boleh melakukan berbagai aktivitas termasuk mengajar ke kampus. Paling-paling kalau ada jadwal ngajar, Shaka cuma ngasih tugas.

Kebetulan hari ini Zeora nggak masuk kuliah, dia punya banyak waktu buat berduaan sama Shaka, bisa ngerawat Shaka dan lain-lain. Seperti yang dilakukan kedua pasutri itu siang-siang begini di ruang tengah, mereka lagi latihan sidang buat skripsi Zeora. Tentu saja itu kemauan Shaka agar istrinya itu lebih mendalami proposal, dan langsung dinyatakan lulus.

Padahal hari ini Zeora pengennya males-malesan sambil nonton drama korea. Ya jelas suaminya nggak bakal izinin ketika dia sebentar lagi akan melakukan sidang.

"Apa yang ingin kamu ketahui tentang tata cara penggunaan Pasal 26 undang-undang nomor.6/2014 tentang perdagangan, dari prosedural hingga substansif?" tanya Shaka berperan sebagai dosen penguji.

Sebelum menjawab, wanita itu berdehem sejenak. Seakan pertanyaan itu mudah untuk dijawab. "Secara prosedural, Pasal 26 undang-undang nomor.6/2014 tentang perdagangan mengatur tentang prosedur yang harus dilakukan oleh para pihak dalam transaksi perdagangan. Sedangkan dari segi substansif, Pasal 26 undang-undang nomor.6/2014 tentang perdagangan mengatur tentang hak dan kewajiban pihak yang terlibat dalam transaksi perdagangan."

Shaka mengangguk-angguk, lalu beralih ke pertanyaan berikutnya.

"Jelaskan mengapa kamu memilih judul penelitian ini?"

"Dari Bapak Shaka dong." Zeora cekikikan sendiri. Pengen banget kalau nanti sidang jawabnya begitu. Tapi udah jelas dia dia nggak bakal lulus.

"Ya, nggak gitu jawabnya. Mau nggak lulus?" Shaka menyentil pelan kening Zeora gemas.

"Becanda deh."

Zeora berpikir sejenak. "Saya memilih judul penelitian ini karena saya merasa topik tersebut belum banyak diperbincangkan di Indonesia, sedangkan saat ini kita berada di era globalisasi dimana perdagangan antar negara menjadi lebih mudah dan seringkali dilakukan. Oleh karena itu, saya percaya bahwa topik ini berpotensi untuk dibahas lebih intensif dan mendalam."

"Bagus." Zeora tersenyum dengan satu pujian itu.

"Alasan menggunakan teori ini dibandingkan teori lain?"

"Saya memilih teori ini karena selain dapat memudahkan dalam menjelaskannya, juga teori ini dapat memberikan penjelasan yang baik tentang permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Terlebih lagi, teori ini juga dapat menjadi referensi yang baik untuk penelitian lain yang berhubungan dengan tema yang sama."

"Bagaimana cara kamu memperoleh data?"

"Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, saya menggunakan metode survei dan wawancara dengan responden. Dalam metode survei, saya mengirimkan kuesioner yang sudah disiapkan secara online. Dalam metode wawancara, saya berhasil mendapatkan data dengan cara berbicara tatap muka dengan responden dalam waktu yang ditentukan."

"Oke, kerja bagus, sayang," puji Shaka sambil mengacak rambut Zeora.

"Kira-kira aku bakal lulus nggak ya?" tanya wanita itu udah deg-degan duluan sebelum hari H menuju sidang.

"Pasti bakal lulus, kamu harus percaya sama aku." Shaka membalas dengan keyakinannya.

Zeora tersenyum, apapun yang dikatakan suaminya, dia percaya itu akan terjadi. Setidaknya Zeora juga harus banyak-banyak berdoa demi kelancaran sidang dan berusaha mendapatkan gelar S.H.

"Pokoknya kamu harus dateng ya. Jangan sampai absen." Zeora menyandarkan kepalanya dibahu Shaka. Memeluk pinggang lelaki itu dengan sayang. Zeora penuh harap, berharap saat dia sidang ditemani oleh Shaka, berharap saat ia wisuda nanti ada Shaka di sampingnya. Masa bodo jika satu universitas tahu hubungan antara keduanya. Zeora udah nggak peduli lagi. Yang jelas, momen bahagia mereka nggak boleh terlewatkan.

Lecturer secret wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang