13. Kejahilan Alma

1.5K 64 0
                                    

Nayra Anindita Grazelin, si cewek genit yang selalu berdoa sama Tuhan agar cepat dikasih jodoh. Mau Tua, Muda, Miskin, Kaya nggak masalah yang penting ganteng, itu aja. Nggak muluk-muluk kok. Tapi sepertinya Tuhan belum mau mengabulkan. Efek banyak dosa.

Lalu Tuhan mempertemukan dia dengan Alma Ansaira, si cewek yang punya banyak kenalan cowok di kampus ini. Dengan adanya Alma, Nayra berharap bisa dapet jodoh setelah waktu itu dia dikenalin sama salah satu cowok.

Disinilah dia sekarang berada—di samping lapangan futsal menunggu kedatangan cowok yang udah dikenalin Alma. Beberapa kali Nayra memperhatikan diri di cermin, bibirnya itu udah lima kali dipolesim lipstik warna merah muda, rambut udah berkali-kali dirapihin. Pokoknya penampilan dia sekarang udah perfect.

“Hallo, Nayra ya?” Suara berat cowok dari arah belakang punggungnya mulai terdengar, Nayra mulai mesem-mesem nggak jelas. Dari suaranya aja udah halus banget.

Sebelum melihat wajah cowok itu, sekali lagi Nayra merapikan anak rambutnya. Lantas, membalikkan badan, sedetik kemudian senyum dibibirnya langsung memudar. Ekspektasi jauh dari realita.

“Pengemis mana lo?” tanya gadis itu menatap judes laki-laki berkacamata, rambut rapi, dan berpakaian kemeja yang dimasukkan ke dalam celana. Satu kata yang ada dibenak Nayra saat ini. Culun!

“Astaghfirullah, jahanam banget mulutnya.” Laki-laki itu geleng-geleng kepala. Agak jleb dikatain sama calon pacar.

“Gue Rean, anak jurusan DKV. Kata Alma lo mau kenalan sama gue.”

Nayra melongo. Nggak, nggak! Tolong bilang ke dia ini cuma prank, Bilang kalau bukan cowok culun ini yang bakal dikenalin ke dia.

“Anj—sialan!” Gadis itu mengumpat. Keinget kalau Alma itu orangnya kadang-kadang jahil. Pasti dia beneran di kerjain nih.

“Lo cantik.” Rean tersenyum memuja. Tapi Nayra bergidik ngeri.

“ALMARHUUUUM!”

Sementara itu di kelas, seakan tahu apa yang akan terjadi sama nasib Nayra, Alma puas ketawa sendiri sampai susah buat berhenti. 

“Kenapa nih bocah, ketawa mulu dari tadi?” Alesha mulai kesal, sejak tadi ngeliat Alma aneh banget.

“Lagi bahagia kali,” sahut Viola sambil makan kuaci.

“Lo mau tahu nggak si Nayra kemana?” Alma mulai berhenti ketawa setelah menetralkan deru napasnya.

“Kemana?” sahut Alesha.

“Lagi kenalan sama cowok culun di samping lapangan.” Kemudian dia terbahak lagi.

Viola sama Alesha refleks ikut ketawa, sedangkan Zeora cuma geleng-geleng kepala. Si Alma jahilnya diluar nalar.

“Sialan ngakak! Jahat banget lo, Al,” ucap Alesha terbahak.

“Lagian siapa suruh minta jual nama. Makan tuh Rean.” Ya, cowok yang terbesit di kepala Alma waktu itu cuma Rean. Anaknya cupu, penakut, tapi lumayan cakep kalau kacamatanya dibuka, anaknya pinter desain, selalu dipuji-puji dosen, tapi mahasiswa yang selalu iri selalu cari gara-gara sama dia.

“Kepo sama ekspresinya,” gumam Zeora ketawa miris dalam hati. Kasian banget temennya yang satu itu.

“Bentar lagi juga datang.” Alma bersedekap dada dengan santai.

Tak lama kemudian, suara cempreng Nayra udah mulai kedengar. Alma sigap berdiri dari duduknya—niatnya mau menjauh dari amukan Nayra.

“ALMAAA!” Di depan pintu suara Nayra memekik nyaring. Hampir membuat seisi kelas terlonjak kaget.

Lecturer secret wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang