15. Syarat acc

1.8K 67 0
                                    

Warning! Bab ini ada konten 18+ nya, kalau nggak nyaman baca mending skip aja oke, terutama buat para bocil, hehe...

____________________

Bulan ini Zeora udah memasuki semester akhir. Dimana ia kini disibukkan dengan menyusun skripsi untuk syarat kelulusannya.

Beberapa bagiannya udah Zeora kerjain, tapi cuma satu yang jadi masalah. Judulnya. Udah tiga hari ini Zeora pusing karena mikirin judul yang tepat buat skripsinya. Dia udah sampai nanya temen, bahkan mbah google tapi nggak ada yang srek sama keinginan dia. Dan satu hal yang ditakutin Zeora, dia takut kalau dosen pembimbingnya nggak langsung nge ACC judul skripsinya. Makin tambah rumit.

Zeora melipat kedua tangannya di atas meja, kemudian menumpukan kepalanya disana. Zeora mulai stress. Ruang tengah yang dia jadikan tempat buat ngerjain skripsi sekarang udah berantakan. Bantal sofa udah di lantai, bungkus cemilan dan minuman kotak berserakan dimana-mana, dan remah-remah makanan yang udah dikerubungi semut. Dia cuma fokus ke layar mackbooknya, ke area sekitar nggak peduli.

Shaka yang baru keluar dari kamar langsung dibuat heran, melihat keadaan sekitar rumahnya udah berantakan. Sedangkan sang pelaku kelihatan lelah ditempat.

“Ze, kamu habis ngapain ini?” Shaka menyingkirkan beberapa bungkus makanan dari kakinya, kemudian duduk di sebuah sofa single sambil mengerutkan kening.

Zeora segera mengangkat kepala, menatap Shaka tanpa minat. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, Zeora udah mulai lelah. Namun, dia belum mau berhenti nugas karena agak nanggung.

“A', aku teh mulai stres!” serunya sambil ngerengek.

Ah, ngeliatin wajah istrinya sekarang bikin Shaka jadi gemes. Persis mirip anak kecil yangagi ngambek. 

Shaka tersenyum sambil mengusap-usap kepala Zeora lembut. “Stres kenapa?”

“Capek sama skripsi. Kenapa nggak bisa langsung lulus aja sih?” Zeora dengan tampang memelasnya.

“Setiap hal yang kita lakukan itu, pasti ada perjuangannya. Ini baru awal lho, belum lagi nanti harus sidang. Yang semangat, ya.” Shaka masih sabar buat ngadepin Zeora yang masih suka labil.

“Tapi aku udah capek. Mikirin judul berhari-hari nggak nemu... Kira-kira judulnya apa ya biar langsung di acc.”

“Apa coba?”

Zeora melirik Shaka kesal. “Ih, harusnya kamu kasih tahu ide atau solusi kek. Biar aku tuh nggak pusing-pusing mikirin judul.” Ia berharap Shaka bisa bantuin dia buat ngasih tahu judul agar tugasnya langsung di acc.

“Nggak adil itu namanya.” Shaka menjitak kening Zeora gemas.

“Ya nggak papa dong, hoki pakai jalur orang dalam itu harus dipakai sesekali.”

Shaka cuma mencibir. Meskipun Zeora itu istrinya, dia nggak akan semudah itu buat membantu. Bukannya pelit, tapi dia cuma takut kalau Zeora kebiasaan dan berakhir manja.

“Ya, A' ya, kasih tau sekali aja. Pleaseeee!”

Tapi wajah memohon Zeora kali ini membuat Shaka nggak tega. Mana mukanya udah keliatan capek, udah beberapa hari ini sering begadang.

“Boleh. Asal ada syaratnya,” kata Shaka setelah dia berpikir beberapa saat.

“Apa? Apa? Aku rela ngelakuin apa aja asal dikasih tahu.” Kedua bola mata Zeora berbinar. Harapannya besar semoga Shaka mau membantunya.

Shaka menunjuk-nunjuk bibirnya sambil senyum kecil. Membuat Zeora tercengang akan tingkah laku dosen yang satu itu. Zeora ngerti, dia minta cium, dibibir lagi. Buat Zeora yang banyak canggungnya dia merasa ini nggak bener.

Lecturer secret wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang