Part 5

607 73 77
                                    

Hari-hari berlalu, singto masih bekerja di kafe namtarn sebagai waiters, karna sikap singto belum berubah papanya belum memberikan dompet dan kunci mobilnya.

Setiap hari singto pergi bekerja bersama namtarn, ikut mobil namtarn, jika namtarn sibuk dan tak ada waktu untuk mengantar singto pulang, namtarn akan memberi singto uang agar pulang menggunakan taxi.

Hidup singto benar-benar menyedihkan beberapa bulan ini, dia tak bisa bermain-main dengan para jalang dan teman-temannya karna ia tak mempunyai uang.

Belum lagi di kafe dia selalu mendapatkan masalah, singto sering di marahi pelanggan karna tak pernah sopan, apa lagi itu saat krist ada di dekatnya. Semakin kuat kecurigaan singto jika krist adalah penyebab dirinya selalu sial.

Singto juga selalu memperhatikan interaksi krist dan namtarn, ia selalu memisahkan mereka berdua jika krist dan namtarn terlihat bersama, singto benar-benar tak rela jika adiknya menikah dengan krist nantinya.

Hari ini seluruh pegawai kafe namtarn gajian dan singto berdiri di antara para pegawai kafe tersebut.

Singto bahkan tak menyangka ternyata sudah satu bulan dia bekerja di kafe namtarn. Berarti ini gaji pertamanya, uangnya sendiri.

"Phi sing..." Ucap namtarn, membuat singto tersadar dari lamunannya.

"Ambil gaji phi di sini" ucap namtarn.

Singto tersenyum senang mendengarnya kemudian ia berjalan ke depan, namun di pertengahan jalan tanpa sengaja kaki singto tersandung oleh entah kaki entah siapa itu hingga membuat singto hampir terjatuh jika krist tak menangkap tubuhnya.

Gun tersenyum puas saat melihat singto tersandung kakinya, dia masih membenci singto hingga sekarang, apa lagi singto benar-benar sombong selama bekerja bersama mereka.

"Hati-hati, phi" ucap krist.

Singto langsung melepas tangan krist yang menahan pinggangnya agar tak terjatuh kemudian ia mendorong krist agar menjauh dari dirinya.

"Aku memang selalu sial jika berada di dekat mu!!!" Ucap singto tajam kemudian ia melanjutkan langkahnya berjalan menghampiri namtarn.

Singto mengambil amplop kecil berisi gajinya kemudian melihat isinya.

"Ini benar-benar sedikit" gumam singto.

"Itu cukup untuk para pegawai ku makan satu bulan, phi!" Ucap namtarn.

"Tidak cukup untuk ku, bisakah kamu menambah gaji ku?" Ucap singto.

"Phi ingin melakukan apa dengan uang itu?" Tanya namtarn.

"Aku ingin main bersama teman ku ke club, sudah lama aku tak bertemu mereka" ucap singto.

"Jika untuk hal yang tak penting aku tak akan menambah gaji phi, pulang sendiri menggunakan taxi malam ini, nanti aku tak sempat mengantar phi pulang" ucap namtarn.

"Minta uang taxi" ucap singto sembari menadahkan tangannya ke hadapan namtarn.

"Bukankah phi sudah gajian hari ini? Gunakan uang phi sendiri!!" Ucap namtarn.

"Uang ku akan berkurang nanti!!" Ucap singto sambil merengek.

"Belajar mandiri dan berhemat, aku pergi dulu" ucap namtarn, kemudian ia langsung pergi dari sana.

Singto berdecak kesal mendengarnya, apa yang bisa di lakukannya dengan uang yang tak begitu banyak? Singto melangkahkan kakinya pergi ke belakang, di sana banyak waiters tengah duduk sembari menunggu pelanggan datang.

Singto juga duduk di sana, namun dia sendiri karna tak ada yang mau berteman dengannya, memangnya siapa yang mau berteman dengan pria arrogant?

"Ini menu baru di kafe kita, aku ingin kalian mencicipinya lebih dulu" ucap newwie kepada beberapa waiters yang duduk di sana. Newwie bekerja di bagian dapur.

Mr. Annoying ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang