Part 31

559 59 65
                                    

Beberapa bulan berlalu, perut singto semakin membesar sekarang, sebentar lagi dia akan melahirkan. Singto tak mempunyai kegiatan lain, ia hanya berada di rumah setiap hari.

Jika dia merindukan krist, singto akan pergi ke kafe mengganggu sang suami bekerja.

Saat ini singto tengah berkutat di dapur, tengah memasak sesuatu untuk makan siangnya. Terdengar suara pintu di ketuk membuat singto menghentikan kegiatannya, ia berjalan menuju depan dan membuka pintu melihat siapa yang datang.

"Papa" ucap singto saat melihat kehadiran papanya. Karna tak biasanya papanya ke rumahnya.

"Silakan masuk, pa. Ada apa papa ke sini?" Tanya singto.

Tuan richard masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya tuan richard.

"Aku memasak sesuatu untuk makan siang ku" ucap singto.

"Dimana krist?"

"Dia bekerja, pa"

"Apa dia memperlakukan mu dengan baik? Bagaimana kabar cucu papa di perut mu?"

"Ya, dia memperlakukan ku dengan baik. Cucu papa sehat, dia sering menendang perut ku" ucap singto bahagia sembari mengusap perutnya.

Tuan richard tersenyum mendengar itu.

"Ada yang ingin papa bicarakan" ucap tuan richard.

"Apa?" Jawab singto.

"Bagaimana jika setelah kamu melahirkan kamu bekerja di perusahaan papa? Papa tahu keuangan kalian tak begitu baik. Kamu bisa membantu suami mu dengan bekerja di sana. Lagi pula perusahaan sangat membutuhkan penerus, sing" ucap tuan richard.

Singto terdiam mendengarnya, ia berpikir keras untuk itu, benar.. selama ini keuangan mereka sangat pas-passan, jika dia bekerja mungkin itu bisa meringankan beban krist sedikit.

"Aku mau" ucap singto.

"Apa tak mau membicarakan ini dengan krist dulu?" Ucap tuan richard.

"Ya, aku akan membicarakan ini nanti" ucap singto.

"Baiklah, hati-hati saat berada di rumah sendiri. Papa kembali ke kantor dulu, sering-sering main ke rumah, namtarn sepertinya merindukan mu" ucap tuan richard.

"Ya, pa" ucap singto sambil tersenyum.







****
Pukul 10 malam krist pulang bekerja, singto sudah menunggu kedatangan krist di kamar sekarang. Ia belum bisa tidur karna merasa sangat merindukan krist.

Saat krist masuk ke dalam kamar, singto tersenyum senang menatap kedatangan sang suami. Singto langsung beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri krist.

"Aku merindukan mu" ucap singto sambil memeluk krist.

Krist tersenyum mendengarnya, ia membalas pelukan singto. Kini pelukan keduanya sudah tak seerat dulu lagi karna perut besar singto yang menghalangi.

"Aku juga merindukan phi sing" ucap krist.

Krist mengecup kening singto singkat kemudian melepas pelukan mereka.

"Aku mandi sebentar" ucap krist.

"Baiklah" ucap singto.

***
Beberapa menit di kamar mandi, kini krist keluar dengan hanya menggunakan handuk yang menutup bagian bawahnya. Krist tak menggunakan pakaiannya, ia langsung berjalan ke ranjang dan duduk di tepi ranjang di samping singto.

"Di sana baju dan celana mu" ucap singto.

"Selain merindukan phi sing, aku juga merindukan baby" bisik krist di dekat telinga singto.

"Ugghh..." Lenguh singto saat krist memberikan gigitan kecil di telinganya.

Ciuman krist mulai berpindah ke pipi singto kemudian ia mengecup bibir singto dan menciumnya dengan lembut, tangan krist meraba tubuh indah sang suami sembari membuka satu persatu pakaian yang menempel di tubuh singto.

Permainan panas baru akan di mulai, singto membuka lebar kakinya mempermudah krist memulai penyatuan mereka. Desahan dan erangan mulai mengisi kekosongan kamar, suara kecipak dari benturan kulit keduanya juga mulai terdengar nyaring.

Hampir dua jam berlalu kini keduanya menyudahi permainan mereka, singto terbaring lemas sedangkan krist membersihkan sisa sperma bekas permainan mereka.


****
Krist duduk di ranjang sembari bersandar di kepala ranjang sedangkan singto terbaring di samping krist dengan memeluk erat tubuh sang suami, ia juga belum menggunakan pakaiannya sekarang.

"Krist" ucap singto.

"Hmm?"

"Bagaimana jika setelah melahirkan aku juga bekerja? Papa menyuruh ku untuk mengambil alih perusahaan" ucap singto.

"Aku lebih suka phi berada di rumah, apa phi tak suka hidup sederhana bersama ku? Siapa yang menjaga anak kita nanti jika phi juga bekerja? Aku masih bisa memenuhi kebutuhan kita, phi" ucap krist.

"Setidaknya nanti saat anak kita lahir, dia tak kekurangan sedikit pun, biaya hidupnya akan sangat besar krist, belum lagi jika dia sekolah nanti" ucap singto.

"Aku masih bisa memenuhi semuanya, phi" ucap krist.

"Bagaimana dengan papa?"

Krist terdiam mendengarnya, walau singto juga pria sama sepertinya tapi tetap saja singto seorang istri untuknya, krist tak mungkin menyuruh istrinya bekerja, apa lagi banyak kabar tak mengenakan saat istri ikut membantu suami bekerja.

Apa lagi jika penghasilan istri lebih besar dari suami, sang istri akan bersikap semaunya pada suaminya, anak mereka pastinya membutuhkan figur papanya, jika singto bekerja siapa yang akan memberikan itu nanti?

"Jangan bahas itu sekarang" ucap krist yang tak ingin bertengkar dengan singto.



















Tbc.

Kalian setuju ngga sih kalo singto kerja di perusahaan papanya? Entah kenapa pas gue nulis ini tiba-tiba adegan di "true love" terbayang dalam ingatan gue, wkwkw.

Di true love, singto juga kaya, krist miskin. Terus pas kerja singto bersikap semaunya sama krist, hehee :')

Mr. Annoying ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang