"Paaak, ini kok jawabannya saya gak nemu ya?" Tanya Gareth ketika mengerjakan jawaban soal praktikum untuk disalin ke dalam modul. Timothy masih ada di dalam kamarnya di lantai dua baru saja selesai mandi.
Timothy bergegas turun ke ruang tengah untuk mengecek pekerjaan Gareth. Seperti biasa, keduanya duduk di lantai beralaskan karpet di ruang tengah selepas makan malam.
Gareth sudah menghabiskan berlembar-lembar kertas buram untuk mengerjakan jawaban soal yang dibuat Timothy namun hasilnya masih belum tepat.
"Mana coba sini." Timothy meraih secarik kertas berisi soal yang ditulis tangan olehnya.
Timothy meraih sebuah pensil dan mulai mengerjakan jawabannya. Sementara Gareth kembali sibuk dengan laptopnya.
Dalam waktu lima menit saja, Timothy sudah menyelesaikan soal yang tadi diberikan Gareth.
"Nih gini jawabny....aa." Ia menoleh ke arah Gareth, seketika itu juga ia terdiam. Jantungnya seolah berhenti berdegup ketika sadar wajah Gareth hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajahnya.
"Kamu ngapain?" Tanya Timothy. Gareth tak bergeming, Ia menatap Timothy tajam sambil sesekali komat kamit.
"Gareth, you okay?" Tanya Timothy. Lelaki itu mulai panik. Ia menepuk pipi Gareth beberapa kali sambil memanggil namanya.
"Got it!" Gareth tiba-tiba kembali pada laptopnya dan mengetik panjang lebar disana.
Timothy yang masih heran mengintip layar laptop Gareth dan memperhatikan apa yang dikerjakannya.
"Nah! Gini kan!" Seru Gareth memutar laptopnya ke arah Timothy.
Timothy mengelus pelan dadanya sendiri. Ia merasa lega karena Gareth baik-baik saja. Ia meraih sebuah botol air mineral lalu membukanya dan meneguk isinya banyak-banyak.
"Astaga... kamu tuh seneng banget bikin saya jantungan sih!" Timothy mengomel. Gareth cemberut lalu kembali ke posisi duduknya.
"Saya pikir, tadi kamu mau cium saya loh." Lelaki yang lebih tua menoyor dahi Gareth dengan telunjuknya. Gareth kembali mendekat.
"Terus, kecewa gak? Karena saya gak jadi cium?" Gareth menyunggingkan senyum licik di bibir tipis nya. Senyum yang sangat mengintimidasi lawan bicaranya.
"Jangan ngaco kamu, kerjain. Nanti keburu malam." Timothy memutar kembali laptop milik Gareth lalu beranjak dari tempatnya menuju balkon lantai dua.
***
"Gak nginep lagi aja?" Tanya Timothy. Pertanyaan yang sebetulnya tak perlu dijawab karena jelas-jelas keduanya berada di depan gedung apartemen tempat tinggal Gareth.
"Lain kali, kalau naksir saya bilang aja Pak, gak usah gengsi. Saya tau saya ganteng kok." Gareth melepas sabuk pengamannya lalu membuka pintu mobil dan melangkah keluar.
Gareth membungkukkan badannya lalu mengetuk kaca mobil. Timothy menurunkan kacanya.
"Kenapa?" Tanya Timothy. Kedua alisnya terangkat menunggu jawaban Gareth.
"Cuma mau bilang, hati-hati nyetirnya. Daddy." Tanpa menunggu jawaban Timothy, Gareth berbalik dan berjalan menuju gedung apartemennya.
Sialan! Mana lucu banget lagi!
Timothy memaki dalam diam. Beruntung, Gareth tak melihat wajahnya yang merah padam.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love Song
RomanceMewGulf AU; Second Love Song Timothy (M ew) kehilangan cinta pertamanya dan betah menyendiri, sampai satu ketika seorang bernama Gareth (G ulf) mengganggu pikirannya. CW : -bxb romance story -100% fiction -Typos -Ignore timestamp -Harsh words -Age...