33. Gareth dan Keith

383 41 2
                                    

Timothy masih bersandar di dada Gareth. Nafasnya masih tersengal -sengal. Gareth hanya memeluknya sambil mengusap kepalanya agar Ia tenang.

Matahari kian meninggi. Gareth mulai merasa mengantuk. Namun melihat keadaan Timothy, Ia akhirnya memutuskan untuk bertahan beberapas saat lagi.

"Better?" Tanya Gareth. Timothy hanya mengangguk.

"Mau ku ambilkan minum?" Tanya Gareth lagi. Timothy menggelengkan kepalanya.

"Hiks...biarin aku..hiks begini.. sebentar aja..hiks.." Timothy berusaha berbicara disela nafasnya yang masih belum teratur karena habis menangis.

"Boleh...tapi.. punggungku sakit. Boleh aku tiduran? Nanti kamu bobok disini." Gareth menepuk pelan dadanya.

"Mana yang sakit sayang? Aku pasti berat ya..? Boleh sayang kamu tiduran aja." Timothy seketika panik.

"Hey, Daddy calm down. I'm okay.. cuma pegal sedikit. Dan aku ngantuk. Kamu temenin aku bobok. Aku kangen dipeluk. Kangen wanginya kamu." Gareth beringsut merebahkan dirinya di tempat tidur berukuran besar itu.

Ia menyandarkan kepala Timothy di dadanya lalu mengusapnya pelan.

"Kamu harus tidur. Ngurusin aku pasti capek banget. Maaf ya aku selalu ngerepotin kamu.." Kata Gareth pelan. Ia sendiri juga sangat mengantuk.

"Iya aku nurut sama kamu. Sayang juga pasti capek harus tidur...sleep tight baby Keith.." bisik Timothy. Ia meraih tangan Garrth lalu mengecupnya. Setelah itu keduanya terlelap.
***
Waktu menunjukkan pukul satu siang ketika keduanya terbangun karena suara bel pintu berbunyi berkali-kali.

Timothy perlahan membuka matanya yang berat, sementara Gareth masih terlelap.

Timothy turun ke ruang tamu dan membuka pintu.

"Pak, Gareth masih disini?" Nara berdiri disana bersama Bonita.

"Ada, udah baikan. Tapi masih tidur Gareth nya. Masuk dulu deh. Gak sama Mia?" Tanya Timothy meminta dua mahasiswa itu masuk ke rumahnya.

"Cici lagi ada urusan. Pak Gareth beneran udah sembuh? Kita khawatir. Bapak gak ngabarin." Kata Bonita.

"Maaf, saya juga agak kewalahan sedikit. Tapi Gareth udah jauh lebih baik kok. Cuma semalem gak tidur. Dia minta saya panggilin psikolog. Baru kelar jam 4 subuh." Jelas Timothy.

Perhatian ketiganya teralihkan pada Gareth yang tiba-tiba keluar dari kamar mengenakan piyama Timothy yang kebesaran hingga menutup celana pendek yang Ia kenakan.

Gareth masih mengucek matanya yang terasa berat.

"Daddy..." rengeknya. Tentu saja Timothy langsung berlari menghampirinya.

"Adek lo manjalita anjir Bon." Bisik Nara sambil menyikut Bonita.

"Erotis anjir adek lo." Bonita balas berbisik.

"NARDUT! BONNIE!" Seru Gareth ketika melihat dua sahabatnya. Ia berlari memeluk keduanya.

"Bau acem ih mandi sana!" Seru Bonita. Namun tak sejengkalpun Ia melepaskan pelukan Gareth.

"Tauk nih bukannya mandi lo. Itu baju apa-apaan? Lo godain Pak Tim ya hah?" Nara mengomel tapi malah memeluk Gareth lebih erat.

Gareth melepaskan pelukannya. Ketiganya duduk di sofa ruang tengah.

"Kalian udah makan? Saya pesenin sekalian ya. Mau makan apa?" Tanya Timothy pada ketiganya.

"Mau ayaaam.." Gareth merengek lagi.

"Ayam Hainan resto nya Kong Afuk?" Tanya Timothy menyebut nama restoran langganan mereka dulu.

"Masih ada??" Tanya Gareth.

Second Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang