32. Flashback

338 40 0
                                    

20 tahun lalu. Jam 20.00

Rumah Timothy.

"Aku tidur sini ya." Keith naik ke tempat tidur Timothy, sementara si empunya kamar masih sibuk dengan mainannya.

"Besok terlambat loh.." Timothy masih tak berpaling dari mainannya.

"Ya mangkannya akku tidur disini, biar nanti kamu bangunin aku kan." Jawab Keith. Ia meraih sebuah buku di nakas dan mulai membacanya.

" Jangan baca sambil tidur Keith, nanti matamu rusak kayak mataku." Timothy akhirnya menyimpan mainannya ke atas rak di samping meja belajarnya. Lalu berjalan menghampiri Keith di tempat tidur.

"Kirain bakal lama. Nunggu kamu ngerakit mainan itu lama banget. Aku bisa tidur terus bangun lagi terus tidur lagi dan kamu masih disitu masangin kepala dakocan." Keith menunjuk rak mainan Timothy berisi banyak sekali action figure disana yang Ia rakit sendiri.

"Tapi aku kan gak pernah cuekin kamu. Tidur deh, besok aku bangunin jam tujuh." Timothy mengambil buku yang dipegang Keith lalu menyiapkan dua buah bantal di samping bantal miliknya.

Timothy berbaring lalu meletakkan lengan kirinya dibawah bantal Keith.

"Sini..." Katanya menepuk lengannya sendiri.

Keith memang terbiasa tidur beralaskan dua bantal dan berbaring diatas lengan Timothy sambil memeluk guling di sisi tempat tidur. Biasanya Timothy hanya akan memeluknya hingga Ia terlelap.

Keith berbaring, namun kali ini Ia menghadap tubuh tegap Timothy dan menatapnya.

"Mothy, kalau nanti kamu punya teman baru, kamu bakal ninggalin aku gak?" tanya Keith sambil menuliskan namanya di dada Timothy dengan telunjuknya.

"Ih kamu apaan sih nanya kok gitu. enggak lah!" Timothy berseru sambil menyentil lembut dahi Keith.

"I promise to keep you company, in every condition. One day if I'm not here anymore, you have to know I am here. Always."

Timothy mengangguk lalu menarik Keith ke dalam pelukannya.

"Jangan pergi jauh-jauh." katanya. Keith mengangguk dan mengecup hidung Timothy sebelum akhirnya terlelap.

***

Pagi menjelang, Timothy membangunkan Keith tepat pukul tujuh. Keduanya bergegas mandi. Keith kembali ke rumahnya untuk mempersiapkan pertandingan sepak bola. Sementara Timothy bersiap untuk konser recital di sekolah musiknya.

Timothy sudah berjanji akan menyusul Keith ke lapangan bola setelah selesai recital concert.

Waktu menunjukkan pukul sepuluh ketika Timothy selesai tampil di hadapan penonton termasuk orang tuanya. Ia baru saja turun dari atas panggung ketika sang Mami menghampirinya dengan tergopoh-gopoh.

"Bang, abang ikut ke rumah sakit sekarang ya! Miss, maaf Tim gak bisa mainkan lagu kedua. Kita harus ke rumah sakit." Mami Timothy memberitahu guru musik anaknya.

Ketiganya bergegas ke rumah sakit. Di jalan mami Timothy bercerita bahwa Ia baru saja di telepon Mami Keith dan bilang bahwa Keith dan papinya mengalami kecelakaan saat akan menuju lapangan tempat Keith bertanding.

Mobil mereka mengalami rem blong dan menabrak pembatas jalan di jalan tol. Keduanya terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Naas, Papi Keith meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.

Timothy menangis sepanjang jalan. Ia benar-benar takut kehilangan Keith.

Sesampainya di rumah sakit, Timothy segera berlari ke ruang ICU tempat Keith ditangani.

"Keith...Keith aku udah disini.. aku udah datang. Kamu harus sembuh dan pulang sama aku ya Keith... Kamu harus bertahan, kamu harus kuat!" Seru Timothy Ia menggenggam kuat tangan kecil Keith yang masih berlumur darah.

Keith tak bisa merespon banyak. Ia hanya bisa menatap Timothy yang menangis tersedu di sampingnya.

"Keith...kamu dengar aku kan?! Kamu pasti bisa Keith...kamu pasti bisa! kita pulang sama-sama! Aku bakal temenin kamu terus! Keith!! Keith!!" Lagi-lagi Timothy berseru memanggil sahabatnya, namun genggaman tangan Keith semakin lemah dan perlahan menutup matanya.

Sedetik kemudian seseorang menariknya menjauh dari Keith. Kondisi Keith memburuk. Luka di kepalanya sangat parah. Keith meninggal dunia hari itu.

***

Sudah dua minggu berlalu semenjak kematian Keith. Timothy merasa dunianya hancur sehancur-hancurnya. Ia mengurung diri di kamarnya, hingga membuat keluarganya khawatir.

Timothy menghabiskan waktunya menonton VHS di dalam kamarnya.

Satu hari Ia akhirnya mau dibujuk untuk makan. Timothy duduk di meja makan bersama kedua orang tuanya sambil menyaksikan berita malam.

Berita itu membahas kecelakaan yang terjadi dua minggu lalu. Ternyata dari pengembangan kasus, diduga mobil naas yang ditumpangi Keith disabotase. Kabel rem sengaja dipotong.

Timothy diam-diam ikut mengikuti perkembangan berita kematian Keith. Ia mencoba mencari tahu siapa pelaku dan apa motif pelaku dibalik kejadian itu.

Setelah dua tahun kasus itu dihentikan karena tak kunjung ada titik terang dan Mami Keith sudah merelakan semuanya. Ia lalu pindah ke Australia untuk memulai hidupnya yang baru.

Timothy kecewa, namun Ia tak bisa melakukan apa-apa. Ia lalu memutuskan untuk mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya terjadi.

Bertahun-tahun Timothy mencari berita dan fakta soal kecelakaan itu. Namun hasilnya sama saja. Tak ada titik terang. Semuannya benar-benar gelap. Dan itu benar-benar membuat dirinya tidak waras. Ingin rasanya Ia menyusul Keith. Namun Ia selalu kembali ke kesadarannya.

_end of flashback_

***


Second Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang