Epilog

366 33 8
                                    

"Sayaang...!" Timothy membuka pintu apartemen mereka malam itu. Gareth sedang duduk di dalam kamar kosong yang mereka jadikan ruang belajar.

"Kamu kok gak jawab aku sih? Hmm? Serius banget belajarnya.." Timothy berlutut lalu mencium gemas pipi Gareth.

"Mau nikah cepet ga?" Tanya Gareth tak acuh. Ia membolak balik sebuah buku dan membuat catatan.

"Mau dong... kok nanya gitu sih sayangnya aku.." Timothy sedikit merajuk sembari memainkan pipi dan hidung mancung Gareth.

"Diem mangkannya." Kata Gareth. Hal itu membuat Timothy cemberut.

"Ya aku mau nikah cepet, mau kamu lulus cepet. Tapi gak dicuekin juga Daddy nya Dek. You know how I suffer holding myself to touch you since we're moving here." Keluhnya.

Ya, sudah hampir satu bulan mereka di negeri kincir angin itu. Dan Timothy belum sekalipun menyentuh Gareth. Anak itu benar-benar menghabiskan waktunya hanya untuk belajar.

Gareth menghela nafas panjang lalu berhenti berkutat dengan buku-bukunya dan mengalihkan perhatiannya pada sang kekasih.

"Jangan marah gitu... aku kan juga gak mau kecewain Daddy... maaf yaaa Daddy..." Kini giliran Gareth yang menangkup rahang tegas Timothy dan mencium keningnya.

"Daddy bawa makan malam. Makan dulu ya Dek. Daddy suapin." Kata Timothy sambil tersenyum.

"Daddy bersih-bersih dulu aja. Biar makanannya aku panasin dulu." Gareth mengecup bibir kekasihnya.

Keduanya bangkit dan berjalan keluar dari ruang belajar mereka.

Timothy lekas berjalan menuju kamar mandi di dalam kamar tidur mereka.

Tiba-tiba Gareth berlari dan memeluk tubuh kekar lelaki itu dari belakang.

"I love you Daddy!!" Serunya riang.

"Hahaha kamu tuh suka tiba-tiba sayang... I love you too. And will always do."

Timothy berbalik lalu memeluk Gareth dan mencium bibir ranum anak itu. Di tempat baru mereka. Di hidup baru mereka.

***

Second Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang