Setelah Kian pulang, Timothy segera berlari ke kamarnya. Gareth masih duduk diatas tempat tidurnya menatap keluar jendela yang masih gelapp. Mata anak itu sedikit sembab.
Timothy berjalan mendekat. Samar-samar Ia mendengar Gareth bersenandung.
"Mothy my sunshine... my only sunshine... you make me happy...when skies are grey... You'll never know Mothy how much I love you..Please don't take my sunshine away"
Mata Timothy terbelalak. Lagu itu, lagu yang selalu dinyanyikan Keith ketika Ia sedang bersedih. Biasanya Timothy akan membawa gitar dan bernyanyi bersamanya hingga Keith merasa lebih baik.
"Keith..." Timothy memanggil nama sahabat kecilnya. Cinta pertamanya. Berharap yang duduk di hadappannya adalah Keith.
Gareth memalingkan wajahnya ke arah Timothy. Ia tersenyum lembut menatap wajah sang dosen yang diliputi kesedihan mendalam. Alisnya bekerut. Bibir merahnya bergetar. Ia terus memanggil nama cinta pertamanya yang sudah terbaring lama di pemakaman.
Gareth merentangkan kedua tangannya meminta sebuah pelukan dari Timothy. Hal itu juga sesuatu yang selalu dilakukan Keith pada sahabatnya.
"Keith..." Lagi-lagi Timothy memanggil cinta pertamanya. Ia merangkak mendekati Gareth. Air matanya sudah mengalir deras di pipinya.
Gareth tersenyum. Ia memeluk erat tubuh Timothy ketika lelaki yang lebih tua itu sampai di hadapannya. Timothy menangis sejadinya di hangatnya pelukan Gareth. Gareth hanya mengusap kepalanya pelan. Menghirup harum rambut Timothy yang masih menangis tersedu.
Ya, lelaki berumur 33 tahun itu melepas semua rindunya pada sang cinta pertama yang sudah lama berbaring di peristirahatannya yang terakhir.
"I don't know where to start. I don't know how to tell you. Because everything sounds like a bullshit.." Bisik Gareth.
Timothy mendongak, berusaha mencerna apa yang dikatakan Gareth. Gareth mengusap air mata yang membasahi pipi Timothy dengan ibu jarinya. Ia menelursuri setiap senti wajah sang dosen di hadapannya sambil tersenyum.
"I miss you.." Bisiknya. Ia tersenyum lagi.
"Tell me....what the hell is happening? tell me...." Timothy berusaha menenangkan dirinya dan bertanya pada Gareth apa yang sebenarnya terjadi.
"Aku juga gak tau. Semuanya tiba-tiba aja terjadi... Tapi aku ingat semuanya. Kamu masih simpan Luna kan. Beberapa hari lalu aku lihat di laci, waktu kamu di kamar mandi." Gareth menunjuk ke arah laci di seberang tempat tidur. Didalam sana ada sebuah boneka kucing hitam berukuran dua puluh sentimeter.
"Dan kamu masih aja selalu nyimpan satu tanganmu dibawah bantal kalau tidur. Bantalmu masih wangi chamomile, kamu masih susah tidur dan selalu bangun malam-malam. Maaf ya aku gak pernah buatkan susu coklat hangat buat kamu. Tapi aku janji nanti pasti aku akan buatkan kalau kamu terbangun malam-malam." Gareth terus berceloteh sembari mengusap-usap kepala Timothy.
Semakin Gareth bicara dan mengusap kepalanya, semakin Ia teringat Keith yang selalu melakukan hal itu ketika Ia sedih.
"Gareth, just tell me the truth. I'm tired of all of this shit.." Ia tak tahan lagi, Ia menggenggam kedua tangan Gareth erat.
"Kamu boleh gak percaya aku. It's me Tim... I'm your little Keith." Tukas Gareth. Kata-katanya membuat Timothy terbelalak kaget. Ia segera bangkit lalu duduk di samping Gareth.
Timothy tentu saja tak langsung percaya. Ia menangkup pipi Gareth meminta penjelasan. Tapi anak itu hanya tersenyum, dan lagi-lagi mengusap air mata di pipi Timothy dengan jempolnya.
"Kapan ulang tahun anjingku?" tanya Timothy.
"Tujuh belas November." Jawab Gareth yakin. Timothy tidak pernah memberitahu Gareth kalau ia dulu memiliki seekor anjing bernama Chopper.
"Apa restoran favoritku dengan Mami?" tanya Timothy lagi.
"The healthy vegan plant. Mami itu vegetarian dan sama sekali tidak makan daging, ikan, susu dan telur." Lagi-lagi Gareth menjawab dengan benar.
"Kapan opa meninggal?"
"30 September, waktu kamu kelas dua SD. Kamu dikasih tau Bu Laurence pas lagi main basket, terus kamu nangis dan cuma mau pulang sama aku. Terus kamu gak bolehin aku pulang sampai seminggu"
"Dimana makam Loli si kelinci?" tanya Timothy, Loli si kelinci adalah kelinci milik Keith yang mati tertabrak motor dan hanya mereka berdua yang tahu soal itu.
"Di bawah pohon di belakang rumah, dekat taman bunga mawar Mamiku, di sebelah kandang burung kenari punya Opaku." Gareth menjawabnya dengan lancar.
"Kamu punya bekas luka di perut gara-gara ketusuk pagar waktu aku jatuh di depan rumah kamu, dan kamu coba narik tanganku agar aku gak jatuh. Does the scar fade away Mothy?" tanya Gareth. Tangannya meraba pelan perut Timothy di sebelah kanan dekat dengan pinggangnya. Masih terasa bekas luka disana.
"Lima belas jahitan, pasti bekasnya susah hilang. Maaf ya.." Gareth mengusap bekas luka itu.
Gareth tiba-tiba meletakkan tangan kanannya di dada Timothy, lalu meletakkan tangan Timothy di dadanya sendiri.
"I promise to keep you company, in every condition. One day if I'm not here anymore, you have to know I am here. Always."
Dan tangis Timothy membahana seiring naiknya matahari di luar sana. Ia memeluk Gareth erat-erat dan tak ingin melepaskannya lagi. Ia hanya menangis sejadinya. Ia tak peduli orang akan mendengar jeritannya yang sudah lama Ia pendam.
"I miss you Mothy..." Bisik Gareth.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love Song
RomanceMewGulf AU; Second Love Song Timothy (M ew) kehilangan cinta pertamanya dan betah menyendiri, sampai satu ketika seorang bernama Gareth (G ulf) mengganggu pikirannya. CW : -bxb romance story -100% fiction -Typos -Ignore timestamp -Harsh words -Age...