Mila meraba lehernya yang masih terasa sakit sambil menatap perkelahian Galen dan Adifa. Tangannya lantas turun untuk menyentuh dada yang masih merasa sesak, padahal ia sudah dapat bernapas dengan bebas. Tak hanya sesak, ia pun merasa mual, perutnya juga terasa sakit. Entah itu akibat cekikan Galen beberapa saat lalu atau mungkin efek racun yang mulai menyebar.
Bel alarm kebakaran tiba-tiba berdering.
Mila segera berdiri, menoleh ke arah pintu yang terbuka lebar sejak Adifa menerobos masuk, lalu kembali menatap Galen dan Adifa yang masing saling serang tanpa memedulikan tanda peringatan yang berbunyi.
Adifa hendak melayangkan tinjunya, tapi gerakannya terhenti saat melihat cairan merah menetes keluar dari hidung Galen.
Lelaki awal 30-an itu mengusap hidungnya dengan menyeringai sinis, lalu menoleh pada Mila. "Racunnya mulai bereaksi, Sweetheart."
Adifa ikut menoleh pada Mila. Ia menatap khawatir pada gadis itu. Jika racun pada Galen mulai bereaksi, maka Mila pun akan mulai merasakannya.
Saat Adifa hendak menghampiri Mila, Galen lebih dulu menarik tubuhnya hingga pergulatan di antara mereka kembali terjadi.
Mila bisa melihat darah yang berasal dari luka di bagian belakang kepala Galen masih terus mengucurkan darah hingga menyebar ke punggung pakaiannya. Sejauh yang ia tahu, racun itu akan bekerja lebih cepat jika penderitanya terluka. Itu artinya racun dengan kandungan pengencer darah itu mulai bekerja sebagaimana mestinya.
Mila berniat maju membantu Adifa, menyelesaikan pertarungan agar bisa secepatnya keluar dari tempat itu, tapi langkahnya terhenti saat Ridan menyusul masuk. Lelaki itu menatap sesaat ke arahnya, sebelum menoleh pada perkelahian yang tengah berlangsung.
Ridan turut masuk dalam perkelahian hingga menjadikan itu pertarungan dua lawan satu. Mila lantas menundukkan kepala, memejamkan mata sejenak saat rasa pusing mendera kepalanya. Sepertinya, racun dalam tubuhnya pun mulai menampakkan reaksi.
Saat ia kembali membuka mata dan kembali menatap ke depan, matanya menangkap sesuatu yang mengejutkan. Gadis itu buru-buru berlari ke arah Ridan. Dengan cepat ia mengangkat tangannya untuk menahan tangan Ridan yang berniat menusuk punggung Galen--yang tengah membelakanginya--dengan sebilah pisau.
Naasnya, pandangan Mila yang tiba-tiba buram membuat tangannya yang seharusnya berhasil mencekal tangan Ridan justru meleset. Hanya saja, meski meleset, tangan kanan Mila masih sempat menggenggam dan menahan benda tajam itu sebelum mengenai Galen.
Ridan terkesiap, dan reflek melepaskan pisau dari genggamannya.
Mila meringis kesakitan karena luka panjang yang menyayat telapak tangannya. Ia lantas menatap tajam ke arah Ridan. "Jangan ninggalin jejak yang bisa mengarahkan lo jadi tersangka pembunuhan, Dan!"
"Sori ...," sesal Ridan seraya mengambil alih pisau dari tangan Mila, pisau yang beberapa saat lalu diambilnya dari pantry untuk memotong kabel gas dan menyulut kebakaran. Ia lantas memasukkannya ke saku dalam jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My True Me (END)
Mystery / Thriller17+ Setahun yang lalu, Zita tiba-tiba tersadar dan mendapatkan luka panjang dari telapak hingga pergelangan tangannya. Ia tak mengingat apa yang terjadi kala itu, hingga ia bertemu seorang mahasiswa baru yang mengenalinya sebagai "Mila". Lelaki itu...