Dua Puluh Lima

495 79 155
                                    

This part is dedicated to Altra from Altraksa (My Absurd Husband) by rizkiandst

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

This part is dedicated to Altra from Altraksa (My Absurd Husband) by rizkiandst

Mau tau kehidupan Ridan versi SMA, bisa langsung cuss kepoin Altraksa🤭

...

Ridan mendecak saat menyadari ban motornya bocor. Ia lantas menoleh pada Moza yang berdiri di sebelahnya, ikut menatap ke arah ban belakangnya yang kempes.

"Kita tambal ban dulu, ya?"

Moza menatapnya datar sambil melepas helm dari kepalanya. "Seandainya lo nggak maksa nganter gue, ban motor lo nggak bakal bocor dan lo nggak perlu repot dorong motor sekarang."

Ridan tertawa pelan mendengar keluhan Moza. "Jadi sebenernya lo merasa bersalah atau lagi nyalahin gue, nih?"

"Dua-duanya," ucap Moza seraya berjalan lebih dahulu di depan Ridan. Kepalanya celingukan mencari bengkel atau tambal ban terdekat di sekitar mereka.

Ridan mengekor di belakang sambil mendorong motornya. "Theo nganter Zita, terus lo tadi kan datang bareng gue, masa gue biarin lo pulang sendiri?"

Gadis di depannya itu terus berjalan tanpa menghiraukannya. Moza baru menoleh saat melihat sebuah bengkel, lalu memberitahukannya pada Ridan.

Bengkel Maju Jaya.

Melihat nama bengkel yang Moza tunjuk, senyum Ridan langsung merekah. Ia bahkan mempercepat dorongan motornya hingga mendahului Moza.

Ridan baru duduk di sebelah Moza setelah menjelaskan kondisi motornya pada salah satu montir. Punggungnya bersandar pada kursi tunggu. Matanya bergerilya menyusur setiap sudut tempat yang tak banyak berubah meski sudah beberapa tahun berlalu.

"Lo anak siapa sih? Ngeselin banget, baru ketemu juga!"

Suara omelan seseorang masih terekam jelas di ingatannya.

"Ririn," panggil orang itu asal-asalan usai membaca nametag di dadanya.

"Heh! Lo sekolah nyogok, ya? Bisa baca nggak sih lo?! RI-DAN! R-I-D-A-N! Bukan Ririn!" jawab Ridan sambil menunjuk tiap huruf di dadanya, lalu balas membaca nametag bertuliskan Xevano Altraksa. D di dada orang itu. "Altraksableng."

"Ngomong apa lo tadi?! Ulangin!"

"Altraksableng."

"Ngajak ribut lo?!"

Tanpa sadar Ridan tertawa mengingat kejadian konyol awal pertemuannya dengan Altra empat tahun lalu.

"Lo mendadak gila setelah dorong motor?" Pertanyaan Moza menyadarkannya dari nostalgia masa lalu.

My True Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang