Hatred (3)

184 11 13
                                    

2360 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2360 kata

Panjaaaangg lho ini.

...

Galen tak mengharapkan apa pun. Dari awal, ia sengaja tak menutupi jejaknya yang telah membunuh Rudi dan Kamila. Anggap saja itu penebusan dosa yang telah ia lakukan pada Zitania. Namun, entah harus dikatakan sebagai takdir baik atau sebaliknya, Galen justru terbebas dari semua kesalahan hanya karena kuasa yang dimiliki sang bos.

“Gue nggak berniat melepaskan anak emas yang bisa menggantikan gue memegang Heidi di masa depan.”

Seperti sebuah usaha pada umumnya, Heidi adalah kelompok yang menganut sistem monarki. Kepemimpinan akan diberikan menurut garis keturunan. Namun, terbiasa hidup dalam kubangan lumpur tak menjadikan seseorang kehilangan keinginan untuk membersihkan diri. Semakin kotor dan gelapnya sebuah pekerjaan, kadang pelakunya pun berkeinginan untuk keluar, bahkan kalau bisa memutus bayangannya sendiri guna menghapus jejak kelam kehidupannya.

Begitu pula yang bosnya inginkan. Mencuci bersih hidupnya dari semua yang berkaitan dengan Heidi agar bisa mendapatkan kehidupan ‘normal’ bersama orang-orang terkasihnya.

Galen hanyalah budak biasa. Bekerja dan tunduk pada ucapan atasan layaknya titah kerajaan. Hal itu tentu membuat dirinya harus rela dijadikan calon pengganti potensial untuk meneruskan bisnis kotor itu.

Heidi bukanlah kelompok biasa, ada kuasa orang-orang tinggi yang mengawasi di baliknya. Nyatanya, meski dikatakan sebagai pembersihan diri, sang bos tentu tak akan melakukan hal itu dengan cara yang paling bersih. Alih-alih memberikan penawaran, menjadi pengganti adalah sebuah pemaksaan. Menolak perintah sama artinya dengan menyerahkan nyawa secara cuma-cuma.

Kematian memanglah hal yang paling Galen harapkan, tapi meninggalkan Zivana bukanlah sebuah pilihan. Kebahagiaan Zivana tetaplah hal yang tak bisa ia tinggalkan. Frasa yang mengatakan jika kebahagiaan tidak melulu soal uang, sejatinya bukan kesalahan. Hanya saja, untuk mewujudkan sebuah kebahagiaan terkadang membutuhkan yang namanya uang. Seperti apa yang pernah ibu mereka lakukan, Galen tak punya pilihan lain selain tetap melakukan pekerjaan haram itu demi hidup tanpa kekurangan. Semua ia lakukan semata-mata untuk bisa mewujudkan segala hal yang Zivana inginkan.

...

Setelah dinyatakan bebas dari jerat hukum, Galen meminta Toni alias Andri untuk menemuinya. Di ruangan 2x3 tanpa celah jendela, mereka bicara empat mata.

“Keluar dari Heidi,” kata Galen, bukan permintaan, melainkan sebuah perintah.

“Kenapa? Apa aku melakukan kesalahan?” tanya Andri, bermain peran seolah dirinya bukanlah seorang ayah yang baru saja kehilangan seorang putri.

Galen sama sekali tak mengerti. Entah itu bentuk keprofesionalitasan kerja atau semacamnya, tapi bagaimana bisa Andri tetap menyamar sebagai Toni setelah apa yang terjadi pada Rudi dan Kamila?

My True Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang