Empat Puluh Tiga

196 20 26
                                    

1700 (lebih) kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1700 (lebih) kata.

Karena daku ada stok part yang bisa di update, makanya aing rajin up, tapi kalo mendadak seret dan menghilang tanpa kabar, itu artinya hamba kehabisan stok, wkwk

...

Di dalam kamar mandi, Theo menghubungi seseorang. Meminta bantuan pada orang itu untuk melacak keberadaan Sherly melalu transaksi yang gadis itu lakukan.

"Oke, thanks. Ini gue juga sambil jalan nyari Sherly," ucap Theo sebelum mematikan teleponnya

Ia lantas keluar dari kamar mandi. Di depan pintu, Adifa tengah menunggunya dengan bersandar pada dinding. Mata lelaki itu langsung mengunci begitu bertemu tatap dengan Theo.

"Siapa yang lo telepon?"

Theo hanya menatapnya tanpa minat menjawab.

"Gue rasa lo tahu sesuatu tentang surat Reinaldi, tapi lo diem aja. Jadi, jangan bikin gue curiga."

Theo menyenggih, tersenyum miring. "We're on the same side." Theo menaikkan sebelah alisnya. "Siapa yang gue telepon? It's her, 9724. Lo pasti tahu siapa yang gue maksud, kan?"

...

Beberapa bulan sebelumnya.

Adifa datang ke kantornya setelah mendapat telepon jika ada surat yang dikirim untuknya. Sebuah amplop--tanpa nama pengirim--yang juga pernah ia dapatkan setahun sebelumnya.

Ia duduk di meja kerjanya, lalu membuka amplop itu. Masih sama seperti tahun lalu, ada flash drive yang terselip di dalam amplop. Bedanya, kali ini ada secarik surat yang mengiringi kedatangannya.

Kami nggak nyangka kalian nekat merencanakan pembunuhan pada Galen, padahal kami sudah beri informasi yang cukup untuk menjatuhkan dia.

Dahi Adifa berkerut membaca paragraf pertama di surat itu. Kalimat itu merujuk pada flash drive yang diterimanya tahun lalu. Flash drive yang mencakup data informasi mengenai Galen dan kerajaan bisnisnya.

Kami akan memaklumi apa yang kalian lakukan sebelumnya. Memang bukan perkara mudah menyebarkan informasi yang akan menyeret nama banyak petinggi. Hanya saja, kami benar-benar nggak expect kalau kalian sampai melakukan pembunuhan.

Jangan berpikir kalian bisa lolos. Kalian masih bisa menghirup udara bebas karena dari awal kami sudah mengawasi kalian. Kami juga yang menyembunyikan semua bukti kejahatan kalian.

Untuk itu, kami mau menawarkan kerja sama.

Ada dokumen di dalam flash drive yang membutuhkan password untuk membukanya. Password-nya sama dengan kode brankas milik Rudi.

Lagi, alis Adifa bertaut. Bagaimana pengirim surat itu tahu soal kode brankas ayahnya?

Ada nomor yang bisa dihubungi di halaman terakhir dokumen. Hubungi nomor itu kalau kalian sudah memutuskan untuk mendengarkan tawaran kami.

My True Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang