PROLOG

835 109 131
                                    

Selamat datang di cerita pertama ku.

⭕ CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI AUTHOR ⭕

NOTE: DON'T COPY PASTE MY STORY‼️

Seorang gadis dengan pakaian kasualnya berjalan melewati koridor sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis dengan pakaian kasualnya berjalan melewati koridor sekolah. Pagi-pagi sekali dia sampai di sekolah tersebut. Dia adalah Fiona Angresianta seorang siswi pindahan dari Bandung. Hari ini dia sengaja datang pagi sekali untuk bertemu kepala sekolah sekaligus mengurus administrasinya. Saat tengah asik berjalan, tiba-tiba seseorang berlari dan tidak sengaja menabrak pundaknya hingga membuatnya terjatuh dan buku-bukunya berhamburan di lantai.

"Ehh, sorry kak. Aku nggak sengaja. kakak ngga kenapa-kenapa?" Tanya seseorang sambil membantunya mengambil buku-buku yang ada dilantai.

Tanpa menjawab pertanyaan dari cowok itu dia langsung berdiri dan bergegas menuju ruang kepala sekolah. Suasana sekolah masih cukup sepi, hanya ada beberapa siswa yang mungkin sengaja datang lebih awal untuk melaksanakan piket mereka. Dan ada beberapa lainnya datang lebih awal untuk melanjutkan tidur di sekolah. Karena takut terlambat kalau tidur di rumah. Itulah pikir Fiona ketika melewati koridor-koridor kelas menuju ruang kepala sekolah.

"Baru jam 6. Ruangan nya juga masih di kunci." Katanya pelan, sembari melirik jam dipergelangan tangannya. "Hahhh" Fiona beberapa kali menghela napas, karena lelah menunggu.

Ia melirik tangga yang menghubungkan antara lantai 1, 2, dan rooftop. Pikirannya tertuju ke sana. Dia pun melangkah menaiki anak tangga untuk menikmati suasana pagi di rooftop sekolah barunya.

Klik

Pintu penghubung ke rooftop telah terbuka.

"Ternyata gak terkunci" batinnya

Kakinya kemudian melangkah ke pinggiran dinding rooftop untuk melihat keadaan dibawah sana sekaligus menikmati pagi pertamanya di sekolah ini.

"Kalo mo bunuh diri, jangan di sini. Gue gak mau jadi saksi." Ucap seorang pria yang merasa terusik dengan kehadiran seseorang di rooftop itu.

Perlahan matanya pun terbuka sempurna, wajah tampan, mata indah, bibir tipis, hidung mancung, dan rahang yang tegas. Seolah-olah Tuhan sedang bahagia saat menciptakannya. Pria dengan seragam putih abu-abu itupun duduk bersandar di sofa tua yang menjadi tempatnya untuk tiduran tadi.

"Lo siapa? Kenapa Lo bisa ada di sini? Lo hantu?" Tanya pria tampan itu.

"Gak. Gue bukan hantu." Ucap Fiona dengan wajah datar.

"Kalo bukan hantu, Lo pasti pengen jadi hantu. Dengan meloncat ke bawah." Ujarnya.

"Gak. Gue manusia."

"Gue baru lihat wajah Lo. Lo bukan dari sekolah sini kan?"

"Hmmm. Gue pindah ke sini mulai hari ini."

Between My Revenge and Your WoundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang